Jakarta, TopBusiness – Selain fokus pada percepatan pembangunan infrastruktur Pelabuhan Patimban, pemerintah juga memperhatikan aspek ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar kawasan pelabuhan tersebut.
Upaya tersebut antara lain dilakukan dengan aksi sosial dan secara aktif memberikan pelatihan seperti pelatihan kewirausahaan, pelatihan pemberdayaan masyarakat, serta pemberian program keahlian bagi para nelayan sekitar.
“Untuk para nelayan, kami juga bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan akan memberikan bantuan kapal-kapal yang disalurkan melalui koperasi,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam keterangannya seperti dikutip Senin (21/22/2020).
Presiden RI Joko Widodo pada Minggu, 20 Desember 2020, hadir secara virtual bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyaksikan dilakukannya soft launching dan pengoperasian perdana Pelabuhan Internasional Patimban, Subang, Jawa Barat.
Menurut Budi, pembangunan Pelabuhan Patimban akan mengurangi biaya logistik dan memperlancar arus barang, serta mengurangi beban kendaraan barang di jalan raya khususnya wilayah Jabodetabek.
“Pelabuhan Patimban yang disinergikan dengan Pelabuhan Tanjung Priok diharapkan dapat mengefisiensikan waktu dan biaya logistik. Khususnya untuk menekan biaya logistik nasional dan meningkatkan efisiensi biaya ekspor produk Indonesia ke luar negeri, salah satunya produk otomotif,” kata Menhub.
Secara keseluruhan, pembangunan Pelabuhan Patimban dilakukan dalam tiga tahap. Saat ini telah diselesaikan pembangunan tahap 1 fase 1, yaitu meliputi pembangunan area terminal, pembangunan breakwater, seawall, dan revetment, pembangunan back up area, jalan akses, dan jembatan penghubung dengan terminal kendaraan seluas 25 ha dengan kapasitas kumulatif sebesar 218 ribu CBU, terminal peti kemas seluas 35 ha dengan kapasitas kumulatif sebesar 250 ribu TEUs untuk tahap I secara keseluruhan.
Selanjutnya, untuk tahap 1 fase 2 akan dikerjakan pada 2021-2024 dengan pekerjaan terminal peti kemas seluas 66 ha dengan kapasitas kumulatif sebesar 3,75 juta TEUs, terminal kendaraan dengan kapasitas kumulatif sebesar 600 ribu CBU, dan roro terminal seluas 200 m2.
Kemudian untuk tahap 2 akan dilaksanakan pada 2024-2025 pekerjaan terminal peti kemas dengan kapasitas kumulatif sebesar 5,5 juta TEUs. Sedangkan tahap 3 akan dilaksanakan pada 2026-2027 dengan pekerjaan terminal peti kemas dengan kapasitas kumulatif sebesar 7,5 juta TEUs.