Jakarta, TopBusiness—Bagi Insight Investment Management, produk reksa dana memiliki tanggung jawab sosial. Sebab, sifat reksa dana adalah kumpulan dari pemodal/investor. Dana para pemodal/investor tersebut, tidak hanya menghubungkan mereka dengan perusahaan yang membutuhkan modal.
“Reksa dana pun merupakan penghubung antara masyarakat yang memiliki modal, dengan masyarakat dan lingkungan sekitar yang membutuhkan,” kata Head of CSR Insight Investment Management, Isnaeni Setiawan, dalam presentasi untuk Dewan Juri Top CSR Awards 2024, yang digelar Majalah TopBusiness berkolaborasi dengan sejumlah lembaga (2/4/2024).
“Kami berupaya menaikkan konektivitas CSR,” Isnaeni mengimbuhkan.
Insight Investment Management punya tujuan untuk menjadi manajer invetasi yang produknya punya unsur CSR. “Jadi, kami mengajak untuk berinvestasi dan menolong masyarakat, melalui produk keuangan,” papar dia.
Dalam hal itu, Insight Investment Management menggunakan tindakan etis untuk adanya taraf hidup yang lebih baik.
Tata Kelola CSR
Dalam presentasi tersebut, Isnaeni pun menjelaskan sejumlah hal tentang tata kelola CSR di Insight Investment Management. Ia, antara lain, menjelaskan bahwa, dalam pengelolaan CSR, pihaknya punya aspek perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pelaporan/komunikasi.
Kemudian, penguatan kelembagaan pun dilakukan. Dalam hal ini, ada identifikasi dampak; pelibatan para pemangku kepentingan (stake holder); adanya peran dewan direksi dan dewan komisaris.
Bagaimana dengan skor GCG di Insight Investment Management? Isnaeni menjelaskan bahwa skor GCG pihaknya di angka 95,42%. “Ini adalah skor peringkat 1 di OJK (Otoritas Jasa Keuangan),” ia menjelaskan.
Dalam kesempatan yang sama, Head of Research Investment Insight Investment Management, Dhanang Satrio, juga menjelaskan sejumlah hal tentang CSR di manajer investasi tersebut. Sebagai contoh, Dhanang mengatakan bahwa pihaknya punya strategi bisnis berkelanjutan. Dalam hal itu, ada integrasi CSR melalui inisiatif strategi berkelanjutan, implementasi ISO 26000, dan kebijakan ESG.
Sebagai contoh, dalam produk keuangan, Insight Investment Management punya kebijakan untuk tak berinvestasi kepada industri kontroversial. Ini persisnya adalah perusahaan yang teridentifikasi melanggar hak asasi manusia (HAM) dan produknya kontrovesial.
“Hal ini paralel dengan salah satu klausa dalam ISO 26000, yakni tentang perlindungan HAM,” kata Dhanang.