Jakarta, TopBusiness – Perumda Parkir Makassar Raya baru sekitar satu setengah tahun ini melakukan transformasi pengelolaan dan pelayanan lewat sejumlah inovasi digital yang dilakukan manajemen sejak Juli 2022.
Upaya tersebut sukses mendongkrak kinerja perusahaan serta kontribusinya terhadap pemerintah daerah dalam bentuk dividen. Pendapatan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang sahamnya dimiliki Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar ini naik dari Rp 14,6 miliar pada 2022 menjadi Rp 17 miliar pada 2023.
“Tahun 2021 dividen yang kami setorkan ke Pemkot Makassar sebesar Rp 470,9 juta, kemudian 2022 naik menjadi Rp 702 juta, dan Alhamdulillah di tahun 2023 meskipun ini baru secara internal, karena sedang dihitung oleh kantor akuntan publik, kami tutup dengan angka yang naik hampir 300 persen menjadi Rp 2 miliar,” ujar Yulianti Tomu, SE, Direktur Utama Perumda Parkir Makassar Raya dalam presentasi penjurian TOP BUMD Awards 2024 yang dilakukan secara daring, Kamis (7/3/2024).
Hadir pula dalam penjurian ini, Rizal Asyahad Rahman, SH (Direktur Umum), Cristopher Aviary, S. Sos (Direktur Operasional) dan Mu’amar Nor Asmin, SE (Direktur Keuangan & Aset).
Dalam dua tahun ke depan, Yulianti optimistis dengan transformasi digital yang dilakukan, setoran dividen Perumda Parkir Makassar Raya bisa mencapai target perusahaan Rp 2,2 miliar pada 2024 dan Rp 2,6 miliar pada 2025.
Kepada dewan juri, Yulianti menegaskan bahwa transformasi digital ini dilakukan untuk mendukung pengelolaan perusahaan secara transparan dan akuntabel baik secara internal maupun eksternal. Ini juga sejalan dengan program-program Pemerintah Kota Makassar yang mengupayakan agar semua pengelolaan layanan publik ke arah penggunaan digitalisasi.
“Jadi transformasi dari yang konvensional menuju pengelolaan yang menggunakan digitalisasi,” ujar Yulianti yang membawakan materi presentasi berjudul Transformasi Pengelolaan & Pelayanan Perumda Parkir Makassar Raya.
Salah satu inovasi digital yang dilakukan pada 2023, kata Yulianti adalah mentransformasi pengelolaan layanan dengan mengaktifkan kembali official website https://pdparkir.id. Di dalamnya tersaji informasi tentang Perumda Parkir Makassar termasuk juga laporan keuangan perusahaan. “Ini bagian dari upaya kami mengelola perusahaan secara transparan dan akuntabel,” ucapnya.
Inovasi digital lainnya, kata dia, Perumda Parkir Makassar sejak tahun 2023 menggunakan Integrated Management System yang berada di https://cms.pdparkir.id. Ini merupakan inovasi digital Perumda Parkir Makassar Raya guna melakukan modernisasi tata kelola perusahaan sehingga terwujudnya good corporate management pada perusahaan.
“Ini merupakan dasar bagi Perumda Parkir Makassar bertransformasi secara internal, sebelum kami bertransformasi secara eksternal,” kata Yulianti.
Sebelumnya, kata dia, pengelolaan parkir Perumda Parkir Makassar Raya tidak terintegrasi antarbagian satu dengan yang lain. Saat ini dengan , Integrated Management System semua bagian sudah saling terkoneksi.
“Kami juga menggunakan satu data, jadi misalnya data di keuangan ada di bagian umum, bagian pengelolaan dan bagian produksi itu semua punya satu sumber data,” tutur dia.
Menurut Yulianti, inovasi digital ini sejalan dengan kebijakan Walikota Makassar yang tahun 2024 ini mencanangkan Kota Makassar sebagai Kota Low Carbon dengan Metaverse. Dengan CMS ini, Perumda Parkir sudah mampu mengurangi penggunaan kertas atau papperless di perusahaan.
