Jakarta, TopBusiness – Laju nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) pada perdagangan hari ini sebetulnya masih di teritori positif, meskipun dalam sesi pembukaan pagi kembali mengalami pelemahan.
Mengutip Bloomberg, rupiah dibuka di posisi Rp14.130 atau terjerembab hingga 40 poin dari penutupan kemarin yang ditutup Rp14.090. Rupiah terus memerah dalam 30 menit pertama ke tangga Rp14.148 atau anjlok 0,41% alias 58 poin.
Analis pasar uang dari Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), Reza Priyambada, secara tren posisi rupiah sejatinya masih bisa menguat. Hal ini terlihat dari aspek teknikal.
“Secara tren pergerakan Rupiah masih berada di sekitar area lower bollinger band, sehingga masih dimungkinkan untuk kembali mengalami kenaikan,” jelas Reza di Jakarta, Rabu (16/1/2019).
Dengan begitu, kata dia, adanya koreksi sebelumnya dapat dianggap sebagai koreksi sesaat maupun minor. Karena memanfaatkan pelemahan mata uang CNY dan kesempatan setelah Rupiah mengalami kenaikan sebelumnya.
Pada perdagangan sebelumnya, rupiah berada di zona hijau yang mampu bertahan di tengah imbas mulai naiknya USD seiring dengan pelemahan EUR. Dutambah lagi membesarnya defisit neraca perdagangan.
“Akan tetapi, meski BPS (Badan Pusat Statistik) mengakui defisit 2018 sebesar US$8,57 miliar sebagai defisit terbesar sepanjang sejarah perekonomian Indonesia, pasar masih positif dengan penguatan rupiah,” jelas dia.
Dengan kondisi pasar yang seperti itu, Reza pun memproyeksikan Rupiah akan bergerak di kisaran 14.089-14.072.
Untuk itu, saran dia, tetap waspadai berbagai macam sentimen dan waspadai sentimen yang dapat membuat laju rupiah kembali melemah.
“Terutama dari sentimen adanya pelemahan data ekonomi di Uni Eropa yang dapat membuat EUR melemah dan menguatkan USD,” ucap Reza.
Penulis: Tomy