Jakarta, TopBusiness – PT Great Giant Pineapple atau GGP merupakan anak perusahaan Gunung Sewu Group yang bergerak di bidang makanan dan produk pertanian.
Perusahaan ini fokus memproduksi buah segar, buah olahan, makanan dan minuman kemasan seperti jus, protein dan susu sapi, serta tepung tapioka asli yang dijual dengan merek Cap Kodok, Sunpride, Re.juve, Sunpride Lyfe, Duta, dan Hometown. Perusahaan juga memproduksi produk ekspor dengan brand dari pihak luar.
Dalam penjurian TOP CSR Awards 2024 yang dilakukan secara daring, Jumat (8/3/2024), Gilang Mohammad, Manager PT GGP menjelaskan, produk makanan dan minuman PT GGP sudah tersebar di 65 negara dengan volume ekspor mencapai 17 ribu kontainer per tahun. Satu dari empat produk nanas kaleng yang beredar di seluruh dunia adalah produk GGP.
“Jika ada empat canned pineapple di retailer luar, baik di US maupun Europe kemungkinan besar satu di antaranya produk GGP dari Indonesia yang kami produksi secara sustainable,” ujar Gilang dalam presentasinya yang berjudul PT GGP’s Transformative ESG and CSR Strategy In Catalyzing Business Growth.
Hadir pula tim dari GGP antara lain Arief Fatullah (Senior Manager Sustainability), Indra Ardiyanto (Manager Corcom), Yogie (Officer) dan Nanda Dita (Officer).
PT GGP memiliki lahan perkebunan seluas 34 ribu hektare atau hampir setengah luas negara Singapura. Untuk perkebunan pisang PT GGP saat ini menjadi yang terluas di Indonesia. Sebab itu tak salah jika PT GGP memiliki visi menjadi Global Sustainable Fruit and Plant Based Company.
Menurut Gilang, dalam menjalankan proses bisnis, satu guideline atau panduan dan dibanggakan perusahaan adalah circular economy yang sudah dijalankan dalam food dan energy estate.
“Jadi dari awal produksi di plantation, baik solid maupun liquid waste-nya kami kelola kembali menjadi value added product baik itu menjadi pakan sapi, renewable energy biogas dan itu akan meng-empowering kembali manufacturing kami dan solid waste itu digunakan sebagai feed cattle, kemudian turun jadi kompos dan dikembalikan ke plantation kami,” ujar Gilang.
Inovasi CSR Unggulan
Dalam presentasinya, Gilang memaparkan soal inovasi-inovasi Program CSR unggulan yang dilakukan PT GGF dari tahun 2022 hingga sekarang. Inovasi unggulan tersebut pertama adalah Biogas (Circular Economy Model & Zero Waste Management).
“Ini merupakan pengolahan limbah cair nanas dari PT GGP dan tapioka dari PT Umas Jaya Agrotama untuk diolah menjadi biogas sebagai sumber energi alternatif dalam rangka penerapan zero waste management,” ujar dia.
Keunggulan dan manfaatnya adalah ini menjadi bukti nyata penerapan sustainability integration di dalam perusahaan. Selain itu, biogas ini mengurangi produksi limbah ke IPAL dan lingkungan dengan water excellent management. “Selain itu juga mengurangi penggunaan batubara sebagai di Power Plant sekitar 30 persen,” kata dia.
Inovasi unggulan lainnya adalah Kompos (Circular Economy Model & Zero Waste Management). Ini merupakan pengolahan limbah kotoran sapi, bromelin, bambu yang dicacah, ampas singkong dan kulit singkong untuk diolah menjadi biogas sebagai pupuk organik untuk perkebunan nanas, pisang, jambu kristal dan lainnya.
Inovasi ini menjadi bukti nyata penerapan sustainability integration di dalam perusahaan serta bermanfaat mengurangi produksi limbah ke landfill dan lingkungan. Kompos dari limbah ini juga mendukung program mengurangi penggunaan pupuk anorganik sebesar 40 persen.
Inovasi CSR unggulan lainnya adalah Regenerative & Precision agriculture.Ini merupakan upaya mengembalikan kesehatan ekosistem kebun yang fokus kepada peningkatan kesehatan tanah, water sustainability peningkatan biodiversity dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
“Program ini di-support dengan penggunaan teknologi untuk mendapatkan hasil yang lebih presisi,” tuturnya.