“Itu mungkin kecil dan sederhana yang bisa dilakukan di internal perusahaan, tapi itu bentuk dukungan yang bisa dilakukan untuk Pemkot Makassar dalam mewujudkan Makassar sebagai Kota Low Carbon City,” tuturnya.
Inovasi digital lainnya yang juga dilakukan pada 2023 adalah Mapping System (https://maps.pdparkir.id). Ini merupakan inovasi digital Perumda Parkir Makassar Raya dalam pengelolaan Manajemen Juru Parkir, Titik Parkir Tepi Jalan Umum, Customer Parkir Langganan Bulanan, dan Titik Parkir Komersil di Kota Makassar yang disajikan dalam bentuk Attractive Maps.
Saat ini, kata Yulianti, Perumda Parkir Makassar Raya, mengelola 4 potensi pendapatan, pertama adalah tepi jalan umum. Kedua, potensi pendapatan dari badan-badan usaha yang ada di Kota Makassar. “Kami juga mengambil tarif jasa dari kendaraan-kendaraan yang keluar masuk dari dan ke Kota Makassar untuk berniaga atau melakukan aktivitas bisnis. Itu juga potenis bisnis yang kami kelola,” tuturnya.
Terakhir adalah potensi pendapatan dari parkir insidentil. Saat ini, Kota Makassar sudah sangat maju dan dipilih sebagai kota MICE (Meeting, Incentive,Convention, and Exhibition) karena memiliki banyak sarana yang mendukung kegiatan-kegiatan besar baik yang berskala nasional maupun internasional.
Parkir Nontunai
Setelah transformasi digital sukses dilakukan secara internal pada 2023, menurut Yulianti, untuk tahun 2024 dan ke depan, pengelolaan parkir di Kota Makassar akan menuju pengelolaan parkir nontunai. Ini sebagai bentuk upaya BUMD ini mendukung transformasi pemerintah kota di bidang layanan publik .
”Kami melihat peluang ini, karena akan berdampak pada pengeloalaan bisnis Perumda Parkir yang lebih transparan dan manfaatnya juga akan dirasakan oleh masyarakat Kota Makassar,” kata dia.
Sebelum di-launching, Perumda Parkir Makassar Raya sudah melakukan identifikasi atau kajian awal (feasibity study) terkait pengelolaan parkir secara nontunai. Dari kajian awal tersebut diketahui bahwa masyarakat di Makassar setelah pandemi covid dan era new normal, pembayaran nontunai sudah semakin familiar.
“Atas dasar itulah dan juga dengan pemikiran bahwa jika pengelolaan parkir masih dilakukan secara tunai, ada potensi untuk terjadi kebocoran-kebocoran. Itu yg kami identifikasi,” kata Yulianti.
Setelah itu, menurut dia, Perumda Parkir Makassar Raya berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk dalam kajian tersebut melibatkan akademisi dari Universitas Hasanuddin dan tim ahli.
“Kami juga berkooridinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Dinas Pehubungan Kota Makassar, TNI/Polri yang punya kewenangan di bidang keamanan dan ketertiban masyarakat,” ujarnya.
Yang terpenting juga, kata dia, Perumda Parkir Makassar Raya sudah berkoorinasi dengan Bank Indonesia (BI) terkait penerapan QRIS atau sistem pembayaran nontunai. “Kami di bawah asistensi BI, sudah bertemu tahun lalu. Rencana pekan depan akan kembali bertemu untuk mendapatkan arahan apa yang bisa kami lakukan,” ucapnya.
Menurut Yulianti, progres persiapan layanan parkir nontunai saat ini sudah 70 persen. Dia optimistis tahun ini sistem parkir nontunai sudah bisa diterapkan oleh Perumda Parkir Makassar Raya.
BUMD perparkiran ini ke depan juga akan bertransformasi menjadi Badan Pengelola Parkir. Saat ini, pihaknya sudah menyiapkan perizinan dan legalitasnya. Dengan menjadi Badan Pengelola Parkir, Perumda Parkir Makassar Raya akan mampu bersaing dengan perusahaan parkir yang profesional.
“Jadi SDM kami sudah siap, secara sistem juga sudah siap, peralaatan dan seterusnya sudah siap dan pasti dukungan dari pemerintah karena kami bagian dari Pemkot Makassar,” tutur Yulianti.