Jakarta, TopBusiness – Kalangan investor asal Timur Tengah berminat menjadi investor strategis PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Calon investor tersebut menginginkan porsi kepemilikan saham di BRIS sebesar 15 persen sampai 20 persen.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan minat para investor tersebut disampaikan saat pihaknya melakukan roadshow ke negara-negara Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab, Qatar dan Saudi Arabia untuk mencari investor strategis bagi BRIS.
“Dalam roadshow ini, mereka ingin masuk kalau bisa lebih dari 10 persen, tidak seperti yang kami tawarkan hanya 10 persen sampai 12 persen. Kalau bisa 15 persen sampai 20 persen” kata Erick dalam konferensi pers di Jakarta yang dikutip Rabu (20/12/2023).
Sebagai informasi, kepemilikan Bank Mandiri sebesar 51,47 persen yang disebut pemegang saham pengendali atau PSP. Lalu kepemilikan BNI 23,24 persen terhadap saham BSI, BRI sebesar 15,38 persen, dan masyarakat 9,91 persen
Selain mencari investor strategis, Kementerian BUMN sedang mendorong agar BSI memiliki lisensi penuh di Arab Saudi. Saat ini lisensi penuh sudah didapatkan BSI dari UAE. “Saya juga sedang melobi bisa gak BSI ini dapat lisensi penuh di Arab Saudi. Agar BSI yang sudah naik peringkat dan targetnya masuk 10 besar, nah ini kami coba,” ujar Erick
Kementerian BUMN terus mendorong agar persaingan industri perbankan syariah agar lebih sehat dan dapat bersaing dengan perbankan konvensional. “BSI Sudah sehat dan baik. Artinya bisa lebih sehat,” imbuhnya.
Dengan demikian, kata Erick, pemegang saham BSI seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dapat saling sharing terkait penawaran saham oleh calon investor strategis.