Ada beberapa manfaat atau keunggulan inovasi iini antara lain berkurangnya penggunaan pupuk kimia, lahan menjadi lebih sehat, produk lebih sehat, berkurangnya cost produksi, serta berkurangnya emisi gas rumah kaca.
Berikutnya adalah Biochar (circular model untuk bambu). Memanfaatkan bambu yang awalnya di gunakan untuk konservasi air di kebun untuk penahan pohon pisang, setelah habis masa pakai di kebun pisang digunakan untuk pembuatan biochar yang akan di campur dengan kompos. Selain itu ada campuran lain seperti fly ash dan bottom ash sehingga kualitas komposnya menjadi lebih premium.
Setiap bulan, GGP menghasilan bambu propping reject sebanyak 600 ton, BE waste 350 ton, dan bambu eks proping mencapai 250 ton.
Penggunaan Biochar ini meningkatkan kesuburan lahan, mengurangi dosis penggunaan pupuk kompos per hektare sebanyak 50 persen, meningkatnya C-Organik tanah lebih cepat, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.
GGP juga memiliki inovasi CSR unggulan di bidang lingkungan dan pengembangan masyarakat (community development) yaitu Pineapple Fiber. Inovasi ini berupa pemanfaatan daun nanas yang awalnya hanya di-chopper sebagai penambah organic material saat land-prep menjadi bahan fiber yang dikelola oleh masyarakat dan mempercepat proses dekomposisi.
Manfaat dan keunggulan Pineapple Fiber adalah efisiensi pengelolaan lahan dari bahan organic yang fibernya sudah diambil. Inovasi ini juga bentuk pemberdayaan masyarakat sekitar untuk mengelola pengambilan fiber untuk diporses menjadi value added vegan leather dan lainnya.
Inovasi CSR unggulan selanjutnya ada Maggot. Di sini, perusahaan memanfaatkan food loss dan limbah hasil operasi PT GGP sebagai circular model untuk dijadikan produksi maggot. Hasil tepung maggot ini menjadi salah satu bahan baku liquid organic biofertilizer yang diaplikasikan di lahan PT GGP.
Keunggulan dari inovasi ini adalah penyerapan food loss & waste, peningkatan circular economy cycle PT GGP, serta pemberdayaan masyarakat dalam mengelola sampah organik sebagai bahan baku maggot.
Masih terkait pengembangan masyarakat, GGP juga memiliki inovasi CSR unggulan Kemitraan Buah dengan Petani Lokal (Farmer’s Partenrship). Ini merupakan program kemitraan dengan petani dalam budidaya buah-buah lokal untuk pemenuhan kebutuhan pengalengan cocktail (pepaya dan jambu bangkok) dan kebutuhan penjualan buah segar (pisang rajabulu, pisang barangan, pisang cavendish dan pisang mas) dengan kegiatan pelatihan keterampilan, pengetahuan, peralatan, dan saluran distribusi.
Manfaat program ini antara lain peningkatan pendapatan dan produktivitas petani, meningkatnya keahlian petani dalam budidaya tanaman buah, serta tersedia akses ke pasar global dan mitra yang menguntungkan (bank, pemerintah dan lainnya). “Ekspansi Kemitraan saat ini ada di Tanggamus, Jembrana Bali, Blitar Jatim, Bener Meriah Aceh, Garut Jabar, Ponorogo Jatim, dan Bondowoso Jatim,” ujar Gilang.
GGP juga memiliki Program Pemberdayaan Masyarakat Olahan Pisang untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat (UMKM Partnership). Sebuah circular economy modelyang diaplikasikan kepada masyarakat, di mana pemanfaatan pisang reject menjadi olahan seperti keripik, sale, bolu pisang dan lainnya yang dikelola oleh UMKM desa sekitar yang mempekerjakan ibu rumah tangga.
Keunggulan dan manfaat program ini adalah peningkatan pendapatan 45 persen di atas UMR Lampung Tenga dan penyerapan tenaga kerja lokal dari ibu rumah tangga. Terkait program ini, GGP telah membina dua UMKM yakni UMKM Tanjung Anom, Lampung Tengah dan UMKM Ono Harjo, Lampung Tengah.
