Jakarta, TopBusiness – PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (IDX: ITMG), perusahaan multi-energi Indonesia, mengumumkan bahwa pada sembilan bulan pertama tahun 2023, Perusahaan menunjukkan kinerja operasional yang optimal dengan volume produksi yang melampaui target.
“Di tengah harga batubara global dan harga jual rata-rata yang cenderung menurun serta tekanan faktor-faktor ekonomi lain, upaya ITM mengendalikan biaya produksi secara konsisten memberikan dampak penurunan pada rata-rata total biaya. Di sisi lain, ITM juga mendapatkan pengakuan atas komitmennya terhadap tata kelola Perusahaan,” demiian sebut keterangan resmi perseroan, Kamis (30/11/2023).
Pada sembilan bulan pertama tahun 2023, volume produksi ITM mencapai 13,4 juta ton, naik 9% dibandingkan tahun sebelumnya. Pencapaian ini melampaui target, didukung kondisi cuaca yang bersahabat dan manajemen operasional yang efektif.
Di tengah harga acuan batubara global yang cenderung menurun, ITM membukukan pendapatan bersih sebesar USD 1,8 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2023, dengan laba kotor sebesar USD 610 juta, dan marjin laba kotor sebesar 33%.
Rata-rata total biaya tercatat sebesar USD 83 per ton, atau lebih rendah 7% dari kurun waktu yang sama tahun lalu. Sedangkan laba bersih pada sembilan bulan pertama tahun 2023 tercatatsebesar USD 405 juta.
Dengan menerapkan manajemen kas yang berhati-hati, Perusahaan berhasil mempertahankan neraca yang sehat. Hingga akhir September 2023, total asset Perusahaan tercatat sebesar USD 2,1 miliar dengan total ekuitas sebesar USD 1,7 miliar. Sejalan dengan arus kas dan laba bersih, Perusahaan juga memiliki posisi kas dan setara kas yang solid sebesar USD 0,9 miliar. Adapun laba bersih per saham dibukukan sebesar USD 0,36 per saham.
Pada sembilan bulan pertama tahun 2023, ITM mencatat volume penjualan sebanyak 15,3 juta ton yang dipasarkan ke Tiongkok (5,4 juta ton), Indonesia (3,6 juta ton), Jepang (1,9 juta ton), Filipina (1,2 juta ton), Thailand (0,8 juta ton) dan negara-negara lain di Asia Pasifik dan Eropa.
Untuk tahun 2023, Perusahaan menargetkan volume produksi 16,9 juta ton dengan volume penjualan sebesar 21,1 juta ton. “Dari target volume penjualan tersebut, 77% harga jualnya telah ditetapkan sedangkan 23% sisanya mengacu pada indeks harga batubara,” katanya.
ITM terus mengembangkan tambang-tambang baru yang dimiliki, salah satunya adalah PT Graha Panca Karsa (GPK). Konsesi ini memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan total area seluas 5.060 hektar.
Sejak tahun lalu sampai dengan triwulan ketiga tahun 2023, GPK telah melakukan beberapa persiapan guna memulai operasi tambang di tahun depan, di antaranya pembersihan lahan dan persiapan area pelabuhan dan jalan angkut, memulai kegiatan pengeboran untuk pengambilan sampel geoteknik, melakukan desain teknik, fabrikasi dan menentukan lokasi penambangan yang potensial.
Kegiatan persiapan akan terus dilakukan hingga GPK memulai produksi batubara pada tahun 2024. “Batubara dari GPK akan meningkatkan volume produksi ITM secara keseluruhan serta memperkaya kualitas batubara yang dimiliki ITM, sehingga semakin dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang beragam,” katanya.