Jakarta, TopBusiness – Sebagai perusahaan penyokong bisnis utama ketenagalistrikan di PT PLN (Persero), PT PLN Nusantara Power (NP) atau yang dulu disebut PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) senantiasa melakukan bisnis energi yang mendukung keberlanjutan. Dan hal ini pun dilakukan oleh salah satu unitnya yakni PT PLN NP UP Rembang, Jawa Tengah.
Ditilik dari profil perusahaan, PT PLN Nusantara Power UP Rembang merupakan unit pembangkitan listrik dengan kapasitas 2 x 315 MW dan menjadi penopang untuk menyalurkan pasokan listrik di wilayah Jawa, Madura dan Bali.
Perusahaan ini berlokasi di lahan seluas 54,9 Ha di Jalan Semarang-Surabaya KM 130, Desa Leran, Kec Sluke, Kab Rembang. Dengan posisi nilai asset adalah Rp9 triliun, ditopang kapasitas terpasangnya sebanyak 2×315 mega watt (MW) atau kapasitas netto-nya di angka 560 MW.
Dalam melaksanakan operasional bisnisnya, tentu saja PLN NP UP Rembang memiliki dampak yang dapat dirasakan oleh lingkungan, masyarakat sekitar, dan pemangku kepentingan lainnya. Untuk itu, pihaknya konsisten dalam menggelar program Corporate Social Responsibility (CSR) atau program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Bagi PLN NP Rembang, jajaran manajemen sangat berkomitmen tinggi dalam melaksanakan bisnis berkelanjutan. Hal ini selaras dengan Visi PLN NP sendiri. Bahwa visi PLN Nusantara Power yakni, “Menjadi Perusahaan terdepan dan terpercaya dalam bisnis energi berkelanjutan di Asia Tenggara.”
“Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masa sekarang dengan mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan hidup generasi mendatang, prinsip utamanya adalah mempertahankan kualitas hidup bagi seluruh manusia dan sumberdaya alam, pada masa kini dan pada masa depan secara berkelanjutan,” tutur Mahendra Ristanto Kurniawan selaku Manajer Keuangan & Administrasi PLN NP UP Rembang, beberapa waktu lalu.
Pernyataan Mahendra itu disampaikan di depan Dewan Juri saat mengikuti proses penjurian TOP CSR Awards 2023 yang digelar Majalah TopBusiness secara daring. Dalam penjurian kali ini, Mahendra didampaingi timnya yakni Arief Rachman Perdana selaku Assitant Manager Umum & CSR, Edi Saputra dan Vernando Pratama Putra sebagai Staff CSR.
“Dalam mengelola bisnis pembangkitan, PLN Nusantara Power menekankan bahwa energi listrik yang dihasilkan merupakan energi bersih dan berkelanjutan. Penyediaan energi berkelanjutan yang kami sediakan memiliki makna dalam, yaitu energi guna pemenuhan kebutuhan saat ini
merupakan energi yang dihasilkan tanpa mengorbankan sumberdaya alam/lingkungan dan kemampuan generasi mendatang,” tandasnya.
“Kami terus mengembangkan instrumen energi berkelanjutan melalui evolusi pembangkit konvensional (batu bara) menjadi pembangkit dengan teknologi biomasa, tenaga surya, dan ekpansi pembangkit listrik tenaga air di proyek PLN Nusantara Power terbaru,” lanjutnya.
Kata dia, PLN Nusantara Power memiliki komitmen dalam pembangunan berkelanjutan. Komitmen tersebut juga dinyatakan dalam Misi perusahaan yaitu “Menjalankan bisnis energi yang inovatif dan kolaboratif, tumbuh dan berkelanjutan, serta berwawasan lingkungan.”
Untuk itu, PLN Nusantara Power merencanakan dan merealisasi berbagai project pembangkit ramah lingkungan seperti PLTS Terapung, Co-Firing dengan Biomassa, dan lain sebagainya.
“Dan terkait hal ini, yang sudah kami lakukan di PLN NP UP Rembang ini terobosan terbarunya adalah pemanfaatan Saw Dust menjadi bahan bakar untuk co-firing (campuran bahan bakar) dengan total produksi MWh Green Biomassa sebesar 47,025.58 MWh (hingga Maret 2023),” dia menjelaskan.
Disebutkan Mahendra, untuk menciptakan bisnis energi berkelajutan, pihaknya menggelar sederet program CSR/TJSL kepada pemangku kepentngan. Dan, kata dia, salah satu bentuk rumusan dalam mengelola tanggung jawab sosial untuk mendukung strategi bisnis berkelanjutan ialah penerapan ESG & GCG.
“Poin penting yang menjadi rumusan tatakelola perusahaan yang baik tidak hanya untuk internal (karyawan) namun juga pada eksternal (masyarakat). Dengan hal ini, perusahaan dapat meningkatkan nilai kredibilitas dengan penerapan pengelolaan tanggung jawab sosial terutama dalam hal pengelolaan lingkungan dan sosial–kemasyarakatan,” ujar dia.
