Jakarta, BusinessNews Indonesia—Co-Chairman 1 Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto menyatakan, Indonesia sangat tertinggal jauh dengan Thailand dalam hal ekspor industri otomotif. Negara tersebut mengekspor melebihi 1,2 juta unit pada tahun 2016, sedangkan Indonesia hanya menyentuh angka 200.000 unit saja.
“Apalagi, Thailand hampir memproduksi seluruh tipe kendaraan yang diminati pasar negara tujuan ekspor,” kata dia di Jakarta (16/1/2018), dalam acara media briefing.
Dia menjelaskan, di pasar ekspor tersebut, kendaraan yang diminati berupa tipe sedang dan kendaraan double cabin. Sedangkan Indonesia dengan 42 anggota Gaikindo dengan 38 pemegang ATPM (agen tunggal pemegang merek), hanya bisa memproduksi kendaraan roda empat per Desember 2017, di angka 1.3 juta unit. Dari situ, angka ekspor di 200.000 unit saja.
“ Yang menjadikan keprihatin tinggi, bahwa Indonesia ini hanya sebagai jago kandang. Dalam hal ini, produksi otomotif di dalam negeri ini dengan tipe multi purpose vehicle (MPV) yang merupakan kendaraan multiguna dengan kapasitas penumpang sebanyak tujuh orang penumpang serta memiliki bagasi untuk barang,” kata dia.
Jongki menambahkan, Indonesia sebagai negara yang sangat stabil perekonomian dan politiknya, sangat berpotensial untuk meningkatkan ekspor kendaraan roda empat ke berbagai negara tujuan ekspor yang sangat potensial.
“Misalnya, Australia sudah memiliki minat membeli kendaraan roda empat dari Indonesia. Akan tetapi, apakah produsen otomotif di dalam negeri ini sudah siap dengan standar yang diterapkan para pembeli di pasar luar negeri, seperti standar Euro 5 yang diwajibkan bagi negara pembeli, baik itu dalam hal bahan bakar serta ketentuan keselamatan lain dalam Euro 5 tersebut?” kata dia.
Adapun Thailand, sudah bisa mengadopsi industri otomotifnya dengan standar Euro 5. Lagi pula negeri gajah putih ini memproduksi seluruh varian otomotif yang disukai pasar dunia.
Lanjut dia, Gaikindo menargetkan bahwa untuk tahun 2018 ini industri otomotif Indonesia akan memproduksi otomotif roda empat sebanyak 1,1 juta unit.
Berdasarkan pertumbuhan pasar dalam negeri, yang cukup signifikan adalah pertumbuhan di kendaraan jenis truk yang meningkat sebesar 45% pada tahun 2017. Ini menandakan suksesnya pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Sedangkan Senior Vice President of Mobility at Frost and Sullivan, Vivek Vaidya, menyatakan bahwa dengan semakin baiknya infrastruktur di Indonesia, tahun 2018 menjadi peningkatan penjualan kendaraan jenis truk.
“Tahun 2017 lalu, peningkatan penjualan yang sangat besar yakni 45%. Dan peningkatan penjualan truk sangat besar daripada varian lainnya,” tegas Vivek.