Jakarta, TopBusiness – PT Rajawali Nusantara Indonesia atau RNI memastikan holding BUMN pangan berdiri kuartal III/2021. Penyesuaian teknis dan kebijakan akan segera dilakukan oleh BUMN pangan terkait.
Direktur Utama PT RNI Arief Prasetyo Adi mengatakan, pembentukan holding BUMN klaster pangan terus dikebut penyelesaiannya. Saat ini telah dilakukan pengembangan kajian dan analisis pembentukan holding BUMN klaster pangan.
Kemudian, RNI juga telah melakukan sosialisasi secara paralel kepada delapan BUMN pangan lain yang akan menjadi anggota holding BUMN pangan. Selanjutnya, akan dilakukan penambahan pembahasan dan harmonisasi kajian. Terakhir, pembentukan holding BUMN pangan.
“Proses hari ini, izin prakarsa inisiatif sudah disampaikan ke presiden, kemudian berikutnya proses Pembahasan Antar Kementerian atau PAK, dan berikutnya harmonisasi. Target kami semua kuartal ketiga tahun ini sudah harus terbentuk,” kata Arief seperti dikutip Rabu (17/3/2021).
Holding BUMN pangan, lanjutnya, merupakan inisiasi strategis untuk pengembangan klaster pangan ke depan. Mulai dari integrasi value chain, perluasan lahan, restrukturisasi perusahaan, dan kolaborasi dengan lembaga penelitian.
Holding tersebut juga mencakup pengembangan talenta berkualitas, kemitraan teknis, pengembangan infrastruktur, teknologi pertanian dan budidaya, rantai pasok yang terhubung, peningkatan produktivitas perusahaan, perluasan korporasi pertanian, petani-UMKM, dan nilai kinerja ekonomi.
“Ke depan, target kita memang harus bisa menjadi pengekspor pangan berkualitas,” ujarnya.
Arief menyebutkan, RNI diminta untuk memimpin klaster holding BUMN pangan. Saat ini juga, pihaknya sedang memetakan mulai dari input, produksi, primary processing, penyimpanan, perdagangan, distribusi dan penjualan ritel.
Nantinya, akan ada kesatuan sistem mulai hulu sampai hilir dari sembilan BUMN klaster pangan. Dengan input mulai dari supply chain di hulu yang ujungnya sampai dengan offtaker. Ditilik dari pemetaannya mulai dari komoditas beras, jagung, daging ayam, daging sapi, daging kambing, ikan, cabai, bawang, gula dan garam.
“Kesulitan kita adalah memang di hilir, jadi apabila ada program–program pemerintah yang inline dan bisa mendukung Bulog, RNI dan klaster pangan ini akan sangat baik untuk di Indonesia,” tuturnya.
Informasi tambahan, holding BUMN klaster pangan terdiri dari PT RNI, Berdikari, Pertani, Perikanan Nusantara (Perinus), PT Bhanda Ghara Reksa (BGR Logistics), Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), PT Garam, Perikanan Indonesia (Perindo), dan Sang Hyang Seri.
Adapun pembentukan holding BUMN Pangan ditujukan guna membangun ketahanan pangan di dalam negeri. Pemerintah optimistis rencana konsolidasi BUMN pada industri pangan melalui pembentukan holding akan memajukan dan memperkuat sektor agro industri nasional.
Pasalnya, Indonesia selama ini banyak mengimpor bahan kebutuhan pangan. Jadi. perlu adanya upaya meningkatkan pertanian berbasis teknologi, pengembangan bioteknologi pangan, inisiasi kemitraan inti plasma, serta pembentukan holding untuk membangun ketahanan pangan.