Jakarta, TopBusiness – WPCitra menghadirkan Halal Fair, yang berkolaborasi dengan Halal Indonesia International Trade Show (HIITS) untuk mendukung jejaring bisnis halal UMKM Indonesia menuju pasar global. Event ini diharapkan akan mendorong percepatan pembangunan ekonomi syarian di Tanah Air.
Project Director WPCitra, Satrio Sukur, di Jakarta, baru-baru ini menyebutkan bahwa event ini sebagai fasilitas dalam menciptakan penguatan produk syariah, sekaligus membangun kepercayaan sektor usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM dalam memperkenalkan ekosistem halal.
Dia lantas menjelaskan bahwa pameran ini bertujuan untuk mendukung program ekonomi syariah dan halal yang menjadi salah satu agenda pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. “Melalui Halal Fair, kami ingin memperkuat ekosistem ekonomi syariah di Indonesia sekaligus meningkatkan literasi masyarakat terhadap gaya hidup halal,” ucap dia.
Sebagaimana diketahui, WPCitra akan menggelar pameran di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, pada 6-8 Desember 2024 mendatang. Lebih dari 150 exhibitor dari sektor fashion, kuliner halal, umrah dan haji, hingga multiproduk akan meramaikan acara ini.
Halal Fair juga akan berkolaborasi dengan Halal Indonesia International Trade Show (HIITS) untuk mendukung jejaring bisnis halal UMKM Indonesia menuju pasar global. Sejumlah negara seperti Mesir, Malaysia, Uzbekistan, dan Tunisia turut serta sebagai mitra kolaborasi dalam promosi produk halal nasional.
Dalam pandangan Satrio, Halal Fair tidak hanya menjadi wadah promosi dan pemasaran produk halal, tetapi juga sebagai sarana memperkenalkan nilai-nilai ekonomi syariah yang inklusif dan universal.
Melalui Halal Fair akan menghadirkan sejumlah program yang inovatif. Di sektor fashion, brand seperti Najaah, Vanara, Taqeeya, Muslim Madani, hingga Fadkhera turut serta.
Vanara akan mengadakan talkshow bersama psikolog Intan Erlita dengan topik kesehatan mental bertajuk Memaafkan. Di bidang kuliner, Amanda dan Heru, peserta Master Chef Indonesia, akan tampil dalam Chef’s Table Experience dan sesi memasak langsung. Selain itu, anak-anak dapat mengikuti program Koki Cilik untuk membuat donat Jepang dari Nakambun.
Program edukatif lainnya seperti RIHLA dan RIHLA Kids juga akan hadir. RIHLA mengemas seminar kreatif yang menggabungkan narasi, visualisasi, dan multimedia, sementara RIHLA Kids menghadirkan taman bermain edukatif seluas 800 m² untuk anak-anak hingga usia 12 tahun.
Tak berhenti di situ saja, sejumlah public figure seperti Ricky Harun, Herfiza, dan Uki Kautsar dijadwalkan memeriahkan acara, bersama 12 asatidz yang akan memberikan sharing tentang keluarga, muamalah, dan bisnis.
Dalam konteks untuk menciptakan pangsa pasar syariah yang terus berkembang, lantaran Indonesia merupakan negara dengan mayoritas muslim terbesar. Maka, event ini menjadi salah satu wadah untuk mewujudkannya.
Karena itu, Satrio optimistis bahwa konsep acara yang terus segar serta dukungan dari sponsor seperti Wardah, Kahf, dan Biodef dapat menarik perhatian hingga 30.000 pengunjung selama tiga hari penyelenggaraan. Tiket acara dijual seharga Rp 35.000 secara online, dengan berbagai promo khusus bagi pelajar, guru, TNI, Polri, dan nakes.
Keberlanjutan program ekonomi syariah dan halal ini, ungkap Satrio, faktanya juga didorong oleh daya beli terhadap produk halal yang terus meningkat, terutama dari masyarakat muslim Indonesia yang merupakan bagian dari kelas menengah dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan dinamis. Targetnya dalam jangka pendek, event Halal Fair bisa turut mendorong transaksi dan perputaran bisnis dalam pemenuhan kebutuhan produk halal dalam negeri dari produsen nasional.
Dalam pengamatan Satrio, kegairahan berbelanja produk halal dalam rangkaian event Halal Fair yang digelarnya terus mengalami tren positif, khususnya pada produk fashion dan kuliner. “Masyarakat sepertinya sudah mengidentikan Halal Fair sebagai salah satu agenda belanja produk fashion syar’i terbaru sambil family time me-recharge pemahaman tentang gaya hidup halal melalui berbagai sharing dari para asatidz dan praktisi bisnis halal,” ungkap dia.
Dia menambahkan, ada sekitar 20 persen exhibitor baru pada Halal Fair yang berasal dari produk fashion dan kuliner. Transaksi di dua kategori bisnis pun semringah di setiap Halal Fair yang digelar selama ini.