Jakarta, TopBusiness – PT Haleyora Power berkomitmen penuh terhadap implementasi program Corporate Social Responsibilty (CSR) berbasis pada pengelolaan lingkungan (Environmental, Social, Governance/ESG) dan program keberlanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Salah satu program unggulannya yakni, Stay Green Stay Clean.
Stay Green Stay Clean merupakan program yang difokuskan perlindungan, pelestarian, pemulihan lingkungan alam demi menjaga keseimbangan sistem dan mengurangi dampak perubahan iklim.
“Inilah program yang kami jalankan sebagai program unggulan kami yang ada kaitannya dengan ESG. Namanya adalah Stay Green Stay Clean,” ungkap Aep Saepudin, Sekretaris Perusahaan PT Haleyora Power saat mengikuti wawancara penjurian TOP CSR Awards 2024 secara daring, Senin (29/4/2024).
Masih menurut Aep, program tersebut memiliki tiga tujuan utama. Pertama, Meningkatkan fungsi peran social dalam hal keikutsertaan pegawai dalam pelestarian lingkungan hidup. Kedua, Meningkatkan peran peningkatan Keamananan Lingkungan dalam meningkatkan keselamatan ketenagalistrikan. Ketiga, Turut berkontribusi meningkatkan kinerja dalam hal mengurangi denda dalam proses bisnis distribusi Haleyora Power.
““Nah ini yang ketiga ini yang bobotnya tinggi Pak,” ujar Aep saat menjelaskan tujuan program Stay Green Stay Clean secara komprehensif.
Program Stay Green Stay Clean ini, lanjut Aep, berkaitan dengan Strategi Bisnis Berkelanjutan dalam hal peningkatan Peran dan Fungsi Sosial pegawai melalui kepedulian terhadap lingkungan. Dari sisi Lingkungan, program ini membantu meningkatkan keberlangsungan pasokan listrik dengan meminimalisir gangguan eksternal seperti pohon. Dari sisi Kinerja, program ini pun membantu Perusahaan mengurangi denda yang diakibatkan dari bisnis distribusi.
“Nah program ini kenapa erat kaitannya dengan keberlanjutan bisnis karena dengan adanya (penebangan) pohon ini dapat menurunkan frekuensi gangguan listrik. Sebetulnya menarik dengan adanya program ini gangguan listrik akibat pohon jadi berkurang karena sebelumnya untuk nebang pohon agak susah,” kata Aep.
“Adanya program ini jadi lebih muda karena kita ganti pohon yang tidak bisa ditebang dengan banyak pohon lain sehingga kita bisa menebang pohon-pohon yang dekat dengan jaringan, sehingga frekuensi gangguan listrik yang tercatat 16.000 turun menjadi 13.000 atau sekitar 2.500 penurun gangguan akibat pohon, di mana mayoritas pohon itu sulit dilakukan penebangan,” imbuhnya.
Tak hanya itu, kunggulan lain dari program ini juga membawa dampak signifikan terhadap beban biaya yang diakibatkan gangguan pohon menjadi berkurang dengan nilai mencapai Rp 4 miliar. “Jadi kalau ada gangguan pohon kita kena denda, dengan adanya program ini denda dari tahun 2022 ke 2023 juga turun secara signifikan dari Rp 7 miliar menjadi Rp 2,5 miliar atau turun sebesar Rp 4,5 miliar,” tegasnya.
“Dan kami mengelurakan biaya untuk program ini sebesar Rp 369 juta dari tahun 2022 sampai dengan 2023. Memang banyak biaya yang kita keluarkan tapi impact-nya terhadap keberlanjutan bisnis dan terhadap keandalan itu sungguh luar biasa,” jelas Aep.