Jakarta, TopBusiness – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin mencatatkan kenaikan tinggi sebesar 1,65%.
Untuk perdagangan hari ini, menurut Kevin Juido Hutabarat, Senior Analyst Retail Research BNI Sekuritas mengatakan bahwa melihat pergerakkan IHSG kemarin, untuk perdagangan hari ini IHSG masih diproyeksikan melanjutkan penguatan.
“Dengan kondisi sseperti itu, diperkirakan level Resist IHSG diproyeksi berada di kisaran 7342 dan 7400, dengan level Support IHSG diperkirakan di rentang 7300 dan 7250,” ujar Kevin dalam risetnya, Selasa (26/11/2024).
Global Overnight Review
Wall Street Meningkat, Ditopang Keputusan Trump. Indeks-indeks Wall Street menguat pada Senin (25/11), di mana Dow Jones mencatatkan (all time high).
Kenaikan ini karena optimisme pelaku pasar terhadap keputusan Presiden terpilih AS Donald Trump yang menunjuk Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan akan membantu mengarahkan perekonomian tanpa menimbulkan inflasi.
Dow Jones naik 0,99% ke level 44.736,57; S&P 500 naik 0,3% ke 5.987,37 dan Nasdaq Composite menguat 0,27% ke level 19.054,84.
Pelaku pasar menilai sosok Bessent, pendiri perusahaan hedge fund Key Square Group, sebagai sosok yang mendukung pasar ekuitas. Mereka yakin Bessent juga dapat membantu menahan beberapa kebijakan proteksionis ekstrem Trump, seperti pendapatnya tentang pengenaan pajak impor.
Sementara itu, imbal hasil obligasi AS 10 tahun turun lebih dari 14bps, didukung oleh pelemahan US$. Di sektor teknologi, saham Amazon dan Alphabet menguat, namun Nvidia dan Netflix melemah.
Pekan ini, pasar AS akan tutup pada Kamis (28/11) untuk libur Thanksgiving dan hanya akan buka setengah hari pada Jumat (29/11).
Selain itu, data inflasi yang akan dirilis pada Rabu (27/11), termasuk Personal Consumption Expenditure (PCE) Price Index.
Beberapa Sentimen Data Ekonomi, Bursa Asia Mayoritas Menguat. Pasar Asia-Pasifik tampak cukup positif pada perdagangan awal pekan ini, Senin (25/11) di tengah serangkaian data ekonomi yang akan dirilis pekan ini, termasuk keputusan suku bunga bank sentral Korea dan data PDB 3Q India.
Selain itu, inflasi inti Singapura pada Oktober melambat seiring dengan meredanya kenaikan harga perawatan kesehatan dan rekreasi.
Indikator inti naik 2,1% bulan lalu, lebih rendah dari perkiraan sebesar 2,5%. Inflasi utama mencapai 1,4%, lebih lambat dari perkiraan sebesar 1,8%.
Data ekonomi lainnya yang akan dirilis minggu ini termasuk laba industri China dari tahun hingga Oktober rilis pada Rabu (27/11).
Angka inflasi untuk bulan Oktober dari Australia juga akan diumumkan pada Rabu, dan data inflasi untuk bulan November dari Jepang akan dirilis pada Jumat (29/11).
Indeks Nikkei 225 Jepang meningkat 1,30%, Taiex Taiwan naik 0,19%, Kospi Korea Selatan menguat 1,32% dan ASX 200 Australia naik 0,28%. Sedangkan, Hang Seng Hong Kong melemah 0,41%, Shanghai Composite turun 0,10% dan FTSE Straits Times Singapura menurun 0,39%. (Source: Investor Daily, Bloomberg)
Trading Idea hari ini: RAJA, FILM, BRIS, AMRT, TPIA & BBTN
–RAJA Spec Buy dengan area beli di 2500, cutloss jika break di bawah 2440. Jika tidak break di bawah 2440, potensi naik ke 2620-2700 short term.
–FILM Spec Buy dengan area beli di 3730, cutloss jika break di bawah 3620. Jika tidak break di bawah 3620, potensi naik ke 3780-3850 short term.
–BRIS Spec Buy dengan area beli di 2950, cutloss jika break di bawah 2880. Jika tidak break di bawah 2880, potensi naik ke 2980-3030 short term
–AMRT Spec Buy dengan area beli di 2980, cutloss jika break di bawah 2940. Jika tidak break di bawah 2940, potensi naik ke 3030-3080 short term.
–TPIA Spec Buy dengan area beli di 7250, cutloss jika break di bawah 7000. Jika tidak break di bawah 7000, potensi naik ke 7500-7900 short term.
–BBTN Spec Buy dengan area beli di 1290, cutloss jika break di bawah 1250. Jika tidak break di bawah 1250, potensi naik ke 1310-1370 short term.