Serpong, BusinessNews Indonesia—Kabupaten Lingga di Riau Kepulauan pada 2-4 September 2018 nanti akan menggelar konferensi tingkat tinggi (KTT), festival, expo, kelapa internasional.
Sekaligus menjadi tuan rumah dalam Hari Kelapa Dunia. Indonesia sebagai negara penghasil dan juga pengekspor kelapa bagi kebutuhan industri turunan dari kelapa, memandang perlu mengadakan berbagai kegiatan dan juga menawarkan kepada investor, agar turut serta bisa membangun industri turunannya di dalam negeri.
Bupati Lingga, Riau Kepulauan, Alias Wello, menegaskan dalam focus grup discussion (FGD) di Serpong (10/7/2018) bahwa FGD ini merupakan salah satu pembahasan menyeluruh antara petani, industri, UKM, kementerian teknis, dalam mengidentifikasi persoalan teknologi pengolahan kelapa di Indonesia. “Masih dirasakan sangat tertinggal jauh dari negara satu kawasan seperti Filipina,” terang Alias.
Produksi kelapa Indonesia 14 miliar butir per tahun, berdasarkan data APCC tahun 2015. Sementara nilai ekspor pada tahun 2017 sebesar Rp 30 triliun, jika dibandingkan dengan Filipina angka tersebut hanya 30%. “Indonesia hanya menjual kelapa utuh ke berbagai negara seperti China, Malaysia, India, Malaysia, Thailand, Sri Lanka, dengan rata-rata 3 miliar butir setiap tahun,” kata dia.
Dia menegaskan, ada ketiadaan dukungan teknologi permesinan yang mumpuni. Sementara teknologi itu bisa membuat kelapa menjadi banyak produk lain. “Ini bisa meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat,” tegas dia.
“Kami berharap dengan event nanti akan banyak para investor untuk tertarik berinvestasi di dalam negeri, agar membangun berbagai industri pengolahan dari turunan kelapa. Karena kelapa tersebut hampir tidak ada sampahnya, semuanya memiliki nilai manfaat bagi kehidupan manusia. Saat ini ada 253 kabupaten daerah penghasil kelapa yang tergabung dalam Koalisi Kabupaten Penghasil Kelapa (KOPEK).”
Event itu akan diisi pula dengan forum investasi, regulasi, ilmu pengetahuan dan teknologi serta budidaya pertanian.