Jakarta, TopBusiness—Dalam program CSR, Cirebon Power mengadopsi standar ISO 26000 dan aspek ESG (environment, social, and governance).
“Jadi, ada beberapa program CSR Cirebon Power, yang dapat menjadi contoh untuk hal tersebut,” kata Manajer CSR Cirebon Power, Hafid Saptandito, dalam presentasi untuk Dewan Juri Top CSR Awards 2024, yang digelar Majalah TopBusiness berkolaborasi dengan sejumlah lembaga (24/4/2024).
Hafid kemudian mencontohkan program CSR tersebut, yakni pemberdayaan masyarakat pesisir via kelompok nelayan Jelombang Selar (Kabupaten Cirebon). Mereka merupakan nelayan tradisional yang beraktivitas di pesisir pantai Desa Kanci.
Melalui pemetaan sosial, Hafid menjelaskan, didapatlah identifikasi permasalahan kelompok nelayan tersebut. Yaitu terbatasnya wilayah tangkapan, terjebak utang abadi ke para tengkulak, tergantung ke musim sehingga pendapatan tidak pasti, dan lain-lain.
Maka, beberapa rekomendasi program, lahir untuk kelompok nelayan tersebut. Itu adalah pengembangan koperasi simpan-pinjam warga, program pelatihan berkelanjutan, dan lain-lain.
“Dari proses tersebut, CSR kami lantas melahirkan intervensi program untuk kelompok nelayan tersebut,” papar alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Nasional (Jakarta) tersebut. Contoh intervensi program tersebut adalah: bantuan peralatan, peningkatan kapasitas kelompok, dan lain-lain.
Selang beberapa tahun, intervensi program tersebut sudah menampakkan hasil. “Di tahun 2022 dan 2023, sudah terlihat adanya kemandirian kelompok.”
Wujud nyata kemandirian kelompok tersebut adalah implementasi kios nelayan mandiri, kerjasama antar kelompok, adanya kelompok penghasil miniatur kayu/kerajinan kayu, dan lain-lain.
Sementara, dalam kesempatan yang sama, Officer CSR Cirebon Power, Yorri Harlyandra, juga menjelaskan sejumlah hal tentang CSR dan ESG di perusahaan pembangkit listrik tersebut. Yorri, antara lain, mengatakan bahwa Cirebon Power menggunakan menggunakan teknologi ramah lingkungan. Itu adalah teknologi high efficiency low emissions (HELE).
“Kami pun telah menggunakan prinsip pengadaan berkelanjutan,” Yorri menjelaskan.
Cirebon Power pun mengimplementasikan strategi pertumbuhan bisnis berkelanjutan melalui pengelolaan tanggung jawab sosial. “Jadi, kami punya strategi pengelolaan tanggung jawab sosial untuk mengelola dampak yang ditimbulkan Cirebon Power ke warga sekitar wilayah operasional,” kata dia.
Contoh untuk itu adalah program asuransi nelayan. Per tahun, ada 3.000 nelayan yang mendapatkan jaminan asuransi kecelakaan kerja dan kematian, dari Cirebon Power. Pun, ada program pembibitan mangrove, budidaya kepiting, dan lain-lain.
“Nelayan merupakan kelompok terdampak yang keberhasilannya perlu kami dorong,” kata Yorri.