Jakarta, TopBusiness – PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) selaku salah satu Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) di Indonesia terus menghimbau kepada pengguna jalan untuk dapat mengikuti ketentuan dan tata tertib yang berlaku di jalan tol khususnya pada jalan tol yang dikelola oleh perusahaan, serta SETUJU untuk mengutamakan keselamatan sebagai prioritas.
Direktur Operasi III Hutama Karya, Koentjoro, juga menyampaikan bahwa jalan tol memiliki karakteristik yang berbeda dari Jalan Nasional. “Jalan tol dan Jalan Nasional memang cukup berbeda. Dari segi karakteristik, jalan tol biasanya hanya lurus saja dan jarang memiliki belokan sehingga rawan menyebabkan kantuk, selain itu, jalan tol juga biasanya hanya memiliki tempat pemberhentian berupa TI (Tempat Istirahat) atau TIP (Tempat Istirahat & Pelayanan) yang berada setiap 20-50 km sekali, tidak seperti jalan nasional yang di kanan-kiri jalannya terdapat banyak tempat singgah. Sementara itu, dari segi cara berkendara juga cukup berbeda, karena ketentuan berkendara di jalan tol itu tidak boleh terlalu lambat dan terlalu cepat yakni paling aman sesuai dengan peraturan yang berlaku sekitar 60—80 km/jam , sehingga diperlukan fokus dan konsentrasi penuh dalam berkendara di jalan tol,” ujar Koentjoro kepada Top Business dalam keterangan resminya.
Mengevaluasi dari insiden yang terjadi di jalan tol akhir-akhir ini, Hutama Karya mencatat salah satu faktor tertinggi penyebab kecelakaan di jalan tol yang dikelola disebabkan oleh microsleep (rasa kantuk yang luar biasa, sehingga menyebabkan pengemudi tanpa sadar tertidur) dan hal tersebut menyebabkan pengemudi hilang kendali hingga menabrak kendaraan di sekitarnya atau pagar pembatas jalan.
“Dari evaluasi tersebut, kami menyarankan kepada pengguna jalan tol agar dapat mencari rest area terdekat atau melipir terlebih dahulu apabila dirasa mengantuk, mengingat microsleep sangatlah berbahaya. Dalam mengantisipasi hal tersebut, kami juga melakukan Operasi Simpatik pembagian kopi & permen kepada pengguna jalan serta membuat terobosan Operasi Microsleep/Mengantuk secara berkala di ruas-ruas tol yang dikelola pada jam-jam rawan sekitar 00.00 pagi keatas, dimana dalam Operasi Microsleep tersebut, kami memberhentikan kendaraan yang berpotensi mengantuk dan mengarahkannya untuk berhenti di pos yang tersedia di rest area, setelah itu petugas akan melakukan self-assesment Microsleep dengan meminta pengendara mengisi beberapa pertanyaan terkait kondisi fisik dan juga diperiksa kondisi kesehatannya, sambil pengendara diperiksa, petugas juga mengecek kondisi kendaraan pengemudi. Setelah itu, pengemudi akan diberikan roti dan kopi agar tetap terjaga dan diminta untuk beristirahat selama 2 jam di rest area terlebih dahulu,” tutur Koentjoro.
Selain faktor mengantuk dan kelelahan, kecepatan berkendara juga menjadi salah satu faktor tertinggi terjadinya kecelakaan di jalan tol sehingga pengguna jalan tol harus SETUJU untuk tertib kecepatan berkendara di jalan tol. “saat ini pihak manajemen tol bersama dengan kepolisian juga telah bekerjasama untuk memantau kecepatan berkendara menggunakan alat speedgun, sehingga proses tilangnya pun langsung di tindak oleh pihak kepolisian. Selain itu, pengguna jalan juga diharapkan dapat menghubungi call centre masing-masing ruas tol apabila mengalami gangguan, petugas kami akan siap melayani 24/jam serta untuk layanan derek & ambulans tidak dikenakan biaya sepeserpun,” imbuh Koentjoro.
Sebagai salah satu bentuk optimasi dari perusahaan untuk mengedukasi pengguna jalan serta mengantisipasi terjadinya kecelakaan, Hutama Karya terus menggalakan kampanye keselamatan berkendara bertajuk SETUJU (Selamat Sampai Tujuan), dimana didalamnya telah terdapat 5 (lima) point penting dalam berkendara di jalan tol. Diantaranya yakni setuju keselamatan adalah nomor satu, setuju untuk turunkan fatalitas kecelakaan di jalan tol, setuju untuk tertib kecepatan berkendara di jalan tol, setuju tertib berkendara di jalan tol dan setuju untuk tertib over dimensi menuju zero over load di jalan tol.
“kami masih terus mensosialisasikan tata tertib berkendara di jalan tol melalui kampanye SETUJU setiap harinya untuk menghimbau para pengguna jalan tol, baik melalui media sosial maupun media luar ruang melalui pemasangan baliho, spanduk, JPO, pembagian eflyer dan lainnya. Kami berharap dengan himbauan secara masif tersebut, pengguna jalan dapat memahami tata tertib yang berlaku di jalan tol dan menumbuhkan kebiasaaan baru bagi pengguna jalan tol dalam meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya mengutamakan keselamatan di jalan tol. Kami pastikan apabila pengguna jalan mengikuti tata tertib yang berlaku, nihil potensi terjadinya insiden di jalan tol,” Imbuh Koentjoro.
Lebih lanjut, Koentjoro juga menambahkan bahwa perbaikan di ruas-ruas tol juga terus rutin dilakukan demi kenyamanan dan keamanan pengguna jalan tol. “Kami secara rutin melakukan perbaikan jalan menggunakan metode Scrapping, Filling & Overlay maupun Rekonstruksi Beton Rigid sesuai dengan kebutuhannya terutama di Jalan Tol Outer Ring Road Seksi S
(JORR-S) dan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung, sehingga kami menghimbau kepada pengguna jalan yang ingin melintas di ruas ruas tol diharapkan berhati-hati apabila sedang ada perbaikan,” tambahnya.
Hutama Karya menghimbau pengguna jalan yang hendak melintas di untuk mematuhi ketentuan dan tata tertib yang berlaku di jalan tol, menyiapkan kartu uang elektronik dan menggunakan satu kartu untuk satu kendaraan saat memasuki gerbang tol, “Kami juga menghimbau pengguna jalan agar memastikan berkendara dalam kondisi prima dan mengecek kondisi kendaraan
sebelum melintas di jalan tol, selalu berhati-hati dan tetap menjaga jarak aman dengan kendaraan di depan, memastikan berkendara dengan kecepatan maksimum di rata-rata 60 – 80 km/jam. Kami juga mengajak pengguna jalan untuk selalu SETUJU bahwa Keselamatan adalah Nomor Satu agar semua pengguna jalan yang melintas di tol ini dapat selamat sampai tujuan.” Tutup Koentjoro. Direktur Operasi III Hutama Karya.