Jakarta, TopBusiness – Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO) secara resmi telah memutuskan untuk mengganti nama menjadi Bank Raya. Langkah pemegang saham ini ditempuh sebagai upaya menjadikan AGRO sebagai bank digital bagi Bank Himbara.
Hal ini seperti disampaikan oleh Direktur Utama BRI Agro, Kaspar Situmorang secara virtual seusai menggelar RUPSLB pada Senin kemarin, dikutip Selasa (28/9/2021).
“Dalam proses transformasi ini, kami akan bergerak menuju bisnis yang baru. Juga menyesuaikan bisnis yang sudah ada. Pada hari ini, kami juga ingin menyampaikan, kami telah mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham, untuk mengubah nama baru menjadi Bank Raya,” jelas Kaspar.
Sebelumnya, dia menegaskan, perseroan telah memiliki beberapa opsi nama. Terlebih, pihaknya juga sebagai bank agroniaga memiliki persepsi seperti bank sawit digital, dan sebagainya. Untuk itu, lanjut Kaspar, dengan adanya perubahan ini, juga bagian dari langkah untuk menggeser citra yang selama ini melekat sebagai agrikultur dan atau sawit.
Dengan menjadi Bank Raya, lanjutnya, perseroan juga telah merilis layanan digital saving. Sehingga dengan begitu, manajemen AGRO berharap dengan pergantian nama ini, bisa membuat bank menjadi digital sepenuhnya.
RUPSLB yang digelar kemarin sendiri memiliki dua agenda rapat, salah satunya membahas mengenai perubahan nama perusahaan. Kedua agenda RUPSLB tersebut, yaitu pertama, persetujuan perubahan anggaran dasar perseroan Pasal 1 ayat 1.
“Mata acara ini diselenggarakan sehubungan dengan rencana perubahan nama perseroan dimana berdasarkan ketentuan Pasal 19 Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas (UUPT), dan Pasal 27 ayat 2 Anggaran Dasar Perseroan yang mengatur perubahan anggaran dasar ditetapkan oleh RUPS,” terang direksi dalam penjelasan mata acara rapat itu.
Dan agenda rapat kedua yakni persetujuan penerbitan saham baru melalui penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) kepada para pemegang saham yang akan dilakukan melalui mekanisme penawaran umum terbatas IX (PUT IX) dan oleh karenanya sekaligus mengubah Pasal 4 ayat 2 dan Pasal 31 Anggaran Dasar Perseroan.
Seperti diketahui, BRI Agro berencana melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue sebanyak 2,15 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Dana hasil pelaksanaan PMHMETD setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk penguatan permodalan terutama sebagai modal kerja perseroan dalam rangka penyaluran dana berbasis digital.
Sementara itu, terkait kinerja AGRO sendiri hingga paruh pertama 2021 mencatatkan penurunan aset 2,98% year on year (yoy) dari Rp 26,18 triliun menjadi Rp 25,4 triliun per Juni 2021. Sedangkan kredit turun 4,29% yoy dari Rp 19,19 triliun menjadi menjadi Rp 18,3 triliun.
Adapun dana pihak ketiga juga turun 4,82% yoy dari Rp 21,06 triliun menjadi Rp 20,05 triliun pada semester pertama 2021 lalu.
Penurunan kinerja ini, seiring dengan bank yang melakukan transformasi digital dengan mengurangi kredit sedang dan lebih menyasar kredit yang plafonnya lebih kecil, namun bisa menjangkau lebih banyak nasabah.
FOTO: Istimewa