Jakarta, TopBusiness – Dua perusahaan publik atau emiten Grup Barito Pacific, PT Barito Renewables Energy Tbk (IDX: BREN) dan Chandra Asri Petrochemical Tbk (IDX: TPIA) tahun ini menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) US$ 600 juta atau sekitar Rp 9,3 triliun.
Dalam Public Expose Insidentil beberapa pekan lalu, Direktur Chandra Asri, Suryandi, memaparkan bahwa anggaran belanja modal emiten berkode TPIA itu mencapai US$ 400 juta.
“Sebagian besar capex dianggarkan untuk pembangunan pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC),” ujar Suryandi dalam keterangannya, Selasa (13/2/2024).
Barito Pacific merupakan kelompok usaha milik salah satu orang terkaya di Indonesia, Prajogo Pangestu.
Sementara itu, Direktur dan Corporate Secretary PT Barito Renewables Energy, Merly mengatakan, anggaran belanja modal konsolidasi BREN tahun 2024 ada di kisaran US$ 150-200 juta.
Menurutnya, capex tersebut akan digunakan untuk operational dan maintenance, kegiatan pengeboran anak usaha, serta pengembangan bisnis anak usaha. “Dana tersebut berasal kas operasional perusahaan serta pembiayaan pihak ketiga,” kata Merly.
Diketahui, saat ini Grup Barito Pacific sedang melakukan pengembangan bisnis dan ekspansi besar-besaran.
Emiten di bidang petrokimia, TPIA misalnya, meski situasi geopolitik dan sifat industri yang cyclical memiliki pengaruh terhadap kinerja, TPIA tetap konsisten melakukan ekspansi usahanya yang agresif.
Untuk membangun pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride, TPIA bekerja sama dengan Inalum. TPIA juga mengakuisisi dua anak usaha miliki Krakatau yaitu Krakatau Water Solution dan Krakatau Chandra Energi.
Sementara itu, Barito Renewables sedang dalam proses penyelesaian serentetan akuisisi yang dilakukan oleh Barito Wind, anak usahanya yang berada di sektor energi baru terbarukan tenaga angin.
Barito Renewables dalam proses akuisisi PLTB Sidrap 1 dan PT OMI. Barito Renewables juga mengakusisi late-stage development PLTB di Lombok, Sukabumi dan Sidrap 2 bersama dengan ACEN Renewables International.