Tercatat, ada tiga program CSR unggulan yang digelar oleh PLN NP UP Rembang ini. Yaitu, Program Wanita Berdaya Tani, program ini mendukung pemeliharaan lingkungan hidup di sekitar area perusahaan melalui pengendalian risiko pencemaran lingkungan terutama efek GRK (Gas Rumah Kaca).
Lalu, Lentera Kisik, program ini mendukung perbaikan lingkungan hidup dengan pengelolaan wilayah pesisir dari sampah laut dan menggenjot literasi masyarakat sekitar. Dan Dewi Sri Wardani, program ini mendukung pengurangan jumlah limbah perusahaan melalui pengelolaan limbah pembakaran batu bara atau FABA (Fly Ash Bottom Ash).
Tiga Program Unggulan
Program pertama adalah, Wanita Berdaya Tani (WBT). WBT merupakan Program Pemberdayaan Masyarakat yang berfokus kepada pemberdayaan perempuan. Program ini dicetuskan untuk meningkatkan partisipasi perempuan di masyarakat agar lebih berdaya.
Program ini terdiri dari 3 kelompok yaitu KWT Larasati, KWT Melati dan KWT Srikandi. Beberapa kegiatan pemberdayaan dari program ini seperti pengelolaan demplot dan KBD pertanian, pengelolaan ternak, pengolahan produk usaha dan BU SASBLI atau Budidaya Sisa Sayur dan Buah Bikin Lingkungan Asri. BU SASBLI merupakan inovasi kegiatan kelompok dalam pemanfaatan kembali limbah sayur untuk dibudidayakan kembali.
“Tujuan Program ini bertujuan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan di dalam masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab social perusahaan kepada masyarakat,” katanya.
“Dengan beberapa menfaat antara lain, pemberdayaan yang inklusif dengan memberdayakan > 65 orang perempuan di masyarakat, adanya peningkatan penghasilan untuk anggota kelompok, kontribusi terhadap lingkungan dengan BU SASBLI membantu pengelolaan dampak risiko pencemaran lingkungan akibat GRK, dan menciptakan siklus lingkaran pangan keluarga berkelanjutan melalui BU SASBLI,” tutur dia lagi.
Adapun beberapa pencapaiannya adalah, pertama (nature), kurangi sampah sisa sayur 400 kg hingga Januari 2023 atau setara terbentuknya 760 kg gas C02-eq serta memanfaatkan 395 Kg Sampah Plastik.
Kedua (economic), kurangi angka kemiskinan di 3 Desa lokasi program WBT dengan rata-rata prosentase sebesar 3,46%, serta memiliki 20 varian produk olahan pangan dengan omset sebesar Rp274.000.000 hingga bulan Januari 2023.
Ketiga (society), membantu pengobatan anggota kelompok yang sakit, serta kas kelompok menfasilitasi pinjaman untuk modal atau dana darurat anggota. Dan keempat (wellbeing), meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Ibu-ibu anggota melalui 10 pelatihan yang diadakan untuk kelompok hingga tahun 2021.
Program ini juga memiliki aspek CSV (Create Shared Value) karena perusahaan merasakan manfaatnya dari program CSR ini. “Bagi PLN NP UP Rembang, program ini mendukung bisnis berkelanjutan karena program ini mendukung perbaikan lingkungan hidup di sekitar area perusahaan melalui pengendalian risiko pencemaran lingkungan terutama efek GRK. Kemudian mendukung penerapan ESG dan pencapaian skor GCG korporat,” kata Mahendra.
Sementara manfaat lainnya, bagi masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bagi lingkungan turut berkontribusi kepada pengurangan sisa sampah sayur di lingkungan, dan bagi pemerintah ikut membantu pemerintah dalam pengentasan kemiskinan melalui program WBT.
Program CSR kedua, Lentera Kisik. Wisata Literasi Lentera Kisik merupakan pemberdayaan masyarakat pesisir yang bertujuan untuk mengatasi masalah rendahnya kualitas literasi masyarakat terlebih lagi adanya Pandemi Covid-19 membuat adanya perubahan pola pembelajaran yang secara signifikan memengaruhi literasi di kalangan masyarakat.
Program ini memiliki beberapa kegiatan dan pelatihan seperti Taman Baca Masyarakat, Café Kisik, Sinau Bareng, Bersih Pantai, Bank Sampah, Ecobrick dan pemanfaatan PLTS untuk potensi EBT. “Program ini berhasil meningkatkan kualitas literasi yang signifikan memengaruhi kepada kualitas prestasi akademik dan non-akademis dari anak-anak wilayah binaan, kemudian program ini juga dapat mengubah kawasan pesisir kumuh menjadi kawasan wisata yang berpengaruh terhadap pendapatan kelompok,” urai dia.
“Program ini bertujuan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan di dalam masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat,” katanya.
Beberapa pencapaian dari sisi Nature, di antaranya, terlaksananya Bersih Sampah sebanyak 49 kali yang melibatkan 126 stakeholder, berhasil kurangi sampah laut sebanyak 15.300 kg, berhasil menjaga 6.000 m2 kawasan pesisir dari sampah, pemanfaatan 18,6 Ton FABA untuk pembangunan infrastruktur, serta berhasil memanfaatkan energi hijau sebanyak 351,4 Kwh.
