Jakarta, TopBusiness—Founder Greeneration Foundation, M. Bijaksana Junerosano, menjelaskan bahwa Indonesia perlu membawa ekonomi sirkular ke arah kebijakan negara. Itu melalui rencana jangka panjang dan rencana jangka menengah yang terintegrasi dengan kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial sebagai upaya perwujudan target SDG’s.
Demikian dia mengatakan di Jakarta (11/11/2019) dalam Indonesia Circular Economy Forum (ICEF) untuk ketiga kali,dan berlangsung sampai hari ini.
Dilihat dari sektor pengelolaan persampahan saja, kebijakan ekonomi sirkular bisa menumbuhkan ekonomi senilai Rp 101 triliun atau setara 4,1 persen APBN 2019 dengan dampak yang lebih positif terhadap kualitas lingkungan.
“Perubahan menuju ekonomi sirkular mensyaratkan partisipasi semua pihak. Melalui forum ini, kami menghadirkan berbagai narasumber, baik dari dalam maupun luar negeri, yang akan membantu mengidentifikasi tantangan dan potensi ekonomi sirkular di Indonesia, serta berbagi pengalaman kolaborasi mereka dengan berbagai pihak,” ujarnya.
Sementara, di kesempatan yang sama, Charge de’Affaires a.i. Kedutaan Norwegia, Bjørnar Dahl Hotvedt menyampaikan, “Seperti yang kita semua ketahui, penggunaan sumber daya yang efisien sangat logis secara ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah negara harus secara aktif mempromosikan pengembangan ekonomi sirkular.”
Dikatakannya, menjadikan ekonomi lebih sirkular adalah syarat mutlak jika ingin menciptakan masyarakat yang makmur, sekaligus menjaga planet. Ekonomi sirkular adalah ekonomi masa depan.
“Tetapi itu tidak akan terjadi dalam jangka waktu dekat, kita perlu contoh, inspirasi, dan belajar dari satu sama lain. Inilah yang akan kita peroleh dari Indonesia Circular Economy Forum, dan itu pula yang menjadi alasan mengapa forum ini sangat penting.”
(Adhito)