Jakarta, TopBusiness—Industri furnitur dalam negeri memiliki sumbangsih yang besar bagi perekonomian nasional. Pada triwulan I tahun 2024, industri furnitur berkontribusi sebesar 1,16 persen terhadap PDB (produk domestik bruto) industri pengolahan nonmigas. Adapun jumlah IKM (industri kecil dan menengah) furnitur di dalam negeri sebanyak 291,6 ribu unit usaha. Itu dengan penyerapan tenaga kerja hingga 819,8 ribu orang.
“Kinerja yang baik dan potensi yang besar tersebut, tentunya perlu didorong sehingga industri furnitur nasional terus tumbuh dan dapat mengangkat perekonomian nasional,” tegas Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian RI (IKMA Kemenperin), Reni Yanita, di Jakarta, akhir pekan kemarin.
Dirjen IKMA menambahkan, dalam mengikuti perkembangan pasar, pemahaman IKM terkait bahan baku dan desain produk juga perlu dikuasai. Hal ini karena pasar yang berbeda sering kali memiliki kebutuhan yang unik dalam hal desain produk dan jenis bahan yang digunakan.
“Dengan memperkuat pemahaman tentang bahan baku dan desain produk, IKM dapat mengembangkan kemampuan mereka untuk meningkatkan kualitas produk sehingga dapat bersaing di pasar yang semakin kompleks. Ini akan mendukung pertumbuhan bisnis dan memperluas pangsa pasar IKM,” ungkap Reni via keterangan tertulis untuk wartawan.
Menyikapi tantangan tersebut, Direktur IKM Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan Kemenperin, Yedi Sabaryadi, menyampaikan bahwa IKM furnitur sangat membutuhkan penguatan daya saing khususnya dalam peningkatan produksi dan kualitas produk. Itu terutama dalam membuat produk furnitur knock down.
“Fitur ini akan memberikan nilai tambah karena akan mempermudah pengepakan dan pengiriman, serta memiliki fitur konstruksi bongkar pasang yang mudah dalam pengaplikasiannya,” jelas Yedi.