Jakarta, TopBusiness – Kineja PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) atau SBI sepanjang pandemic covid-19 di 2020 lalu memang menghadapi pasar semen yang berat. Adanya peningkatan jumlah kasus positif yang berimbas pada peningkatan mitigasi pemerintah melalui berbagai upaya pembatasan pada aktivitas masyarakat, serta fokus pemerintah untuk mengalihkan pendanaan pada pencegahan Covid-19 turut mempengaruhi performa pasar semen domestik.
Beberapa indicator keuangan mengalami koreksi, namun begitu ternyata untuk pos laba perseroan masih mencatatkan kinerja yang apik. Tercatat masih naik 30,4 persen dibanding tahun 2019 lalu.
Seperti disebutkan Presiden Direktur SBI, Aulia Mulki Oemar dalam keterangan resmi SBI yang diterima TopBusiness, Jumat (19/2/2021) ini, untuk onsumsi semen domestik tercatat turun dari 70 juta ton di tahun 2019 menjadi 62,7 juta ton pada tahun 2020 atau sebesar 10,4%.
Namun demikian, pasar ekspor justru mengalami pertumbuhan secara kumulatif tahunan dari 6,1 juta ton pada tahun 2019 menjadi 9,3 juta ton pada tahun 2020 atau sebesar 51,8%.
Adapun untuk penurunan konsumsi pasar semen domestik tercermin pada penurunan volume penjualan semen dan terak SBI dari 11,9 juta ton pada tahun 2019, menjadi 10,5 juta ton pada tahun 2020 atau sebesar 11,6%.
“Kenaikan hanya didapat dari penjualan ekspor yang melonjak dari 502 ribu ton pada tahun 2019, menjadi 1,5 juta ton pada tahun 2020 atau sebesar 198,1%,” sebut dia.
Penurunan volume juga terjadi di sektor bisnis beton jadi dari 1,5 juta m3 pada tahun 2019 menjadi 874 ribu m3 pada tahun 2020 atau sebesar 41,8%, serta sektor bisnis agregat yang turun dari 2,3 juta ton menjadi 614 ribu ton pada tahun 2020 atau sebesar 73,2%.
“Penurunan volume ini berdampak pada penurunan pendapatan dari Rp11,1 triliun pada 2019, menjadi Rp10,1 triliun pada 2020 lalu atau sebesar 8,6%. Lalu laba kotor naik dari Rp2,9 triliun pada 2019, menjadi Rp3 triliun di 2020 atau sebesar 3,4%. Serta EBITDA naik dari Rp1,8 triliun pada 2019, menjadi Rp2,5 triliun pada 2020 atau sebesar 39,5%,” tegasnya.
Untuk program-program efisiensi yang dijalankan oleh perseroan sepanjang tahun 2020 telah mampu membantu menurunkan beban pokok pendapatan sebesar 12,8%.
“Sehingga perseroan mampu meningkatkan laba sebelum bunga & pajak penghasilan dan akhirnya mencetak laba bersih dari Rp499 miliar pada tahun 2019, menjadi Rp651 miliar pada tahun 2020 atau terkerek sebesar 30,4%,” sambungnya.
Proyeksi Bisnis 2021
Sementara itu untuk kinerja keuangan 2020 ini, Aulia mengatakan, dampak pandemi harus lebih mampu dimitigasi pada tahun 2021. Dimulainya vaksinasi oleh pemerintah untuk pengentasan Covid-19, menjadi salah satu fundamental optimisme guna pemulihan perekonomian di Indonesia.
“Kita sudah dapat banyak pembelajaran sepanjang tahun 2020. Kini saatnya sektor industri bangkit dengan strategi-strategi baru,” tuturnya.
“Untuk mendukung upaya-upaya pemulihan yang dilakukan pemerintah, bersama SIG kami menetapkan fokus mengembangkan nilai tambah dan menghadirkan solusi-solusi inovatif baru, untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cepat, mudah, berkualitas serta penerapan protokol kesehatan pada setiap rantai pasokan hingga produk atau layanan diterima pelanggan,” pungkas Aulia.
FOTO: Istimewa