GGP juga memiliki Program Pemberdayaan Masyarakat Pemanfaatan Nanas Underspec untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat (UMKM Partnership). Ini sebuah circular economy modelyang diaplikasikan kepada masyarakat melalui pemanfaatan nanas reject menjadi olahan seperti dodol, wajik, selai, bolu dan lainnya.
Kegiatan ini juga dikelola oleh UMKM desa sekitar yang mempekerjakan ibu rumah tangga. Saat ini ada dua UMKM yang dibina terkait program ini yaitu UMKM Sekampung, Lampung Timur dan UMKM Labuan Ratu IX, Lampung Timur.
Keunggulan dan manfaat program CSR ini adalah adanya peningkatan pendapatan di atas UMR Lampung Timur, penyerapan tenaga kerja lokal dari ibu rumah tangga.
Inovasi CSR unggulan lainnya adalah Program Pemberdayaan Masyarakat Pemanfaatan Sumber Alternatif Pakan Maggot (UMKM Partnership). Sebuah circular economy modelyang diaplikasikan kepada masyarakat, di mana pemanfaatan buah reject busuk dan sampah organik dapur yang tidak bisa diolah menjadi pakan Black Soldier Fly (BSF) untuk budidaya Maggot.
Program CSR ini memiliki keunggulan antara lain tersedianya alternatif pakan ikan dan ayam kaya protein yang murah. Selain itu ada peningkatan pendapatan anggota kelompok tani dengan penjualan Maggot. Terkait hal ini, GGP telah membina Kelompok Tani, Bandar Agung, Lampung Tengah.
GGP juga memiliki Elephant Conservation Program yang menjadi program CSR unggulan.
Di sini, PT GGP kerja sama dengan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dan masyarakat sekitar dalam pengelolaan interaksi gajah di perbatasan TNWK dengan masyarakat dan area lahan PT GGP yang dilalui gajah.
Keunggulan program ini adalah adanya edukasi dalam mengelola interaksi dengan gajah dan edukasi kepada anak sekolah mengenai habitat di TNWK. Program ini juga menjadi blokade penyerangan gajah sesuai kaidah animal welfare dan proteksi lahan PT GGP juga warga sekitar dari serangan gajah.
Terkait bidang kesehatan, GGP memiliki inovasi CSR unggulan yaitu GREAT Indonesia. Ini merupakan program dalam rangka memelihara dan mempromosikan healthy lifestyle kepada masyarakat. Program berbasis masyarakat berupa intervensi gizi sebagai akselerator pencegahan stunting dan obesitas serta kampanye pola hidup sehat dan bersih.
Program CSR ini sejalan dengan prioritas pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten dalam penanganan stunting. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain kampanye sarapan sehat kepada 700 anak-anak, kampanye perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada 2.100 ibu, serta Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang telah menjangkau 200 rumah tangga.
“Program ini telah menjangkau di lima desa, 12 PAUD, dan 3.000 penerima manfaat di daerah Lampung,” ujar Gilang.
ESG Terbaik
Sebagai perusahaan dengan visi global, Program CSR PT GGP sudah mengadopsi ISO 26000 SR dan ESG (environment, sustainable, governance). Perusahaan juga sudah memiliki desain transformasi journey ESG mulai 2023 hingga 2030. Tahun 2023, GGP juga sudah melakukan corporate sustainability assessment dengan ESG rating yaitu S&P Global yang merupakan ESG rating provider yang cukup kredibel di dunia.
“Kami secara voluntary melakukan rating dengan S&P, di mana berdasarkan roadmap tersebut kami pada 2030 masuk tahap sustaining practising dan menjadi national leader in ESG dengan beberapa key initiative,” ujar Gilang.
Tahun 2023, skor ESG berdasarkan pengukuran dari S&P Global adalah 61/100. Dari skor tersebut, GGP menjadi perusahaan rangking 1 untuk sub industri food processing di Indonesia. Tak hanya itu, GGP masuk 5 persen di antara 386 perusahaan produk makanan global dengan skor ESG terbaik.
Berkat inovasi CSR dan ESG yang dilakukan manajemen, PT GGP pada 2022 dan 2023 meraih penghargaan TOP CSR Awards bintang 5 serta Tommy Watimena selaku CEO GGP dianugerahi Top Leader on CSR Commitment.