Jakarta, TopBusiness — Mirza Adityaswara, Deputi Gubenur Senior Bank Indonesia periode 2014-2019 menyampaikan keyakinannya bahwa perekonomian di tahun 2022 ini akan membaik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini membuat suku bunga acuan pun bakal naik secara bertahap.
Hal ini disebutkan oleh Mirza Adityaswara dalam acara PGN Energy Economic Outlook 2022, di Jakarta, dikutip Kamis (13/1/2022).
“Saya optimis ekonomi dunia dan Indonesia saat ini menuju ke normalisasi. Dari sisi pertumbuhan ekonomi, menuju ke arah akselerasi ke arah normal,” tandasnya, yakin.
“Pada tahun 2020 waktu pertumbuhan negatif itu tidak normal, tahun 2021 kita sudah recovery awal dan tahun 2022 recover lebih baik,” ujar Mirza lagi memaparkan outlook ekonomi 2022.
Lebih jauh Mirza menambahkan, dalam masa recovery ini hampir semua negara di dunia akan melakukan penyesuaian kebijakan. Sebagai contoh terkait suku bunga.
Ketika masa pandemi, di tengah tren inflasi yang tinggi dan risiko perbankan mengalami kenaikan kredit bermasalah, bank sentral melakukan kebijakan suku bunga rendah.
Ia mengatakan, dalam proses menuju kondisi normal akan banyak penyesuaian kebijakan. Suku bunga akan naik secara bertahap, insentif pemerintah berkurang dan sektor swasta mengambil peran lebih besar dalam perekonomian.
“Konsumsi energi yang meningkat juga perlu menjadi perhatian mengingat impor energi kita, khususnya minyak masih sangat besar dan berdampak terhadap devisa,” katanya.
Kehadiran energi yang efisien dan bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor, sebut Mirza, akan menjadi sangat penting bagi ketahanan ekonomi nasional.
Sementara di Indonesia sendiri saat ini masih dalam kondisi rezim suku bunga rendah. Terakhir, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang digelar pada 15-16 Desember 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%.
FOTO: Istimewa