Jakarta, TopBusiness – Pemerintah mencanangkan peningkatan produksi minyak menjadi 1 juta barel pada tahun 2030, maka industry dalam negeri melakukan berbagai upaya serta dukungan bagi KKKS dalam rangka mencapai target produksi Migas Indonesia tersebut. Seluruh industry pemasok kebutuhan di industry migas dalam negeri pun turut memberikan dukungan penuh dan totalitas, agar target produksi migas tahun 2030 tersebut dapat tercapai dengan baik.
Salah satu perusahaan dalam negeri yang tergabung dalam industry rantai pasok untuk industri migas dalam negeri yaitu PT Bukit Baja Nusantara (BBN). Perusahaan ini memberikan dukungan penuh kepada Industri migas dalam negeri untuk berbagai kebutuhan Bolt & Nut seperti: Stud Bolt, Heavy or Hex Nut, Machine Bolt, Heavy Hex Bolt, Anchor Bolt, U-Bolt, Collar Bolt, Special Bolt, dan menerima custom produksi Bolt & Nut based on drawing dengan berbagai pilihan coating seperti : Fluorocarbon, PTFE, Cadmium, Hot Dipped Galvanized, Electrogalvanized, Xylar, dan Zinc Coating / Zinc Nickel. Seluruh produk BBN telah mengikuti standar internasional seperti ASTM , ASME, dsb. Beberapa jenis produk Bolt & Nut tersebut menggunakan Material Bahan Baku adalah Alloy Steel, Stainless Steel, Super Duplex, Inconel, Carbon Steel, dsb. Produk yang dihasilkan BBN ini telah melalui uji test standar mutu, telah di verifikasi dan di sertifikasi dalam Laboratorium Internal yang BBN miliki dan juga bisa menggunakan Lab Eksternal, dan disesuaikan sesuai standard internasional yang berlaku di seluruh pasar global.
BBN telah menjadi indusri dan pabrikan Bolt dan Nuts semenjak tahun 1995 dan hingga sekarang. Perusahaan dalam negeri ini telah melayani industri migas dengan memasok kebutuhan industri hulu migas seperti : Pertamina (baik Hulu maupun Hilir), British Petroleum (BP), Medco Energi, Petronas, , RH PetroGas, Badak LNG, ExxonMobil dan hampir sebagian besar KKKS di dalam negeri.
Produk BBN ini juga digunakan melalui EPC seperti: Rekayasa Industri, Meindo Elang Indah, Timas Suplindo, SMCC Utama Indonesia (Sumitomo Mitsui Construction), JO-RDMP (Hyundai Engineering Contruction , PP Persero & Rekind), Chiyoda Intenational Indonesia (CII).
Selain itu BBN telah menyelesaikan supply Bolt & Nut beberapa project besar milik BUMN antara lain : Meindo Elang Indah untuk Project Bukit Tua (Petronas) dan Jumelai Sisi Nubi (Pertamina Hulu Mahakam), Rekayasa Industri untuk Project Jambaran Tiung Biru (Pertamina EP Cepu), dan sedang menyesaikan project yang sedang on going yaitu salah satu Project Strategis Nasional Kilang RDMP Balikpapan RDMP-JO untuk Supply Foundation Bolt (Anchor Bolt).
Kapasitas Produksi Bolt dan Nuts yang dimiliki Pabrik BBN sebesar 5.000 ton per tahun nya, dan juga menjadi perusahaan dalam negeri yang menyerap tenaga kerja lokal di kawasan industri Jababeka kurang lebih sebanyak 150 Sumber Daya Manusia (SDM) dengan tingkat pendidikan tenaga kerja mulai dari SMK hingga sarjana Strata Satu (S1).
Ditegaskan oleh Direktur BBN, Haryono Gho, bagi Industri Hulu Migas yang dikoordinatori SKK MIGAS membangun Kapasitas Nasional ( KAPNAS) dimana dalam rangka meningkatkan kapasitas industri dalam negeri dan juga sesuai dengan kesepakatan peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sudah bisa mencapai 40%, dan untuk PT BBN telah memiliki sertifikat TKDN untuk setiap produk yang dihasilkan dengan nilai TKDN rata-rata diatas 40%.
Tentunya dengan membangun sinkronikasi, sinergy dalam membangun industri dalam negeri untuk memberikan dukungan penuh pada industri hulu migas sehingga dapat memberikan multiplier effect dan turut memberikan peran dalam mendukung target produksi migas 2030 sebesar 1 Juta Barel minyak per hari dan gas sebesar 12 BCFD per hari, tegas Haryono Gho kepada Top Business.
Lebih lanjut Haryono Gho, sangat memberikan apresiasi kepada seluruh pelaku migas di dalam Negeri yang di koordinatori oleh SKK MIGAS dalam memberikan ruang penuh bagi industri dalam negeri agar turut serta dalam memberikan suplay chain kepada seluruh pelaku hulu migas di dalam negeri, tentunya tidak hanya berhenti disitu saja, industri suplay chain dalam negeri juga diberikan kesempatan besar juga dalam memberikan keterbukaan pasar di luar negeri. Terutama industri migas yang sebagai negara-negara besar penghasil migas terbesar di Dunia. Baru-baru ini industri dalam negeri turut diajak langsung melakukan kegiatan exhibision migas di dalam negeri dan juga industri dalam negeri sebagai suplay chain pun turut serta melakukan exhibision ke luar Negeri seperti negara Malaysia dan Abu Dhabi, tegas Haryono Gho.
“untuk suplay chain di industri migas, industri dalam negeri sudah tidak diragukan lagi. Hal ini terbukti dengan keunggulan produk yang kami hasilkan banyak dipakai para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) baik itu KKKS Asing dan Dalam negeri. Bahkan tidak sedikit pula industri dalam negeri ini telah melakukan exsport produk-produknya ke luar negeri. Harapan kami sebagai salah satu pelaku industri dalam negeri ini dapat bisa bersaing di tingkat international dan pasar global apalagi dengan dukungan Kapasitas Nasional (KAPNAS) ini akan memberikan dukungan penuh agar industri dalam negeri ini bisa berbicara di pasar global, bisa menghasilkan devisa bagi negara dan juga memberikan peningkatan besar bagi kapasitas industri dalam Negeri agar bisa bersaing di pasar global, tentunya pemerintah dan seluruh stake holder harus memberikan dukungan penuh bagi industri dalam negeri”, tegas Haryono Gho.