Jakarta, TopBusiness – Indeks harga saham gabungan atau IHSG di Bursa Efek Indonesia hingga penutupan perdagangan Selasa (02/8/2022) ini berpotensi melemah.
Dalam riset harian Samuel Sekuritas Indonesia melalui samuel.co.id, di Jakarta, memperlihatkan judul IHSG Diperkirakan Bergerak Melemah.
Bursa AS semalam ditutup melemah. DJIA -0,14%, diikuti S&P500 0,28%, dan Nasdaq 0,18%. Hal ini kemungkinan karena investor mulai mempertimbangkan lebih lanjut hasil kebijakan Fed untuk menilai apakah market rally di bulan Juni dapat bertahan. Stock futures terpantau relatif stagnan di overnight trading. Data ekonomi yang dijadwalkan rilis malam ini adalah jumlah lowongan pekerjaan (JOLTs Job Opening) bulan Juni (cons: 11 juta; prev: 11,3 juta).
Dari pasar komoditas, beberapa harga komoditas yang mengalami penurunan adalah Brent -3,9% menjadi USD100,1/bbl, batu bara 3,5% menjadi USD407,9/ton, dan CPO 5,3% ke RM 4.060,0/ton. Di sisi lain, nikel menguat (2,1%) menjadi USD24.344/ton, timah 1,8% menjadi USD2.037,3/ton, sementara itu emas agak stabil (+0,39).
Pada akhir perdagangan kemarin, IHSG ditutup naik 0,25% ke level 6.968,8. Top leading movers emiten BBCA, TLKM, ASII, sementara top lagging movers emiten GOTO, BMRI, TCPI.
Investor asing mencatatkan keseluruhan net buy Rp 902,6 miliar. Pasar reguler asing mencatatkan net buy sebesar Rp 1104,3 miliar, dan pada pasar negosiasi tercatat net sell Rp 201,7 miliar. Net buy asing tertinggi di pasar reguler dicatatkan oleh BBRI (Rp 331,8 miliar), BBCA (Rp 331,2 miliar), dan TLKM (Rp 205,9 miliar). Net sell asing tertinggi di pasar reguler dicetak oleh BMRI (Rp 70,4 miliar), BIPI (Rp 67,7 miliar), dan ADMR (Rp 37,3 miliar).
Terjadi penambahan 3.696 kasus baru COVID-19 di hari Senin (1/8) dengan positivity rate sebesar 7,1% (total kasus aktif: 47.809). Sementara itu, sebanyak 4.579 pasien sembuh dengan recovery rate sebesar 96,7%.
Pagi ini Nikkei dibuka melemah 0,95% dan Kospi 0,35%. “IHSG kami perkirakan bergerak agak melemah hari ini dengan mempertimbangkan sentimen global dan regional, sementara pasar komoditas bergerak bervariasi,” demikian tertulis.
