Jakarta, TopBusiness—Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ditutup pada Rabu, 7 Februari 2024 karena ada libur Isra Miraj 1445 H pada Kamis, 8 Februari 2024, dan cuti bersama Imlek 2024 pada Jumat, 9 Februari 2024. IHSG ditutup di level 7.235 atau turun -0,06% dalam seminggu.
Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani, menegaskan dalam keterangannya pagi ini, bahwa saat ini IHSG sedang konsolidasi dengan rentang support 7.200 dan resistance 7.280. Ia menambahkan pada minggu lalu yang berlangsung hanya dałam 3 hari perdagangan, laju IHSG tertopang 2 top gainers yakni IDX Property dan IDX Finance.
Ia menjelaskan IDX Property, naik 0,7% dalam seminggu terakhir yang disebabkan kenaikan saham CTRA sebesar 4,21% dalam seminggu terakhir dipicu oleh pencapaian rekor dengan meraih marketing sales untuk tahun 2023 sebesar Rp10,2 triliun, melampaui target sebelumnya sebesar Rp9,8 triliun.
Sementara itu, IDX Finance dalam sepekan terakhir naik sebesar 0,62% yang disebabkan kenaikan saham BMRI sebesar 3,76% dalam seminggu terakhir setelah menyampaikan laporan kinerjanya untuk tahun 2023 dan mencatatkan kenaikan laba sebesar 33,7% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kendati demikian, laju IHSG tersandera 2 top losers yakni IDX Basic Materials dan IDX Techno sehingga ditutup melemah. Ia menjelaskan sektor IDX Basic Materials melemah -3,30% selama seminggu yang disebabkan oleh pelemahan saham ANTM yang mengalami penurunan sebesar -7,6% dalam seminggu terakhir.
“Pelemahan terjadi seiring dengan harga komoditas nikel yang terus turun dalam setahun terakhir,” tandasnya.
Sementara itu, IDX Techno menurun sebesar -2,3% dalam sepekan terakhir. Disebabkan oleh penurunan saham GOTO yang turun sebesar -6,5% dalam seminggu, setelah sentimen rampungnya proses transaksi pembelian Tokopedia oleh TikTok.
Dari sisi sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG pada 5-9 Februari 2024, terang Dimas, ada pandangan The Fed terkait penurunan suku bunga, PDB Indonesia Q4 2023 dan kenaikan US Treasury Yield yang kembali di atas 4%.
Ia menjelaskan pada Senin lalu waktu setempat AS, Gubernur The Fed, Jerome Powell menyampaikan pandangan bahwa penurunan suku bunga AS masih belum dapat dilakukan pada Maret ini. Kemungkinan penurunan suku bunga dapat terjadi paling cepat di Juni 2024 ini. Hal ini membuat indeks saham mengalami pergerakan yang volatile mengingat banyak pelaku pasar yang sebelumnya berekspektasi penurunan suku bunga dapat dilakukan di Maret.
Terkait sentimen PDB Indonesia Q4 2023, jelasnya, pada Senin lalu BPS merilis data PDB Indonesia untuk kuartal terakhir 2023 dan hasilnya PDB Indonesia mencatatkan kenaikan sebesar 5,04% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya (YoY).
“Angka ini berada di atas level kuartal sebelumnya yang berada di level 4,94% sekaligus konsensus para ekonom yang berada di level 5%. Jika dilihat berdasarkan pengeluaran, pertumbuhan PDB secara YoY terbesar disumbang oleh Konsumsi LNPRT yang naik 18,11% seiring dengan pesta demokrasi atau Pemilu 2024,” terangnya.
Sementara itu terkait sentimen kenaikan US Treasury Yield yang kembali di atas 4%, pada minggu lalu terjadi kenaikan imbal hasil pada 10 Years US Treasury yang sempat berada di level 4,16%. Pergerakan yield obligasi yang berkorelasi negatif dengan indeks saham membuat volatilitas yang cukup besar terjadi di pasar saham.
“Kenaikan imbal hasil 10 years US Treasury ini terjadi setelah data ekonomi AS yang kuat setelah rilisnya data tenaga kerja AS untuk bulan Januari yakni (Non-Farm Payroll) yang tercatat sebesar 353 ribu tenaga kerja di sektor ini, atau lebih besar dari bulan sebelumnya sebesar 333 ribu. Pencapaian bulan Januari ini juga jauh melampaui konsensusnya yang hanya sebesar 180 ribu tenaga kerja.”
3 Sentimen Minggu Ini
Berbicara tentang sentimen minggu ini, Dimas menyebutkan 3 sentimen yang wajib diperhatikan para trader, yakni Pemilu 2024 Indonesia, inflasi inti tahunan AS dan musim laporan keuangan tahun 2023.
Terkait sentimen Pemilu 2024 Indonesia, terang Dimas, pada tanggal 14 Februari mendatang Indonesia akan melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara pemilu serentak. Hasil dari Pemilu ini akan berpengaruh terhadap pergerakan pasar saham, dimana apabila pemilu berjalan dengan aman dan kondusif maka akan berpengaruh positif terhadap IHSG.
Berbicara tentang sentimen inflasi inti tahunan AS, Dimas menjelaskan pada Selasa mendatang AS akan merilis data inflasi inti tahunan untuk Bulan Januari 2024. Berdasarkan konsensus, inflasi inti AS akan berada di level 3,8% dimana pada bulan sebelumnya inflasi inti AS tercatat di level 3,9%. Selama ini menjadi indikator ekonomi yakni inflasi AS selalu menjadi faktor penggerak pasar keuangan global, sehingga apabila indikator inflasi inti AS menunjukkan arah yang baik (target inflasi The Fed pada 2024 yaitu sebesar 2%), hal ini akan berkorelasi positif juga untuk indeks saham global.
Sementara terkait sentimen musim laporan keuangan tahun 2023, bulan Februari sudah memasuki musim laporan kinerja untuk setahun penuh 2023 para emiten yang ada di IHSG. Seperti diketahui BBCA, BBRI dan BMRI sudah melaporkan kinerjanya untuk 2023 dan semuanya mencatatkan pertumbuhan laba secara tahunan.
“Tinggal BBNI dariempat bank besar yang ada di Indonesia yang belum melaporkan laporan kinerjanya untuk tahun 2023 dan ada beberapa emiten lain yang masuk ke dalam top 10 market cap yang juga belum melaporkan kinerjanya 2023 seperti, TLKM, ASII, ICBP. Tentunya kinerja emiten-emiten tersebut akan berpengaruh terhadap harga sahamnya dan IHSG.”
Didasarkan pada data-data ekonomi dan sentimen di atas, Indo Premier Sekuritas merekomendasikan 3 saham untuk trading selama 4 hari perdagangan pada minggu ini karena ada libur Pemilu 2024 pada Rabu, 14 Februari 2024, yakni Buy on Breakout BRIS (Support: 2.290, Resistance: 2.700), Buy on Pullback ERAA (Support: 430, Resistance: 488) dan Buy BMRI (Support: 6.850, Resistance: 7.150).