Jakarta, TopBusiness – PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) terpilih sebagai Finalis ajang TOP CSR Awards 2022 yang diselenggarakan majalah Top Business. Perusahaan telah mengikuti Tahapan Penjurian ajang tersebut secara daring pada Rabu (02/03/2022).
Sesi presentasi dibawakan oleh Iman Sudirman selaku Field Manager Pertamina Hulu Kalimantan Timur dengan memaparkan materi bertajuk “Bersama PHKT Etam Berdaya Mewujudkan Kemandirian dan Kesejahteraan Masyarakat.”
Di bagian awal presentasi, ia menjelaskan aktivitas utama PHKT yaitu eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi, “Per 2021, produksi mencapai 4.770 BOPD minyak mentah. Itu menjadikan PHKT sebagai satu dari 10 perusahaan penghasil minyak mentah terbesar di Indonesia.”
“Produksi berikutnya, 26,52 MMSCFD gas > 30 MMSCFD yang dialirkan ke Pertamina RU V Balikpapan,” Iman menambahkan.
Program CSR Unggulan
Dalam ajang TOP CSR Awards 2022 ini, PHKT menampilkan 2 program CSR unggulan yang telah mengadopsi konsep Creating Shared Value dan ISO 26000.
“Yaitu, Program BULATIH (Budidaya Lalat Hitam) di Lapangan Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS) di Kab. Panajam Paser Utara dan Kapak Prabu (Kampung Kopi Luwak Prangat Prabu) di Lapangan Daerah Operasi Bagian Utara (DOBU) di Kab. Kutai Kartanegara,” tutur Mada Marhaenisia dari Comdev PHKT kepada dewan juri.
BULATIH
Lebih jauh ia pun menerangkan bahwa BULATIH dijalankan sebagai upaya pengelolaan sampah organik menggunakan biokonversi maggot yang memiliki nilai ekonomis.
“Ini berupa Sistem Pengelolaan Sampah Organik Terintegrasi Berbasis Masyarakat dengan metode biokonversi Black Soldier Fly (BSF).”
“Sistem Pengolahan Limbah Organik Terpadu Berbasis Masyarakat Melalui Skema Ekonomi Sirkular dengan memposisikan masyarakat sebagai aktor penggerak sekaligus konsumen dalam pengelolaan sampah organik,” lanjutnya.
Mada pun memaparkan sejumlah manfaat dari pelaksanaan program ini bagi pihak terkait (stakeholder).
“PHKT, pemanfaatan food waste catering perusahaan diolah melalui metode biokonversi maggot.”
Pemerintah Kab. Penajam, kembali dilanjutkan Mada, berkontribusi dalam pengelolaan sampah organik sebesar 4,2 ton dan Mengurangi Emisi 1.947 kg ch4 dan 0,02358 Ton co2eq.
Oleh Kelompok BULATIH HIMPULI, pemanfataan sampah organik dengan biokonversi maggot digunakan untuk menekan biaya pakan ternak unggas.
Lalu, Kelompok BULATIH Pesantren Hidayatullah, pengelolaan sampah organik catering pesantren menjadi maggot dan digunakan menjadi pakan untuk lele.
“Dan Kelompok BULATIH Maggot Lestari, pengelolaan sampah rumah yang dikelola menjadi produk-produk maggot seperti maggot kering,” ujarnya.
Menurut PHKT, masalah sosial yang berhasil diselesaikan Program BULATIH berupa penghematan biaya pakan ternak melalui hasil budi daya lalat hitam (maggot) dan Pelestarian lingkungan melalui pengelolaan sampah organik.
Kapak Prabu
Program CSR berikutnya, lanjut Mada, yaitu Kapak Prabu sebagai upaya PHKT meningkatkan kesejahteraan kelompok tani melalui pengembangan komoditi kopi liberika dengan fermentasi luwak.
“Program ini bertujuan memberikan nilai tambah ekonomi, sosial dan lingkungan bagi kelompok tani dan masyarakat di Desa Prangat Baru,” tutur Mada. Program ini dimulai tahun 2020 dengan melibatkan Kelompok Tani Kampung Luwak di Kec. Marangkayu yang beranggotakan 34 orang.
Ada pun manfaat yang diperoleh PHKT berupa pemanfaatan food waste catering di dalam perusahaan menjadi pupuk kompos. “Bagi Pemerintah Desa Prangat Baru membantu mengurangi jumlah pengangguran,” singkatnya.
“Sedangkan Kelompok Tani yang terlibat berupa peningkatan kesejahteraan melalui pendapatan ekonomi dari hasil pejualan kopi,” ungkap Mada.
Mada pun mengutarakan masalah sosial yang berhasil diselesaikan melalui Program Kapak Prabu berupa lahirnya Peran dan Hubungan Baru dengan kegiatan Kunjungan ke kebun pilot project (3.000 orang), Lahirnya 2 lembaga baru, dan terbentuknya Kemitraan strategis.
“Berikutnya, Peningkatan Kapasitas Budidaya Kopi melalui Pelatihan pembuatan pupuk, Sosialisasi penggunaan pupuk KONTAN, dan Studi Banding ke Praktisi Kopi.”
“Terakhir, Pengembangan Aset Kelompok dengan Penanaman Tumpang Sari Karet dan Kopi Liberika pada 5 Ha lahan pertanian,” jelas Mada.
Dalam pelaksanaan Program Kapak Prabu ini, PHKT juga melibatkan stakeholder di tahapan Pelatihan dan Pendampingan yaitu Univ. Jogjakarta, Univ. Kutai Kartenegara; Promosi dan Pemasan menggandeng Malabar Mountain Java Preanger; Diseminasi Pengetahuan dan Ketrampilan yaitu Univ. Mulawarman dan NET TV.
Penghargaan yang Diraih
Program CSR PHKT telah memperoleh sejumlah apresiasi di tingkat daerah dan nasional, “Bahkan Program Kapak Prabu telah meraih Proper Emas di tahun 2021 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) setelah dua tahun sebelumnya berturut-turut meraih Proper Hijau,” ungkap Iman.
Dalam tahapan Penjurian TOP CSR Awards 2022 ini, bertindak selaku dewan juri yaitu Thendri Supriatno dan Benjamin De Haan. Turut hadir dari PHKT: Miko Asih selaku Communications Relations dan CID Zona 10; Chandra Sunaryo selaku Assist. Manager Environment Zona 10; Aziz Rahmat Pratama selaku Comdev Officer dan sejumlah karyawan lainnya dari PHKT DOBS dan DOBU (Sidik Mastrilianto, Adnan Alif, Andita Kurnia, Muthia A., Lintang dan Dita).
Penulis: Teguh IS