Jakarta, TopBusiness – Sinar Mas Land atau PT Bumi Serpong Damai Tbk merupakan perusahaan pengembang properti di Indonesia dengan diversifikasi proyek paling beragam.
Berkantor pusat di BSD City, Kota Tangerang Selatan, Sinar Mas Land saat ini memiliki 10 ribu hektare land bank, beroperasi di 5 negara dan 26 kota.
Sinar Mas Land menjadi pengembang 4 township, 21 properti perumahan, 3 properti industri, 21 pusat ritel dan pergudangan, 18 properti komersial dan lapangan golf.
Untuk mewujudkan praktik bisnis berkelanjutan dan sesuai Sustainable Development Goals (SDG’s) No 2: Tanpa Kelaparan, Sinar Mas Land menginisiasi Kemitraan Pertanian Lokal sebagai program CSR unggulan perusahaan.
Program CSR Kemitraan Pertanian Lokal adalah program pemberdayaan masyarakat di kawasan lahan aset perusahaan melalui budidaya pertanian yang berpola kemitraan dengan petani lokal dan berorientasi pada kelestarian lingkungan (sustainable agriculture).
Program CSR tersebut lahir dari hasil mapping dan FGD (focus group discussion) yang sangat intensif dengan melibatkan stakeholder masyarakat. Konsep program ini adalah pinjam pakai lahan perusahaan oleh petani lokal secara gratis. Program kemitraan tersebut sudah berjalan tiga tahun terakhir di atas lahan seluas 166 hektare untuk pertanian dan peternakan.
“Puji syukur, seluruh rangkaian kegiatan, capacity building, dukungan tempat dan bantuan mitra ahli, program ini bisa diterima dengan baik oleh 317 petani lokal,” ujar Ega Lidya, staff of CSR Sinar Mas Land saat presentasi penjurian TOP CSR Awards 2024 yang dilakukan secara daring, Jumat (26/4/2024).
Sebaran lokasi Program Kemitraan Petani Lokal ini antara lain di Desa Rumpin, Desa Cipinang, Desa Kampung Sawah, dan Desa Tamansari. Sedangkan komoditas utama yang ditanam dalam program ini antara lain Sayuran (cabai, tomat, timun, pare, terong, kangkung, bayam), Rempah (jahe merah, lengkuas, kencur, sereh), buah (pisang, jagung, jeruk nipis, jeruk purut).
Selain itu ada umbi (singkong dan kentang), kacang-kacangan (kacang tanah, kacang panjang, kacang jepang), serta Pupuk Organik (pupuk organik cair/POC), pupuk organik nabati biopestisida, pupuk kompos.
“Kita tidak hanya mengeksekusi sendiri program ini, karena sadar limitasi kami, sehingga kami menggandeng mitra-mitra ahli di bidangnya terutama pertanian dan peternakan,” ujar Ega.
Mitra ahli yang terlibat dalam program CSR ini antara lain dari SRA Farm, KK Farm, Pemalang Agro Wangi, Digiternak, PPL Rumpin, dan Muspika Rumpin. Tugas mereka adalah memberikan masukan tentang komoditas yang cocok ditanam di daerah Rumpin yang kondisinya cukup panas.
Tidak hanya meminjamkan lahan, kata Ega, Sinar Mas Land juga membangun berbagai fasilitas bangunan baik makro maupun mikro yang tersebar dalam delapan pilar subprogram. Berbagai fasilitas yang dibangun Sinar Mas Land antara lain Rumah Bibit di Kampung Liwu, Green House di Kampung Sukamanah, Balai Pelatihan, Rumah Pupuk di Kampung Banjar Pinang, dan Sumur Bor Irigasi.
“Secara rutin kami juga mengontrol distribusi benih, memberikan peralatan., mengadakan pelatihan yang beragam mulai cara meng-handle lahan pertanian, cara budidaya pertanian, pembuatan pupuk organik, solusi menghadapi hama, perbanyakan tanaman secara vegetatif, hingga pembentukan kelompok tani yang semuanya kita dampingi,” paparnya.
Manfaat dan Dampak Program
Menurut Ega Lidya, manfaat Program Kemitraan Pertanian Lokal, antara lain untuk manfaat sosial adalah mengurangi kesenjangan, mencapai kesejahteraan, dan menguatkan jejaring sosial. Sedangkan manfaat lingkungan adalah mewujudkan lingkungan hijau melalui program pertanian ramah lingkungan (sustainable agriculture).
Dalam program ini, petani diarahkan menggunakan bahan-bahan organik untuk pupuk maupun penggunaan nonpestisida. Petani mendapat pelatihan nonpestisida seperti praktik pembuatan pupuk organik cair (POC), pupuk nabati, dan pupuk kompos. Tanaman yang dibudidayakan juga memperhatikan aksi ramah lingkungan, seperti sereh yang bisa dimanfaatkan sebagai obat pengusir hama tanaman.
Sedangkan manfaat ekonomi berupa pendapatan yang diperoleh 317 petani penerima manfaat dari hasil penjualan komoditas yang per tahunnya mencapai Rp 5,45 miliar. “Setiap petani rata-rata memperoleh pendapatan Rp 17.196.667 per tahun,” tutur Ega.
Sinar Mas Land sudah melakukan pengukuran dampak Program Kemitraan Pertanian Lokal di mana hasilnya sangat memuaskan berdasarkan skor Indeks Kepuasan Masyarakat yang mencapai 3,66 atau 91,44 persen (Sangat Baik). Demikian pula hasil pengukuran SROI (Social Return on Investment) yang mencapai 8,68 persen dan ESG Rating di angka 14,5 persen. “Pengukuran ini dilakukan oleh tim yang berbeda dengan tim yang mengeksekusi program,” kata Ega.
Meskipun Sinar Mas Land perusahaan properti, Ega memastikan bahwa Program Kemitraan Pertanian Lokal ini akan tetap berkelanjutan karena pihaknya dalam beberapa tahun ke depan belum ada agenda untuk mengembangkan lahan tersebut.
Inovasi lain yang dilakukan Sinar Mas Land ke depan adalah pembangunan Agro Eduwisata di Kecamatan Rumpin, Bogor. Berdasarkan site plan, Agro Eduwisata ini di dalamnya terdapat lahan untuk buah-buahan dan sayuran seperti kebun pisang, kebun melon, pertanian kacang tanah, kebun singkong.
Selain itu ada bangunan pusat kegiatan, edukasi interaktif baik peternakan (kambing, ayam petelur, dan kelinci) maupun edukasi pertanian (berbagai buah dan sayuran). Di dalam kawasan Agro Eduwisata ini juga terdapat fasilitas penyulingan mintak atsiri dan budidaya lebah madu.
Program CSR ini nantinya akan diintegrasikan dengan Program CSR Sinar Mas Land yang sudah berjalan saat ini yaitu Plastic to Food atau penukaran sampah plastik dengan beras dan minyak goreng.