Jakarta, TopBusiness – PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA) hari ini resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan di bisnis digital itu menjadi emiten ke-52 yang tercatat di tahun ini.
Dalam perdagangan perdananya, saham DIVA dibuka menguat 11,86% atau 350 poin ke level Rp 3.300 per saham dari harga perdananya Rp2.950. DIVAS diperdagangkan 8.030 lot saham dengan frekuensi 28 kali yang menghasilkan nilai sebesar Rp2,51 miliar.
Direktur Utama DIVA, Raymond Loho menegaskan perusahaan menyediakan platform digital yang dapat digunakan untuk memobilisasi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia.
Langkah tersebut diklaim dia sejalan dengan program pemerintah untuk mengakomodasi 8 juta UMKM tersebut agar dapat memodernisasi dan memberdayakan pelaku usaha penopang perekonomian nasional itu.
“Bisnis kami ini, perseroan membangun platform yang dapat digunakan untuk industri travel, banking dan tourism secara inovatif. Kami akan kembangkan infra platform dengan menggandeng sejumlah pihak untuk pengembangan UMKM,” jelas Raymond di Gedung BEI Jakarta, Selasa (27/11/2018).
Dalam proses penawaran perdana saham (initial public offering/IPO), DIVA melepas saham hingga 214.285.700 lembar saham baru, atau setara dengan 30 persen dari modal disetor Perseroan. Dengan valuasi harga yang cukup tinggi di angka Rp2.950 per lembar saham.
PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA) memulai masa Penawaran Perdana Saham dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham (IPO).
Anak usaha dari PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) itu bakal menggunakan dana IPO-nya sebanyak 55 persen untuk modal kerja, 40 persen untuk belanja modal, dan lima persen sisanya akan diarahkan ke investasi dalam sumber daya manusia.
“Kami melihat, langkah IPO sebagai strategi penting dalam mewujudkan visi perseroan,” kata dia.
Perseroan pun menunjuk PT Kresna Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, dan PT Sinarmas Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi saham.
Sebagai konverter dan akselerator bisnis digital, menurut dia, DIVA bertujuan untuk memodernisasi 56,6 juta pelaku UKM yang saat ini beroperasi di Indonesia.
Kemudian perseroan juga akan memberdayakan UMKM dengan teknologi dan produk inovatif, dan menyelaraskan strategi mereka dengan visi Perusahaan yang menempatkan UKM sebagai ‘pusat kekuatan’ ekonomi digital Indonesia.
Penulis: Tomy