Jakarta, TopBusiness—Agar bisa tetap mendapatkan pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) minimal 5%, Indonesia perlu memberi perhatian kepada dua penggerak terbesar PDB. Yakni, konsumsi rumah tangga dan investasi.
“Konsumsi rumah tangga punya peran 57% dalam PDB. Sedangkan investasi, punya peran 32%. Maka, perhatian harus diberikan kepada dua hal ini agar tetap tumbuh bagus,” kata Direktur Pelaksana Nielsen Indonesia, Agus Nurudin, di Jakarta (20/11/2019).
Dikatakannya, kalau konsumsi rumah tangga Indonesia melemah, bisa berakibat tidak bagus kepada pertumbuhan PDB. Di sini, PDB bisa turun di bawah 5%.
Pula, turunnya investasi bisa berdampak tidak bagus kepada pertumbuhan PDB Indonesia.
Agus menyarankan agar tim ekonomi dalam kabinet menteri 2019-2024, bekerja bersama untuk menaikkan investasi. Hal ini pun tentu perlu menyertakan lembaga non-kementerian yang punya kaitan dengan iklim investasi, seperti BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal).
“Untuk menaikkan angka ekspor, sepertinya cenderung sulit kalau tidak diawali dengan naiknya investasi kita,”ucap Agus.
Bank Dunia memang telah merevisi prediksi pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2020, dari semula 5%-an menjadi 4%-an. “Akan tetapi, saya rasa kalau konsumsi rumah tangga masih bagus, PDB kita masih tumbuh 5%-an,” Agus memprediksi.
(Adhito)