Jakarta, TopBusiness – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga 28 Juli 2020 penghimpunan dana melalui pasar modal telah mencapai Rp54,1 triliun dengan 28 emiten baru. Kendati di tengah pandemi Covid-19, laju pasar modal masih tetap menjadi daya tarik bagi banyak perusahaan.
Apalagi memang, dalam waktu dekat ini masih banyak perusahaan yang akan melepas sahamnya ke publik melalui skema penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). “Dan berdasakan pipeline terdapat 85 emiten yangakan melakukan penawaran umum dengan total penawaran diperkirakan mencapai Rp54,13 triliun,” tutur Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, dalam keterangan resminya, Rabu (5/8/2020).
Dalam catatan OJK, kondisi yang positif tersebut tak lepas dari perbaikan data perekonomian serta sentiment positif dari pengembangan vaksin Covid-19. Dan hal itu juga telah berdampak positif terhadap kinerja pasar keuangan domestik yang menguat pada bulan Juli 2020.
Tercatat, sampai dengan 30 Juli 2020, pasar saham dan pasar SBN menguat dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik sebesar 4,98% secara month to day (mtd) dan yield rata-rata SBN turun sebesar 33,2 bps mtd.
“Penguatan pasar saham tersebut lebih didorong oleh investor domestik, khususnya investor ritel di tengah terjadinya net sell nonresiden yang cukup besar di pasar saham. Investor nonresiden tercatat melakukan net buy sebesar Rp4,94 triliun mtd (untuk pasar saham ada net sell Rp3,85 triliun dan pasar SBN ada net buy Rp8,79 triliun),” papar dia.
Selain pasar modal, WImboh melanjutkan, kondisi laju kredit di perbankan juga terus membaik. Hal ini tak lepas dari adanya suntikan dana dari pemerintah terhadap Bank Himbara untuk menyalurkan kredit ke UMKM dan korporasi padat karya. Selain itu juga ada program Pemerintah dalam mengeluarkan skema penjaminan kredit UMKM tersebut. Kondisi tersebut akan dapat mempercepat bergeraknya aktivitas dunia usaha.
Laporan sementara penggunaan dana Pemerintah yang ditempatkan di BankHimbara sampai dengan 27 Juli dengan alokasi Rp30 triliun telah terealisasi sebesar Rp49,7 triliun atau sekitar 165,5% terhadap alokasi dana atau 41,1% dari target distribusi sebanyak Rp121 triliun.
“Untuk mendukung upaya ini, OJK akan mengeluarkan kebijakan pendukungnya agar kebijakan stimulus Pemerintah ini dapat berjalan dengan cepat dan efektif, seperti relaksasi bobot risiko ATMR untuk kredit dengan kriteria tertentu sebagaimana diterapkan oleh beberapa negara lain,” pungkas Wimboh.
Foto: Rendy MR (TopBusiness)