Jakarta, BusinessNews Indonesia – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dianggap masih menjadi bank yang masuk dalam kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) III yang cukup menguntungkan. Hal ini tak lepas dari kinerja perseroan yang juga masih terus bertumbuh positif.
Makanya kini emiten BUMN berkode BBTN ini, kembali sahamnya diakui dengan masuk dalam daftar jajaran saham paling likuid di pasar modal atau indeks LQ45.
Sebelumnya, dalam keterangan tertulis PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (25/7) lalu, emiten bersandi saham BBTN tersebut masuk dalam indeks LQ45 untuk periode Agustus 2018 hingga Januari 2019.
Sejumlah analis pun menilai kinerja keuangan BBTN pada paruh pertama tahun ini dianggap memuaskan dan memiliki peluang untuk tumbuh lebih baik. Selain karena kinerja yang sesuai target, Bank BTN juga ditopang bantuan likuiditas dari pemerintah dalam Program Satu Juta Rumah.
Head of Research Sinarmas Sekuritas Evan Lie Hadiwijaya mengatakan, kinerja keuangan Bank BTN hingga semester I-2018 masih sesuai target yang ditetapkan. Meski ada beberapa tantangan berupa likuiditas dan suku bunga acuan, Evan menilai BBTN akan cukup terbantu dari skema Program Satu Juta Rumah itu.
“Sebab, dalam skema tersebut, margin bank tetap terjaga dan ada pula bantuan likuiditas dari pemerintah. Apalagi ke depannya, Lembaga Tapera juga akan dapat menopang kinerja Bank BTN,” ujar Evan, di Jakarta, Jumat (27/7/2018).
Analis MNC Sekuritas, Nurulita Harwaningrum juga mengungkapkan hal yang senada. Menurutnya, Bank BTN masih memiliki potensi untuk bertumbuh dengan permintaan rumah subsidi yang masih tinggi.
Nurulita menilai Bank BTN pun tetap menjaga kualitas aset tercermin dari penurunan Non-Performing Loan (NPL) ke level 2,78% pada semester I-2018 dari sebelumnya 3,23% di periode yang sama tahun lalu.
“Laba bersih BTN juga masih tumbuh double digit dan tahun ini kami perkirakan masih akan tumbuh double digit,” kata Nurulita.
Pada Kamis (26/7) kemarin, pengakuan kinerja BBTN yang cukup menguntungkan juga di apresiasi melalui predikat The Best Public Companies berdasarkan Wealth Added Index (WAI) 2018 untuk kategori perbankan.
Adapun, predikat tersebut disematkan berdasarkan metode WAI. Metode WAI sendiri merupakan matriks perhitungan untuk mengukur kekayaan yang diciptakan oleh perusahaan bagi para pemegang sahamnya itu.
Menurut Direktur Bank BTN, R. Mahelan Prabantarikso, perseroan terus melakukan beberapa inovasi dan transformasi di berbagai lini bisnisnya. Dengan aksi tersebut, lanjut dia, BBTN secara konsisten mencatatkan kinerja pertumbuhan bisnis di atas rata-rata industri perbankan nasional.
“Predikat tersebut menjadi apresiasi positif bagi upaya inovasi dan transformasi yang kami lakukan serta akan memacu kami untuk terus bereksplorasi. Sehingga dapat memberikan keuntungan baik bagi para pemegang saham maupun masyarakat Indonesia,” jelas Mahelan usai menerima apresiasi Indonesia The Best Public Companies Based on WAI 2018 kategori Bank di ‘Wealth Added Creator Award 2018’ di Jakarta, kemarin.
Memang dalam seleksi penghargaan Indonesia The Best Public Companies berdasarkan WAI 2018 itu hanya dipilih perusahaan-perusahaan publik terbaik dengan kapitalisasi pasar terbesar, harga saham, dan kinerja positif.
Dari hasil seleksi tersebut, Bank BTN menempati posisi teratas di antara bank BUKU III lainnya yang memberikan kekayaan terbanyak bagi pemegang sahamnya.
Hingga semester I-2018, Bank BTN mencatatkan penyaluran kredit dan pembiayaan senilai Rp189,62 triliun. Posisi tersebut tercatat naik 19,17% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp159,12 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dalam rangka mendukung Program Satu Juta Rumah, BTN juga telah menyalurkan kredit perumahan untuk 423.303 unit rumah pada semester I/2018. Penyaluran tersebut setara 56,44% dari target Bank BTN untuk Program Satu Juta Rumah sebanyak 750.000 unit.