Jakarta, TopBusiness – Negara-negara anggota Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) termasuk Indonesia berkomitmen untuk dukung keberlanjutan industri kelapa sawit global.
Pertemuan tingkat menteri ini merupakan forum tahunan yang diselenggarakan oleh Sekretariat Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), yang mempertemukan para menteri dari negara-negara anggota CPOPC yatu Indonesia, Malaysia, dan Honduras. Hadir pula perwakilan pemerintah dari negara-negara pengamat (Colombia, Ghana, dan Papua New Guinea), serta negara-negara tamu (Republik Demokratik Kongo, Guatemala, Nigeria, dan Thailand), pembuat kebijakan, dan pemangku kepentingan utama dalam industri kelapa sawit.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga mengatakan, negara CPOPC sepakat untuk memperkuat kolaborasi selama satu tahun ke depan. Hal itu sebagai bentuk sinergi antarnegara dalam menghadapi tantangan yang dihadapi industri kelapa sawit.
“Kami menghargai kemitraan dan kolaborasi yang telah terjalin dengan negara-negara penghasil minyak sawit,” ungkap Airlangga dalam Konferensi Pers 12th Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) Ministerial Meeting, di Jakarta, Jumat (29/11).
Airlangga Hartarto mengatakan CPOPC Ministerial Meeting ini merupakan pertemuan tingkat menteri. Airlangga juga menyatakan strategi kolaboratif antara Indonesia dengan Malaysia dan Honduras guna memperluas pasar sawit.
“Kerja sama yang lebih erat antara Indonesia, Malaysia, dan Honduras adalah langkah strategis untuk memperkuat kemitraan yang saling menguntungkan, memperluas pasar sawit, dan mendukung keberlanjutan industri sawit di tingkat global,” jelas Airlangga.
Dalam mendukung strategi kolaboratif tersebut, Pertemuan Tingkat Menteri CPOPC ke-12 ini sepakat melakukan ekspansi negara anggota dan negara pengamat.
“Kami menyambut Republik Demokratik Kongo (DRC) dan Nigeria sebagai Negara Pengamat baru. Selain itu, Kolombia, Ghana, dan Papua Nugini sedang dalam proses menjadi anggota penuh,” jelas dia.
Airlangga menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat kemitraan dengan CPOPC guna mendukung prioritas nasional di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam ketahanan pangan, energi, dan hilirisasi industri sawit.
“Melalui kolaborasi yang kuat antara negara anggota CPOPC, kami dapat menciptakan strategi bersama yang lebih solid untuk mendukung ketahanan pangan dan energi dunia, sekaligus memastikan sektor sawit terus berkontribusi pada pengurangan emisi karbon global,” ucap dia.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat konferensi pers bersama Menteri Perladangan dan Komoditi Malaysia YB Datuk Seri Johari Abdul Ghani. Foto: dok CPOPC.
Indonesia, sebagai salah satu produsen utama minyak kelapa sawit di dunia, terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan ketahanan energi global.
Indonesia juga memainkan peran penting dalam sektor pangan dan energi dengan menghasilkan produk-produk yang mendukung keberlanjutan serta pengurangan jejak karbon.
Sejalan dengan Indonesia, Malaysia fokus pada berbagai solusi dalam menghadapi tantangan ekonomi dan lingkungan global.
Menteri Perladangan dan Komoditi Malaysia YB Datuk Seri Johari Abdul Ghani menyoroti tantangan regulasi global yang dihadapi industri sawit akibat proteksionisme dan hambatan perdagangan. Dia menyerukan rencana strategis untuk memastikan akses pasar yang adil dan inklusif bagi petani kecil, serta mendorong praktik berkelanjutan.
“Menghadapi proteksionisme pasar dan hambatan perdagangan, Indonesia, Malaysia, dan Honduras harus memperkuat kemitraan untuk membuka akses pasar yang lebih adil dan inklusif bagi petani kecil serta memastikan keberlanjutan industri sawit,” jelas Abdul Ghani.
Pertemuan ini ditutup dengan penyerahan posisi Ketua CPOPC dari Indonesia kepada Malaysia untuk periode 2024-2025