Jakarta, BussinesNews Indonesia – Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi bakal menaikkan harga produk properti di Tanah Air berkisar 10-15%. Bisnis properti bisa semakin terpukul jika kurs rupiah terus merosot hingga mencapai Rp 20 ribu per dolar AS.
Pengamat properti Budi Santoso menilai, ada dua aspek yang mempengaruhi kenaikan harga properti, yakni dari aspek produsen dan konsumen. “Dari aspek produsen pengaruhnya pada material utama seperti garnet, besi dan komponen lainnya yang dari luar naik akan menambah biaya produksi ikut naik,” kata Budi kepada BusinessNews Indonesia di Jakarta, Jumat (7/9/2018).
Sedangkan dari segi konsumen terutama masyarakat atas, kata Budi, akan lebih memilih untuk menyimpan rupiah daripada membeli produk properti yang harganya naik 10-15%. “Seperti harga properti Rp 1 miliar bisa naik menjadi Rp 1,15 miliar karena kenaikan biaya produksi,” ucapnya.
Nilai tukar rupiah pada pekan ini melemah cukup dalam hingga menembus level 15 ribu per dolar AS pada Rabu (5/9/2018). Hari ini, kurs rupiah menguat ke level Rp 14.800 per dolar AS. (mg2)