Dari sisi Economic, terdapat unit bisnis Café Kisik yang memiliki pendapatan sebesar Rp130.000.000 (hingga Februari 2023), memberdayakan masyarakat rentan sebanyak 7 orang yang tidak memiliki pekerjaan, melibatkan 15 UMKM menjadi mitra kelompok, serta unit bisnis kafe berhasil memberikan kontribusi 12,73% untuk kegiatan kelompok.
Dari aspek Society, berhasil meningkatkan prestasi 37 anak baik akademik maupun nonakademik, kas kelompok dapat memberikan dana pinjaman untuk anggota, menciptakan pemberdayaan inklusif dengan memberdayakan 2 anak berkebutuhan khusus di kegiatan kelompok.
Dan aspek Wellbeing, meningkatkan kemampuan kapasitas anggota sebanyak 35 orang dengan 14 jenis pelatihan, memberikan akses literasi secara gratis kepada masyarakat, serta memiliki 2700 koleksi buku di Taman Baca Masyarakat.
“Program CSR ini ber-CSV karena PLN NP UP Rembang juga merasakan manfaatnya, yakni mendukung strategi bisnis berkelanjutan yaitu mendukung perbaikan lingkungan hidup dengan pengelolaan wilayah pesisir dari sampah laut. Sedang bagi sekitar, seperti masyarakat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menghadirkan akses literasi secara gratis dan mudah dijangkau.”
“Bagi lingkungan, menjaga kawasan pesisir dari sampah laut dan memberikan kawasan ruang terbuka hijau, serta bagi pemerintah membantu pemerintah dalam pengentasan kemiskinan melalui program Lentera Kisik,” paparnya.
Program CSR ketiga adalah Desa Sri Wardani (Desa Wisata Sendangasri dan Wanita Berdaya Tani Bersinergi). Program ini merupakan integrasi dua program binaan CSR PT PLN Nusantara Power UP Rembang. Budaya lokal dan pertanian di Desa Sendangasri menjadi dua hal yang saling melengkapi. Sehingga banyak masyarakat yang menggantungkan kehidupannya pada potensi tersebut.
Dengan integrasi program Dewi Sri Wardani ini menjadi wadah untuk memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan pertanian dan pengembangan budaya lokal. Kegiatan yang dijalankan bersama seperti MBAH DALANG (Pengelolaan Limbah Kandang Komunal untuk Lingkungan) merupakan pemanfaatan limbah ternak menjadi produk bernilai menjadi pupuk organik dan menjadi salah satu konsep atraksi yang ditawarkan di paket desa wisata.
“Kegiatan bersama ini memberikan dampak positif untuk peningkatan pendapatan, lingkungan, dan sosial. Selain itu, dalam program intergasi ini juga menjadi perwujudan implementasi CSV melalui pemanfaatan limbah pembakaran batu bara atau FABA dari perusahaan menjadi produk bernilai guna yang bermanfaat untuk pemasukan kelompok,” tutu Mahendra.
Dengan beberapa pencapaian dari program ini, dari aspek Nature, berhasil memanfaatkan FABA untuk pengelolaan produk bernilai guna, serta melalui MBAH DALANG memanfaatkan 2.000 kg limbah ternak hingga Maret 2023 menjadi pupuk organik setara dengan mencegah terbentuknya 3.800 kg GRK.
Dari aspek economic, dengan adanya program ini manfaatnya adalah terdapat Paket Wisata yang dapat meningkatkan pendapatan kelompok, produk kelompok sebanyak 7 varian berhasil memberikan pendapatan sebesar Rp72.000.000 hingga Maret 2023, rumah Selep bantuan dari CSR berhasil menghasilkan pendapatan sebesar 7.680.000 hingga bulan Maret 2023, lalu pelatihan Seni yang diadakan oleh kelompok berhasil memberikan pendapatan sebesar Rp6.500.000 (hingga Maret 2023), berhasil memberikan tambahan pendapatan untuk pegiat seni di Desa Sendangasri, serta memberdayakan 2 masyarakat rentan dari WBT dan 5 masyarakat rentan dari DESWITA.
Lalu dari sisi society, berhasil mencipatakan pembelajaran seni yang inklusif dengan sasaran 20 anak kebutuhan khusus, serta mampu memfasilitasi pinjaman anggota dengan total asset sebesar 10.200.000 hingga Maret 2023.
“Dan dari aspek Wellbeing, berhasil memberdayakan 60 anggota kelompok, perubahan karakteristik Desa Wisata dari kurang layak menjadi Desa Wisata dengan status Desa Wisata Maju (telah dinilai oleh Kemenparekraf), terdapat 4 karya orisinal kelompok (Tari Tri Karya Boga, Lagu SEMBODO, Tari 3 warna dan wayang alang-alang) yang mendukung berkembangnya budaya local, memberikan akses hiburan gratis kepada masyarakat melalui pertunjukan seni, serta memberikan akses literasi kepada masyarakat melalui Warung Literasi,” pungkas dia.