Jakarta, TopBusiness – Perumdam Motanang Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, menjadi salah satu perusahaan BUMD kandidat peraih penghargaan TOP BUMD Awards 2025. Untuk keperluan penilaian, perusahaan ini telah mengikuti sesi penjurian yang digelar secara daring pada Rabu (12/2/2025).
Mohamad Cahyono, S.T., selaku Direktur Perumdam Motanang pada wawancara penjurian kali ini dengan membawakan teman ‘Perumdam Motanang Menyongsong Era Digital’.
Mengawali presentasinya di hadapan dewan juri, Mohamad Cahyono mengungkap sedikit profil dari perusahaan yang dipimpinnya. Cahyono mengatakan bahwa Perumdam Motanang memiliki visi “Peningkatan Pelayanan Air Minum dan Menuju PDAM yang ‘Sehat’ serta Mampu Meningkatkan Kinerja Keuangan”.
Dengan misi yang dicanangkan antara lain, pertama, Memberikan pelayanan yang baik dan optimal. Kedua, meningkatkan kualitas, kuantitas dan kontinuitas, serta mewujudkan pelayanan yang bermutu. Ketiga, meningkatkan kemampuan SDM serta peningkatan kesejahteraan karyawan. Dan keempat, membangun koordinasi dengan Pemerintah Daerah serta kemitraan.
Adapun untuk aktivitas usaha, saat ini Perumdam Motanang masih fokus pada penjualan air bersih dengan pipanisasi. “Kita belum ada untuk kegiatan lain seperti AMDK (Air Minum Dalam Kemasan), kita belum ada,” ungkapnya.
Secara umum, bicara soal strategi bisnis, Perumdam Motanang tengah mencanangkan rencana kerja perusahaan, pengembangan/peningkatan kapasitas SDM, serta pengembangan pelayanan.
Perumdam Motanang memiliki total pelanggan 7.422 dengan cakupan layanan teknis 42,11% dan administrasi 15,43%.
Cahyono menyadari bahwa dalam menjalankan usahanya, Perumdam Motanang dihadapi sejumlah tantangan yang memengaruhi kinerja perusahaan.
“Kondisi atau tantangan khusus yang dihadapi kita yang paling banyak (adalah) sambungan ilegal, pelanggan lepas meter banyak juga. Jadi, untuk seterusnya kita melakukan penertiban meter dengan pemutusan sambungan ilegal, dan tunggakan di atas tiga bulan,” tegasnya.
Cahyono sendiri diketahui mendapat penugasan sebagai direktur sejak tahun 2022. Di masa kepemimpinannya itu Cahyono mengakui bahwa pihaknya memiliki target kinerja antara lain menyusun rencana bisnis tahun 2022 dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).
“Target kinerja berdasarkan penugasan, (tahun) 2022 saya masuk menjadi direktur PDAM melalui asesmen, saya tidak (belum) dapatkan rencana bisnis (perusahaan) dengan RKAP. Bahkan, dikasih tugas untuk menyusun Rencana Bisnis dan RKAP. Dan itu, Alhamdulillah kita sudah susun,” ujarnya.
Sehingga dengan demikian, untuk saat ini perusahaan belum bisa mengungkap lebih lanjut terkait kinerja penjualan lantaran masih dalam proses audit.
Lebih jauh ditegaskan, sebagai bentuk inisiatif dalam menyongsong era digital seperti tertulis dari tema yang diusung, pada wawancara penjurian TOP BUMD Awards 2025, Cahyono mengungkap inovasi dalam pemanfaatan teknologi digital untuk mendukung operasi perusahaan.
Dikatakan bahwa perusahaan telah memiliki aplikasi bernama PDAM Pintar. Aplikasi atau solusi bisnis untuk internal perusahaan ini sudah diimplementasikan pada tahun 2024 lalu.
Aplikasi PDAM Pintar merupakan aplikasi yang memudahkan dalam pelayanan, pencatatan meter air, cetak rekening, keluhan, dan lain-lain. Aplikasi ini memiliki fitur unggulan berupa baca meter, loket, billing, perencanaan distribusi, hubungan langganan dan PDAM info, keuangan, dan personalia.
“Adapun untuk manfaat atau dampak yang diperoleh perusahaan adalah kecepatan dalam pelayanan serta berdampak pada peningkatan pendapatan, peningkatan SDM, untuk teman-teman (karyawan),” jelas dia.
Sementara untuk eksternal perusahaan, Perumdam Motanang memiliki solusi bisnis bernama PDAM Info. Aplikasi yang telah diimplementasikan pada tahun 2024 ini disebut memudahkan melihat tagihan dan membayar lewat PDAM Info.
“Pemakaian aplikasi ini diharapkan mendorong pegawai untuk melek teknologi. (Karyawan) juga difasilitasi dengan penambahan laptop dan komputer,” tandas Cahyono.
Kendati kondisi perusahaan masih tergolong belum sepenuhnya sehat, Perumdam Motanang tetap memberikan kontribusinya terhadap pemerintah daerah dan pembangunan daerah, berupa:
–Aktif membayar pajak air permukaan.
–Menyalurkan air bersih ke warga ketika terjadi bencana, baik kekeringan maupun banjir.
–Suplai air ketika terjadi kebakaran.
“Jadi, kalau untuk pembangunan daerah, khususnya untuk PAD karena kita kondisinya sakit kemarin, kemudian masih kurang sehat, jadi kita belum bisa bantu untuk PAD,” pungkas Cahyono.
Editor: Busthomi