Jakarta, TopBusiness – Para industri yang tergabung dalam wadah Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (HINABI) berharap tahun 2021 ini perekonomian Indonesia akan mengalami pertumbuhan, seiring dengan pemulihan perekonomian dunia, terutama negara China. Pasalnya, negara tirai bambu tersebut sebagai negeri yang sangat banyak memasok bahan baku kebutuhan industri dari Indonesia.
Terkait dengan hal itu, para angota HINABI sangat berharap perekonomain di tahun ini memberikan angin segar bagi seluruh sektor yang menjadi bidang konsentrasi selama ini, yaitu infrastruktur, konstruksi, pertambangan, energi dan mineral, dan agrikultural.
Ketua Umum HINABI, Jamaludin, kepada Top Business.id melalu wawancara by phone, di Jakarta, kemarin, mengatakanbahwa pihaknya berharap ekonomi akan kembali stabil di tahun ini. “Kita semua berharap pada tahun 2021 ini, perekonomian Indonesia serta dunia sudah mulai kembali pulih menuju arah perbaikan,” katanya.
Perbaikan ekonomi sangat beralasan sebab beberapa sektor industri pertambangan, semisal, batubara memberikan sinyal-sinyal perbaikan. Harga batubara dunia sudah meroket mencapai harga teringgi pada periode satu tahun belakangan ini. Harga batubara sudah menyentuh pada level USD 78 per ton.
Demikian juga dengan mineral lainnya seperti nikel. Sehingga bahan pertambangan tersebut sangat diperlukan. Apalagi Indonesia akan menjadi negara industri batrey motor listrik (EV) terbesar di dunia. Banyak industri motor listrik kelas dunia yang berinvestasi di Indonesia. “Ini merupakan sebuah pencerahan bagi para industri alat berat”, tegas Jamaludin.

Lanjut Jamaludin, pada mulai tahun 2019 hingga 2020 yang lalu indutri HINABI terpangkas hingga 50%. Dan banyak pula para industri alat berat ini yang mengalami bangkrut. “Sementara kapasitas penjualan kita hanya mencapai puncak tertingi di angka 3.400 unit, sementara kapasitas terpasdang produksi industri dalam negeri bisa mencapai 10.000 unit”, jelas Jamaludin.
Kendati begitu, dirinya optimis bahwa pertumbuhan pangsa pasar akan meningkat di tahun sebab ada permintaan dari luar negeri. “Target market terbesar tetap pada sektor infrastruktur-konstruksi sebesar 35 sampai 40%, peringkat kedua pada sector Agricultural–Forestry sebasar 25% dan sector Mining, energy dan migas pada level 10-15%,” tegas Jamaludin.
Dia pun tak lupa memberikan catatan atas kinerja bisnis sehubungan dengan pemberian vaksin. “Harapan kami tahun 2021 ini perekonomian Indonesia dan dunia akan segera pulih kembali. Tentunya ya tergantung dengan suksesinya pemberian vaksin covid-19 bagi seluruh rakyat dan bangsa Indonesia ini, “ ujarnya.