Jakarta, TopBusiness – Sebagai bank yang sangat berpengalaman dalam mengucurkan kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus konsisten untuk memperkuat kredit UMKM. Langkah ini sangat positif mengingat jika UMKM bergerak akan berpengaruh terhadap pemulihan ekonomi nasional (PEN) menjadi lebih cepat.
Salah satu target yang dipatok perseroan dalam beberapa tahun depan adalah bisa mengantongi porsi kredit ke sektor UMKM mencapai 85%. Hal ini seperti disampaikan oleh Corporate Secretary Bank BRI, Aestika Oryza Gunarto ketika dihubungi TopBusiness, di Jakarta, Rabu (18/11/2020).
“Memang, BRI memiliki rencana untuk meningkatkan porsi kredit UMKM hingga 85% dari total portofolio kredit BRI, namun untuk rencana tahunnya itu kapan sedang kami kaji,” kata Aestika.
Untuk itu dalam rangka mewujudkan porsi 85% kredit UMKM itu, ujar dia, pihaknya tengah fokus pengembangan UMKM BRI ke depan dalam dua aspek. Pertama, mencari sumber sumber pertumbuhan baru dan yang kedua menumbuhkembangkan nasabah UMKM eksisting.
“Contoh sumber pertumbuhan baru yakni penyaluran Kredit Super Mikro kepada masyarakat penerima stimulus Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM),” tegas Aestika.
Sementara untuk menumbuhkembangkan UMKM tersebut, kata dia, yang dilakukan BRI dengan cara pemberdayaan dengan menyesuaikan dengan kebutuhan nasabah-nasabah BRI. Mulai dari pemberdayaan online sampai dengan nasabah BRI bisa menemukan business process dan business model yang baru.
Untuk diketahui, laju kredit emiten bank BUMN dengan kode saham BBRI sendiri hingga kuartal III-2020 mencapai Rp935,35 triliun atau tumbuh sebesar 4,86% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) sebesar Rp891,97 triliun. Meski begitu, rasio kredit macet (NPL) BRI terjaga di angka 3,12% dengan NPL Coverage 203,47% pada akhir September 2020.
Selanjutnya, komposisi kredit UMKM BRI terhadap total kredit BRI pun menjadi 80,65% atau tumbuh secara signifikan dari 78,10% di kuartal III-2019 lalu. Ini menjadi milestone dari perseroan, karena untuk pertama kalinya BRI mampu mencapai porsi kredit UMKM sebesar 80%.
Dengan perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga akhir kuartal III-2020 tercatat Rp1.131,93 triliun atau naik sebesar 18% yoy. Angka ini, di atas rata-rata industri perbankan nasional pada September 2020 sebesar 12,88%. Plus, untuk dana murah (CASA) masih mendominasi portofolio simpanan BRI, mencapai 59,02% dari total DPK atau senilai Rp668,0 triliun.
Hal itu membuat laba bersih BRI pada sembilan bulan pertama ini tercatat sebesar Rp14,15 triliun, memang mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar 42,94% dari sebelumnya Rp24,8 triliun (yoy). Sementara untuk aset konsolidasian perseroan juga tercatat tumbuh 10,89% yoy mencapai Rp1.447,85 triliun.
Foto: Istimewa