Jakarta, TopBusiness – Pasar modal Indonesia terus berkinerja positif hingga Agustus 2022 ini. Salah satunya dari sisi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Tercatat dalam penggalangan dana melalui IPO ini cukup banyak di tahun ini.
Hingga 10 Agustus 2022, tercatat sudah mencapai 43 perusahaan terbuka yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdiri dari berbagai sektor. Dan hingga akhir tahun, masih ada 28 calon emiten yang masuk pipeline dari BEI.
Disebutkan Iman Rachman, Direktur Utama BEI, saat ini masih ada 28 perusahaan calon emiten yang masuk pipeline BEI. “Ada 28 calon emiten yang masuk pipeline. Jadi ini sebagai usaha kita. Karena Bursa tak hanya menunggu mereka (untuk IPO), akan tetapi juga kita fasilitasi melalui IDX incubasi, bagi perusahaan yang mau IPO kami sediakan para pengajar yang bias membantu mereka,” kata Iman Rachman, di Jakarta, dikutip Kamis (11/8/2022).
Dengan hal tersebut, kata dia, pihaknya terus melakukan sosialisasi dengan membentuk satu tim sosialisasi kepada para calon-calon emiten tersebut. “Dan tentu saja, kita juga dibantu para konsultan penunjang pasar modal. Sehingga hal ini semua bisa membantu BEI dan OJK untuk lebih mudah melantai di bursa,” ujarnya.
Selain itu, dalam rangka menggenjot jumlah perusahaan untuk IPO ini, pihaknya juga menyediakan papan ekonomi untuk bagi para perusahaan-perusahaan start up. “Ini penting juga, karena ada juga perusahaan yang secara ekonomi bisnisnya itu bagus tapi secara keuangan belum untung. Perusahaan yang secara nilai pasar atau valuasinya itu bagus, Cuma belum profit. Makanya, lakukan papan ekonomi agar mereka bisa IPO,” jelas dia.
Hal ini disampaikan saat Iman saat memperingati 45 tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia yang mengusung tema “Menuju Ekonomi Stabil, Tangguh, dan Berkelanjutan”, pada 10 Agustus 2022, bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Self-Regulatory Organization (SRO) yang terdiri dari BEI, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan KSEI.
Sejauh ini, pasar modal Indonesia masih menunjukkan resiliensi yang tinggi dalam menghadapi dinamika perekonomian saat ini. Berdasar data dari BEI, sampai dengan 8 Agustus 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami peningkatan sebesar 7,68 persen pada level 7.086,849 dibandingkan dengan akhir tahun 2021.
Aktivitas perdagangan di Bursa terlihat cukup baik yang tercermin dari rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) hingga awal Agustus telah mencapai Rp15,4 triliun, dan rata-rata volume transaksi per hari telah mencapai 23,4 miliar saham. Selain itu, frekuensi transaksi harian juga telah mencapai 1,3 juta kali atau meningkat sebesar lebih dari 6,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari sisi pencatatan efek sampai dengan 8 Agustus 2022, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil menorehkan 38 pencatatan efek saham, 6 obligasi baru, dan 1 Exchange-Traded Fund (ETF) baru sepanjang tahun 2022.
Jika dilihat dari performa sisi supply sampai dengan akhir Juni 2022, BEI mencatatkan pertumbuhan jumlah Perusahaan Tercatat tertinggi dalam 5 tahun terakhir di antara bursabursa ASEAN lainnya. Tidak hanya itu, BEI telah melampaui jumlah 800 Perusahaan Tercatat Saham yang merupakan pencapaian luar biasa bagi pasar modal Indonesia.
Minat investor untuk bertransaksi di pasar modal Indonesia juga masih terus bertumbuh. Dari sisi demand, jumlah investor pasar modal Indonesia yang tercatat pada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sampai dengan 8 Agustus 2022 mengalami peningkatan 1,88 juta investor atau 25,2 persen menjadi 9,38 juta investor untuk total investor saham, obligasi, dan reksa dana berdasarkan data Single Investor Identification (SID).
Khusus untuk investor saham, peningkatan telah terjadi sebesar 18 persen menjadi 4,07 juta investor saham. Jika dilihat komposisi investor berdasarkan aktivitas transaksi, per Juli 2022, investor ritel membukukan aktivitas transaksi yang besar, yakni mencapai 46,8 persen dari total rata-rata nilai transaksi harian. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2022 ini, aktivitas investor ritel masih mendominasi nilai transaksi. Investor syariah pun telah mencapai 112.248 investor per akhir Juli 2022. Seluruh pencapaian ini tentunya merupakan hasil dari sinergi dan kerja keras seluruh stakeholders’ pasar modal Indonesia.
FOTO: Istimewa