Jakarta, TopBusiness – Penurunan harga sejumlah bahan makanan memicu terjadinya deflasi pada September 2019. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen pada September 2019 mengalami deflasi sebesar 0,27 persen. Posisi ini lebih rendah dari deflasi Agustus 2019 sebesar 0,68%,
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan perkembangan harga berbagai komoditas secara umum menunjukkan adanya penurunan sehingga membuat IHK September mengalami deflasi.
“Dengan deflasi 0,27% ini maka inflasi tahun kalender Januari-September sebesar 2,20% sedangkan inflasi tahunan [yoy] itu adalah 3,39%,” ujar Suhariyanto kepada media di Jakarta, Selasa (1/10/2019).
Deflasi terjadi pada bahan makanan pada September -1,97%. Adapun cabai merah memberi andil deflasi 0,19%, bawang merah 0,07%, daging ayam ras 0,05%. Cabai rawit 0,03% andil pada deflasi. Sedangkan komoditas yang menyumbang inflasi adalah beras, sandang menyebabkan inflasi 0,72%.
Dengan inflasi yoy yang di bawah target, menurut Suhariyanto, inflasi hingga akhir tahun diperkirakan terkendali. Dari 82 kota yang disurvei, 70 kota mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi di Sibolga dan terendah di Surabaya, sedangkan 12 kota mengalami inflasi di mana inflasi tertinggi di Meulaboh dan terendah di Watampone dan Palopo.
Deflasi tertinggi di Sibolga ada -1,94%, Surabaya -0,02%. Inflasi tertinggi Meulaboh 0,91% akibat kenaikan harga ikan, dan inflasi terendah di Watampone dan Paolopo.