Jakarta, TopBusiness – Manajemen PT BPR Bank Daerah Kudus (Perseroda) atau Bank Daerah Kudus mencatatkan sejumlah capaian kinerja. Ini berhasil karena sejumlah upaya dan kemampuan dalam mempertahankan kinerja bisnis dan layanan kepada masyarakat.
Saat sesi penjabaran materi presentasi, Direktur Utama Nataria Ika Prasetyawati, menyinggung soal pencapaian kinerja manajemen. Dia menyatakan beberapa kemampuan manajemen yang bisa dinilai sebagai pencapaian kinerja.
Pertama, manajemen mampu menciptakan pricing yang kompetitif dengan cara menekan COF yaitu cost of fund, dan efisiensi yang tepat waktu dan tepat guna.
Kedua, lanjut Nata sebagai panggilan akrabnya, adalah memperluas pasar/place yang lebih potensial dan memiliki market yang baik. “Di Kabupaten Kudus itu ada sembilan kecamatan. Tiap-tiap kecamatan itu ada pasarnya. Dulu, kita namanya Bank Pasar Kabupaten Kudus. Baru tahun 2020, kita berganti badan hukum, sekaligus berganti nama agar mindset orang itu tidak keliru bahwa hanya orang-orang pasar saja yang bisa mengambil kredit menggunakan jasa kita, seperti itu,” kata Nata, di hadapan Dewan Juri TOP BUMD Awards 2025 secara online melalui aplikasi zoom meeting, di Jakarta, Rabu (22/01/2025).
Dalam pandangan Nata, dengan perubahan brand akan meningkatkan reputasi perseroda itu sendiri. “Sehingga, kami memperbaiki juga sebagai bagian dari peningkatan reputasi. Jadi, kami Bank Daerah Kudus. Walaupun secara besar, itu kami memang banyak pedagang atau UMKM karena 100 persen, untuk sekarang ini, kredit untuk UMKM semua, tidak ada kredit ASN ataupun P3K,” ujar dia.
Selanjutnya, Nata mengatakan kemampuan yang dilakukan perseroda di nomor tiga yakni melakukan promosi dengan cara mencetak brosur atau atau melalui media cetak/elektronik lainnya.
Tak kalah penting adalah perseroda menciptakan produk yang menarik dan inovatif. “Kami berusaha membuat inovasi produk seperti yang kami berinama ‘Bu Carik Baper’, itu pelaksanaannya akhir Desember, yaitu Bunga Cukup Menarik, Banyak Promo Akhir Desember. Setiap pengambilan kredit ataupun kredit yang disetujui itu bisa mendapatkan hadiah langsung berupa alat-alat elektronik,” ungkap Nata.
Selain ada produk lainnya. “Ada juga kami yang namanya ‘Bu Lurah’, Bunga Luwih Murah. Kalau biasanya kita menjual satu persen, kalau bunga di ‘Bu Lurah’ itu, kita di angka 0,75 persen. Ataupun, Kesamber. Kesamber itu, kita berusaha mendekatkan diri kepada debitur-debitur atau kreditur-kreditur yang mengalami bencana dengan setiap pengambilan kredit, kita beri hadiah langsung berupa sembako,” papar Nata.
Selanjutnya, upaya dan keberhasilan manajemen dalam.hal memberikan pelatihan service excellent kepada karyawan.
Kemampuan yang keenam dilakukan manajemen Bank Daerah Kudus adalah pelayanan jemput bola kepada nasabah. Menurut Nata, pelayanan jemput bola kepada nasabah, pihaknya sudah menggunakan digitalisasi berupa android. Sehingga, hal itu meminimalkan risiko bagi petugas kami untuk melakukan fraud.
Dan upaya manajemen yang merupakan sebuah prinsip dalam menjalankan bisnis bank adalah prinsip kehati-hatian. “Selanjutnya, prosedur yang lebih mudah dan pelayanan cepat tanpa meninggalkan prinsip kehati-hatian. Prinsip kehati-hatian inilah yang menjadi dasar utama kami dalam setiap pengambilan keputusan,” tegas Nata.
Kemampuan manajemen kedelapan adalah menanamkan image yang positif pada nasabah dengan bekerja lebih profesional.
Selanjutnya adalah upaya manajemen dalam memitigasi risiko. “Faktor kekurangan kami tidak tercapainya kredit karena dua faktor yaitu bencana banjir di Kabupaten Kudus dan Demak yang melanda di awal tahun 2024 sebanyak dua kali,” ucap Nata.
Upaya yang kesepuluh adalah mempertahankan kepercayaan masyarakat sebagai dampak dilikuidasi sejumlah BPR. “Dan juga terdapat tiga BPR di Jepara dan Kudus yang dicabut izinnya mengakibatkan kepercayaan masyarakat kepada BPR berkurang,” katanya.