Jakarta, TopBusiness – PT Sarana Pembangunan Riau (SPR) telah berhasil meraih standar internasional dengan mengantongi sertifikat ISO Integrated Management System. Dengan peraihan ini, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Riau ini diharapkan makin berdaya saing dan mendapat kepercayaan luas dengan mitra bisnis, termasuk dari global.
Standar Internasional dalam sebuah sistem manajemen untuk pengukuran mutu perusahaan atau organisasi, memiliki peranan penting untuk mengetahui dan mengukur kredibilitas perusahaan. Hal ini sangat diperlukan, terutama dalam upaya meningkatkan daya saing perusahaan di kancah global sekaligus sebagai kesiapan dalam memasuki era industri keempat (Industri 4.0).
Itulah makanya, PT SPR juga menaruh perhatian dalam upaya menerapkan sistem standar internasional –ISO ini. Kerja kerasnya membuahkan hasil, di mana setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya perusahaan berhasil memperoleh standar ISO, khususnya ISO Integrated Management System yang merupakan kumpulan 3 ISO.
Di antaranya, yaitu ISO 9001:2015 tentang Manajemen Mutu, ISO 45001:2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan ISO 45001:2015 tentang Manajemen Lingkungan.
PT Sarana Pembangunan Riau dinyatakan berhak oleh Auditor ISO PT Asri Utama IP&S yang berafiliasi dengan Internasional Organization Accreditation Body (IOAB) untuk memperoleh Sertifikat ISO Integarted Management System ini.
“Ini merupakan kebanggan tersendiri bagi kami, di mana di tengah pandemi Covid-19, PT SPR selain masih bisa meningkatkan kinerja usaha, juga meraih ISO. ISO Integrated Management System (9001:2015 – 45001:2018 – 14001:2015) ini terutama untuk memperkuat portfolio PT. SPR sebagai perusahaan professional,” ujar Direktur PT SPR Fuady Noor saat presentasi dan wawancara penjurian “TOP BUMD Awards 2021” yang dilakukan secara daring, Kamis (03/6/2021).
Di hadapan Tim Dewan Juri, yakni Ir. Thendri Supriatno, Dr. Sigit Adjar Susilo, Dr. Aldrin Herwany, serta M Lutfi Handayani yang merangkap moderator, Fuady menegaskan, di era persaingan bebas, perusahaan harus bisa terus meningkatkan performa antara lain dengan memperkuat pasar dan kemitraan bisnis dalam pengembangan usaha.
Selain itu, pengembangan bisnis juga dilakukan melalui strategi penguatan pelanggan juga mitra usaha. “Kita perlu membangun kemitraan dengan banyak pihak untuk mengembangkan usaha. Untuk bisa kompetitif dalam meraih kepercayaan investor dan mitra, maka kami mempersiapkan diri dengan sertifikat ISO sebagai bentuk kompetensi perusahaan ini,” ungkap Fuady Noor.
PT SPR merupakan BUMD Provinsi Riau yang berdiri berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Riau NO. 8 Tahun 1990. Pada awalnya perusahaan ini terdiri dari 4 Perusahaan Daerah (PD) terdiri dari PD Angkutan & Jasa, PD. Perhotelan, dan PD. Pariwisata & Hiburan Umum. Atas inisiatif Pemerintah Provinsi Riau, pada tahun 1990 keempat Perusahaan Daerah tersebut di-merger menjadi satu nama Perusahaan Daerah Sarana Pembangungan Riau (PD. SPR).
Sejak tahun 2008 status BUMD ini berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) Sarana Pembangunan Riau yang tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor: 1 tahun 2008 dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman & HAM No: AHU-92340.AH.01.01 tahun 2008, tanggal 1 Desember 2008.
Saat ini, PT SPR mempunyai dua anak perusahaan, yakni PT SPR Langgak, anak perusahaan yang bergerak sebagai operator minyak (KKKS) di Blok Langgak-Riau dengan luas konsesi 79,65 km2 selama 20 tahun. Lalu, PT SPR Trada adalah anak perusahaan yang didirikan dengan konsentrasi usaha dalam bidang pengembangan agribisnis (pertanian/perkebunan), jasa konstruksi, general contractor, trading dan kehutanan.
Dalam beberapa tahun terakhir, termasuk di saat pandemi Covid-19, perusahaan masih bisa meningkatkan kinerja bisnis dengan meraih laba, sehingga dapat memberikan dividen untuk kontribusi kepada Pemprov Riau. Tercatat, pada tahun 2018 perusahaan meraih laba Rp1 miliar dan memberikan setoran dividen Rp526 jutra.
Kemudian, tahun 2019 peraihan laba naik menjadi Rp1,6 miliar dan memberikan dividen sebesar Rp708 juta. Sedangkan tahun lalu (2020, meski sedang pandemi perusahaan mampu meningkatkan peraihan laba hingga sebesar Rp2,1 miliar dengan menyetor dividen sebesar Rp1,1 miliar.
PT SPR juga berhasil menjalin Nota Kesepakatan Kerjasama Kemitraan atau MoU untuk pengembangan bisnis dengan beberapa perusahaan besar. Di antaranya PT Pertamina Retail, PT Prasada Pamunah Limbah Industri, PT Holistic Health Business Opportunity, PT Dua Pakar Rekacipta, PT Bio Indo Hilir, PT Sarana Pembangunan Pekanbaru, PT Perdagangan Indo Mandiri Sejati, dan PT Pratama Saoloan Green. Kerja sama ini dibangun untuk memperluas ruang kerja PT SPR sebagai BUMD aneka usaha.
Penulis: Ahmad Chury