Jakarta, TopBusiness—Untuk tahun pembukuan 2020, PD BPR Bank Pasar Kota Semarang (Bank Pasar Semarang) mencatatkan pencapaian melebihi target dalam sejumlah indikator keuangan.
“Hal tersebut membanggakan kami. Soalnya, kami tidak merevisi target seperti yang dilakukan BUMD yang sejenis. Malah, kami melampaui target,” kata Direktur Utama Bank Pasar Semarang, Agus Puji Kusumanto (7/6).
Ia menjelaskan hal itu dalam presentasi melalui internet untuk Dewan Juri Top BUMD Awards 2021, yang digelar Majalah TopBusiness bersama sejumlah lembaga seperti Institut Otonomi Daerah, Yayasan Pakem, Dwika Consulting, Melani Harriman and Associaties, Lembaga Kajian Nawacita, dan lain-lain.
Agus menjelaskan bahwa untuk tahun 2020, pihaknya mendapatkan laba Rp2.450.095.860 atau 100,4% dari target.
Besar DPK (dana pihak ketiga) di Rp46.814.387.351. Angka tersebut sebesar 101,9% dari target.
Kemudian, nilai kredit yang disalurkan untuk tahun 2020 adalah Rp51.734.418.386. Dengan angka tersebut, maka pencapaian target adalah sebesar 99,44%.
Nilai setoran dividen ke pemerintah daerah, adalah Rp1.347.552.723. Itu besarnya 100,4% dari yang ditargetkan. “Untuk tahun 2019 dan 2020,” Agus menjelaskan, “Bank Pasar Semarang tidak mendapatan tambahan modal disetor dari pemegang saham.”
Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa CAR (capital adequacy ratio) atau rasio perbandingan modal dengan aset tertimbang menurut risiko pada Bank Pasar Semarang, sebesar 58,42%. Angka ini jauh di atas standar OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
LDR (loan to deposit ratio) sebesar 80,92%. Cash ratio pada angka 17,52%. “Untuk BOPO (biaya operasi berbanding pendapatan operasi), Bank Pasar Semarang mencatatkan rasio 73,25%,” demikianlah Agus menjelaskan lebih lanjut.
Lebih lanjut, bankir tersebut memaparkan bahwa proporsi usaha Bank Pasar Semarang adalah: 60% beroritentasi laba, dan 40% bersifat layanan publik/sosial. “Strategi bisnis kami adalah pemasaran berbasis komunitas, remunerasi berbasis kinerja, budaya kerja sadar risiko, dan lain-lain,” kata dia.
Bank Pasar Semarang pun, ia memaparkan lebih lanjut, pada saat ini terus meluaskan jaringan sampai ke tingkatan pasar. Hal tersebut pun bertujuan untuk mengurangi kiprah para rentenir. Untuk itu, ada produk kredit supermikro yang ditawarkan ke pedagang kecil pada pasar-pasar. “Produk ini punya kemudahan yang lebih baik, daripada yang ditawarkan para rentenir.”
Hasilnya, pedagang pasar yang sudah beralih ke produk tersebut, berjumlah cukup signifikan.