Jakarta, TopBusiness – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan Indonesia mempunyai jalur mineralisasi sepanjang 15 ribu kilometer (km). Dari total tersebut, baru 7.000 km jalur mineralisasi yang dieksplorasi.
Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Julian Ambassadur mengatakan Indonesia mempunyai potensi luar biasa dalam mengembangkan industri hilirisasi. Hal ini dapat dilihat dari belum optimalnya jalur mineralisasi yang dieksplorasi. Julian menyebut masih ada sekitar 8.000 km jalur dari total 15.000 jalur.
“Kita saat ini memiliki jalur mineral logenic itu sekitar 15 ribu km. Sampai saat ini yang baru tereksplorasi itu 7 ribu masih ada 8 ribu km mineral logenic yang belum tereksplorasi secara optimal,” kata Julian dalam acara Energi Forum: Kesiapan Indonesia Menuju Swasembada Energi yang dipersembahkan detikcom bersama Komisi XII DPR, dan didukung SKK Migas, PT Pertamina Hulu Energi, dan Antam di The Sultan Hotel, Jakarta, Selasa (11/3/2025).
Selain itu, Julian menerangkan saat ini Indonesia mempunyai sekitar 54 smelter khusus nikel yang sudah aktif semua. Dari total 490 smelter, sebesar 50% merupakan smelter yang bersifat ekstraktif, sisanya smelter yang memasok bahan ekstraktif menjadi bahan jadi.
“Sisanya (smelter) 250-300 tahap lanjut dari ekstraktif yang menghasilkan bahan jadi. Itu jumlah yang cukup besar kalau kita lihat dalam waktu 5 tahun. Bagaimana kemudian kita tadinya 15-20 persen sekarang kita pasokan nikel sekarang 50 persen pasokan nikel dunia dari kita. Dalam waktu 5 tahun menguasai pasar nikel luar biasa,” jelas Julian.
Julian menilai untuk menjamin pasokan terhadap industri smelter tetap bertahan bertahun-tahun perlu adanya jaminan cadangan. Selain cadangan, diperlukan juga penemuan baru.
“Dari penemuan yg ada konversi menjadi cadangan dengan eksplorasi secara intensif. Mungkin ini yg akan dilakukan ke depan agar industri ini berlanjut,” imbuh dia.