Jakarta, TopBusiness—Analis saham dari Indo Premier Sekuritas (Ipot), Dimas Krisna, pada pagi ini memberikan rekomendasi mingguan untuk perdagangan saham di bursa saham. Dalam riset yang diterima pagi ini oleh Majalah TopBusiness, Dimas mengatakan bahwa mencermati potensi market pada sepekan ke depan 9-13 Desember 2024, trader perlu memerhatikan 3 sentimen yang bakal mempengaruhi.
Itu yakni inflasi tahunan AS bulan November, PPI bulanan AS (November) dan dimulainya momentum window dressing.
Pertama, terkait sentimen inflasi tahunan AS bulan November, pada Rabu pekan ini inflasi tahunan AS bulan November diprediksi akan mengalami kenaikan di level 2,7%. Capaian ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar 2,6%, namun masih berada di dalam rentang yang sama dalam 4 bulan terakhir.
“Jika kita lihat dari target yang ditetapkan The Fed yaitu inflasi sebesar 2% di 2024 maka data inflasi November apabila sesuai dengan konsensusnya, masih sejalan untuk semakin mendekati target inflasi yang ditetapkan The Fed tersebut. Namun demikian, Jerome Powell selaku Gubernur The Fed sudah memberikan sinyal terhadap pemangkasan suku bunga yang akan terjadi dalam waktu dekat pada pertemuan sebelumnya.”
Kedua, sentimen PPI bulanan AS (November). Sehari setelah rilis inflasi, AS juga merilis dari sisi produsen. PPI bulanan AS November diprediksi mengalami kenaikan atau mencatatkan inflasi sebesar 0,3%. Apabila data konsensus benar maka capaian bulan ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya dan merupakan capaian tertinggi sejak Juli lalu.
Diketahui, indikator ini sempat menimbulkan kekhawatiran bagi pelaku pasar dan pemangku kebijakan, karena mengalami penurunan yang konsisten dalam beberapa bulan terakhir sehingga kekhawatiran terhadap kemungkinan perlambatan ekonomi AS bahkan resesi sempat ramai dibicarakan. “Akan tetapi, setelah kemenangan Trump dalam Pilpres kemarin yang salah satu kebijakan ekonominya adalah menurunkan tarif pajak penghasilan dan usaha serta akan memerkuat posisi keuangan perusahaan di AS maka kekhawatiran terhadap terjadinya pelemahan atau resesi ekonomi AS sudah mulai surut.”
Ketiga, sentimen dimulainya momentum window dressing. Jika dilihat pada teknikal IHSG yang berhasil ditutup di atas MA20 daily pada 4 Desember lalu maka ini merupakan indikasi pembalikan tren yang terjadi di IHSG. Terakhir kali IHSG ditutup di atas MA20-nya terjadi pada 25 Oktober silam dan sejak saat itu pergerakan IHSG terus tertekan hingga ke level 7.041 dan menjadi level terendahnya sejak Juli lalu.
“Jika kita lihat dari data foreign flow juga, akhirnya investor asing mencatatkan pembelian bersih di pasar regular pada 3-4 Desember kemarin. Aliran dana asing yang masuk ke IHSG terakhir terjadi pada awal November, yang artinya selama November investor asing konsisten melakukan distribusi di saham-saham IHSG dan saat ini sudah kembali melakukan pembelian,” jelas Dimas.
“Namun jika melihat nominal inflow yang dilakukan investor asing pada 3-4 Desember kemarin yang terbilang masih sedikit maka kita perlu melihat konsistensi dan agresivitas investor asing masuk kembali ke IHSG di tengah momentum window dressing tahun ini,” imbuhnya.
Mengacu pada 3 sentimen di atas, terutama momentum dimulainya window dressing, Dimas merekomendasikan sahamdan reksadana berikut ini.
- Buy BREN (Current Price: 8.500, Entry: 8.500, Target Price: 9.200, Stop Loss: 8.150, Risk to Reward Ratio 1:2,0). BREN menjadi saham yang mengalami akumulasi dari investor asing pada pekan lalu. Emiten ini berpeluang menjadi saham yang dijadikan untuk menaikkan IHSG pada momentum window dressing tahun ini.
- Buy PANI (Current Price: 17.000, Entry: 17.000, Target Price: 18.300, Stop Loss: 16.500, Risk to Reward Ratio 1:2,0). PANI berpeluang menjadi saham yang dijadikan untuk menaikkan IHSG pada momentum window dressing tahun ini. Sentimen positif datang dari segera rampungnya ruas jalan tol PIK 2 yang rencananya akan diumumkan pada akhir tahun atau Januari 2025 mendatang.
- GOTO (Current Price: 77, Entry: 74, Target Price: 86, Stop Loss: 68, Risk to Reward Ratio 1:2,0). GOTO menjadi saham yang mengalami akumulasi dari investor asing dalam 1 bulan terakhir. Emiten ini juga berpeluang menjadi saham yang mengalami kenaikan pada periode window dressing.
- Reksa Dana Saham Premier ETF PEFINDO i-Grade (XIPI). Reksa Dana Saham Power Fund Series (PFS) ini underlying saham-saham perbankan yang berpotensi mengalami kenaikan pada periode window dressing. Terlebih, Reksa Dana Saham PFS ini menjadi salah satu produk PFS yang memiliki kinerja yang baik dalam 3 tahun terakhir.