Jakarta, BusinessNews Indonesia—Kepala Departemen Riset dan Konsultasi Savills Indonesia, Anton Sitorus, mengatakan bahwa RI dilirik oleh pemain e-commerce kelas dunia karena beberapa hal. Satu di antara itu, perekonomian Indonesia didominasi oleh konsumsi rumah tangga sehingga ada basis pelanggan besar dan potensial untuk e-commerce.
“Sekarang, 52% dari produk domestik bruto Indonesia dikuasai oleh konsumsi rumah tangga, bukan?” kata Anton di Jakarta kemarin, dalam paparannya ke media massa.
Besarnya jumlah penduduk Indonesia pun, dia menambahkan, membuat e-commerce asing semakin melirik Indonesia.
Pasar e-commerce Indonesia masih berpotensi besar untuk tumbuh. Karena, penetrasi internet di Indonesia masih di 52%.
“Dengan kondisi seperti ini pun, nilai transaksi e-commerce B2C (business to consumer) Indonesia terbesar di Asia Tenggara. Indonesia mencapai USD 5,29 miliar per tahun, sementara Thailand masih di USD 2,89 miliar per tahun,” lanjut Anton.
Pergerakan e-commerce di Indonesia sering mengejutkan pasar sementara perekonomian belum terlalu bagus.
“Misalnya, belum lama ini, Blibli.com mengakuisisi Tiket.com. Dan Tokopedia.com mendapatkan suntikan dana dari Alibaba.com,” kata dia lagi.