Jakarta, TopBusiness – Indonesia berupaya mengurangi emisi karbon secara global dengan mengadopsi diversifikasi energi.
Salah satu langkah utama adalah mengurangi penggunaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan beralih ke sumber energi listrik yang ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), memanfaatkan potensi panas bumi yang melimpah di Indonesia.
Selain itu, Indonesia berkomitmen mengurangi kendaraan berbahan bakar fosil dengan memperkenalkan kendaraan listrik. Untuk menyukseskan pengembangan kendaraan listrik, maka diperlukan riset pembuatan baterai litium yang menggunakan bahan baku sumber daya litium dari alam Indonesia.
Untuk itu, menurutIka Kartika, Kepala Pusat Riset Metalurgi (PRM) BRIN, PRM-BRIN telah mengembangkan proses pengolahan litium dari sumber daya alam Indonesia sejak 2013. Yakni melibatkan survei potensi sumber daya litium, penelitian, dan pengembangan sumber daya alam litium Indonesia sebagai bahan aktif baterai litium.
Proses ini mencakup pemetaan sumber daya litium, pemilihan proses ekstraksi litium, dan peningkatan produksi litium karbonat yang berasal dari mata air panas Gunung Panjang, berlokasi dekat dengan Kawasan KST BJ Habibie, Serpong.
Hasil dari proses pemetaan potensi sumberdaya alam litium Indonesia oleh PRM – BRIN adalah ditemukan tiga kelompok sumber daya alam litium diidentifikasi: batuan sekis mika, sumber daya litium dari air laut dan limbah tambak garam, serta sumber daya litium dari air asin (brine water)yang keluar dari dalam bumi berupa sumber air panas bumi.
Proses pemetaan dilakukan di berbagai daerah di Indonesia untuk melakukan survei, termasuk Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan Pulau Bangka untuk survei batuan litium berbasis batuan sekis mika.
“Selain itu, PRM-BRIN akan berkolaborasi dengan PT Prima Tirta Tekno Solusindo (PTTS) untuk mengembangkan peralatan ‘Electric Water Treatment dan Electric Anti Scaling’ sebagai tahapan awal dalam ekstraksi litium dari brine water yang dihasilkan oleh pembangkit panas bumi,” kata dia, usai penandatanganan riset antara PRM BRIN dengan PTTS, di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (21/11/2023).
Dalam kesempatan yang sama, Kurnia Sukrisna sebagai Direktur Utama PTTS yang merupakan perusahaan berbasis teknologi menyambut gembira dengan adanya kerja sama ini.
“Visi dan misi kami menggandeng PRM-BRIN guna meningkatkan knowledge, teknologi, dan inovasi kami melalui riset-riset di bidang water treatment, termasuk pengolahan limbah, serta di bidang dan disiplin ilmu lainnya,” jelasnya.
Kerja sama riset bersama antara PRM-BRIN dengan PT PTTS ini merupakan suatu langkah awal dari serangkaian penelitian dan pengembangan yang dirinya harapkan dapat dilakukan bersama yang saling sinergi.
“Dengan menguasai riset, teknologi, dan inovasi untuk dapat meningkatkan nilai tambah limbah yang diolah. Hal tersebut selain dapat memenuhi standar baku mutu, juga memperoleh nilai tambah dari kandungan material berharga dengan nilai ekonomi tertentu,” terang Kurnia.
Kurnia juga berharap dengan kerja sama ini bisa mensinergikan semua potensi “merah-putih”, mengurangi tumpang tindih riset dan inovasi, serta bagaimana langkah komersialisasi hasil inovasi tersebut ke depannya antara PRM-BRIN dan PTTS untuk menjadi solusi bersama, yang menguntungkan secara nasional dan khususnya para pihak yang bekerja sama.