
Jakarta, businessnews.id — ketua umum Serikata Pekerja PT BTN Tbk Satya wijayatara meminta proses akuisisi PT BTN Tbk oleh PT Bank Mandiri Tbk harus transpransi,sampai saati ini ia melihat belum ada tranparansi.
“Ini ngaak transparan. Kalau privatisi harusnya ada komunikasi dulu, dengan kami stakeholder.” Ujar Dia di Jakarta (21/4/14).
Seharusnya proses akuisisi itu, tambah Satya harus Ada diskusi dialektika yang melibatkan komponen PT BTN Tbk. Namum karena hal itu tidak dilakukan oleh manajemen maka pihaknya melawan, “ Kalau seperti itu kita punya sikap, kita melawan dari sisi politik dan kekuaatan massa.” Tantang Satya.
lebih lanjut ia menilai proses akuisisi tersebut tidak ada urgensi untuk dilakukan akuisisi.hal itu diperkuat dengan fakta pada tahun 2005 Presiden RI telah mengariskan bahwa PT BTN Tbk sebagai jelas bank tunggal untuk melayani kebutuhan perumahan masyarakat. Namum Sekarang dibukaa lagi. “
Aspek ekonomi PT BTN Tbk harusnya ada kerugian, padahal ngak. Selama ini kita dipatok juga berapa dividen yang harus dibayarkan.jadi ini tidak sehat “ terang dia.
Sedangkan terkait dengan persoalan LDR ( loan to deposit Ration ) menurut Satya merupakan hal biasa secara teknis.sebab Seluruh perbankan punya persoalan yang sama. Ia menyebut PT BCA Tbk ratio antara DPK ( dana pihak ketiga ) dan Lending rate berkurang.Untuk PT BTN Tbk, Pemerintah punya program Tapera ( tabungan Perumahan Rakyat ) ,dimana saat ini RUUnya sedang dibahas, “ buat saja Tapera dikerjakan PT BTN Tbk, Sederhana.kan “ terang dia
Namum jika PT BTN Tbk di akusisi oleh PT Bank Mandiri Tbk maka ia meniali yang menjadi korbannya rakyat. Sebab tidak ada lagi yang melayani rakyat.sebab PT Bank Mandiri Tbk tidak pernah melayani perumahan subsidi.” Faktaanya, pemerintsh kehilangan bank yang memiliki alat peran negara yang harus di jalankan fungsinya yaitu untuk mensejahterakan rakyat.” Terang dia. (ZIZ)