Jakarta, TopBusiness – Dua analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Yogie Surya Perdana dan Aryo Perbongso menegaskan, Pefindo telah memberikan peringkat “idBBB-” kepada Perusahaan Umum Perumahan Nasional (Perumnas) dan Medium-Term Notes (MTN) III/2016 dan MTN II/2016 senilai masing-masing Rp150 miliar dan Rp230 miliar yang akan jatuh tempo pada 22 Juli 2021 dan 4 Agustus 2021 nanti.
“Pada saat yang sama, kami juga menegaskan peringkat “idBBB-” kepada MTN IV/2016, MTN I/2017 Seri B, MTN III/2018, MTN I/2019, MTN III/2019, MTN IV/2019, MTN V/2019, MTN VI/2019, MTN VIII/2019, MTN IX/2019, dan Long-Term Notes (LTN) 2020 yang diterbitkan Perumnas,” katanya dalam keterangan resmi Pefindo yang diterima media, di Jakarta, Jumat (25/6/2021).
Disebutkannya, outlook perusahaan ditempatkan pada “CreditWatch dengan Implikasi Negatif” mengingat Perumnas masih berdiskusi dengan pemegang MTN yang akan jatuh tempo untuk menegosiasikan persyaratan baru yang mencakup potensi perpanjangan jatuh tempo.
“Outlook mencerminkan ketidakpastian terkait dengan perkembangan ini dan kami hanya akan merevisi CreditWatch dengan Implikasi Negatif setelah Perumnas meperoleh persetujuan dengan pemegang MTN terkait dengan persyaratan baru yang diajukan,” tuturnya.
Kegagalan dalam mencapai kesepakatan dengan pemegang MTN secara tepat waktu, katanya, dapat menyebabkan penurunan lebih dari satu peringkat karena tekanan likuiditas yang tinggi bagi Perumnas dalam membayar kewajiban keuangannya.
Akibat pandemi Covid-19, memang likuiditas Perumnas melemah signifikan karena koleksi kas dari prapenjualan yang lebih lemah di tengah permintaan properti yang juga lemah sementara Perumnas memiliki fleksibilitas yang terbatas dalam mengelola belanja modal untuk konstruksi dikarenakan eksposur yang tinggi terhadap pengembangan hunian vertikal yang membutuhkan modal awal yang besar jika dibandingkan dengan pengembangan rumah tapak.
Obligor dengan peringkat idBBB memiliki kemampuan yang memadai dibandingkan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya.
“Walaupun demikian, kemampuan obligor lebih mungkin akan terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi. Tanda Kurang (-) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif lemah dan di bawah rata-rata kategori yang bersangkutan,” terangnya.
Peringkat ini mencerminkan posisi Perusahaan yang memiliki kepentingan strategis terhadap Pemerintah dalam menyediakan rumah segmen bawah dan proyek Perusahaan yang terdiversifikasi dengan baik.
Namun, peringkat dibatasi oleh struktur permodalan perusahaan yang sangat agresif serta posisi likuiditas yang sangat ketat, porsi pendapatan berulang yang kecil, dan sifat bisnis properti yang sensitif terhadap perubahan kondisi makro ekonomi.
Perumnas sendiri didirikan pada tahun 1974 silam. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah, yang bergerak di bidang pengembangan properti untuk segmen menengah ke bawah, termasuk rumah tapak dan rumah susun, rumah susun sewa, dan properti komersial.
FOTO: Istimewa