Jakarta, TopBusiness – Memiliki pengalaman dalam transmisi gas bumi selama lebih dari dua dekade, PT Transportasi Gas Indonesia (TGI) terus mengembangkan kapasitas untuk menjadi pengangkut dan penyedia energi yang lebih ramah lingkungan.
Saat ini, TGI tidak hanya melayani kebutuhan gas bumi untuk pasar domestik, tapi juga pasar ekspor khususnya ke Singapura. Hal ini didukung oleh adanya jaringan pipa Grissik-Singapore dengan pasokan gas sebanyak 271,34 mmscfd. Sedangkan untuk dalam negeri, TGI memiliki jaringan pipa gas Grissik-Duri dengan pasokan mencapai 291,04 mmscfd.
Dengan fokus pada kontribusi positif bagi negara dan sektor energi gas, TGI juga mendukung penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) sekaligus juga untuk menghadapi tantangan seperti penurunan tarif dan volume penyaluran.
Saat ini, TGI sedang mengembangkan strategi transformasi bisnis yang fleksibel dan adaptif. Salah satunya yaitu pembangunan Mercury Removal Unit (MRU) di Pulau Pemping, Batam pada 2023 untuk meningkatkan pendapatan. MRU ini direncanakan beroperasi pada awal 2026.
“Perusahaan berkomitmen menyelesaikan pembangunan MRU ini untuk mendukung lini bisnis penyediaan fasilitas kepada pelanggan dan meningkatkan kinerja perusahaan di luar bisnis utama,” ujar Anak Agung Putu Bagus Putra, Direktur Utama TGI dalam presentasi penjurian TOP GRC Awards 2024 yang dilakukan secara daring, Kamis (9/8/2024).
Hadir dalam sesi presentasi penjurian ini, Redy Ferryanto (Komisaris Utama), Indah Pritanti (corporate secretary), Akbar Tanjung (RMCG Manager), serta Riani Puspasari (GCG Officer). Tim dari TGI membawakan materi presentasi berjudul Interkoneksi Bisnis untuk Menggapai Kesuksesan Melalui pendekatan implementasi GRC, ESG, and SDG di PT Transportasi Gas Indonesia.
Sejalan dengan upaya mendukung transisi energi pemerintah dan mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi energi fosil, kata Bagus, perseroan akan melakukan uji kelayakan bisnis pada pengembangan pabrik biomethane yang berasal dari limbah POME.
“Dengan lokasi aset pipa yang berada di sekitar perkebunan sawit di Pulau Sumatra, potensi bisnis biomethane berpotensi turut meningkatkan utilisasi pipa transmisi gas serta turut berperan mengurangi permasalahan lingkungan,” tuturnya.
Di tengah tantangan dan peluang yang terus berkembang di sektor energi Indonesia, TGI akan terus berupaya untuk menjadi mitra terpercaya bagi negara dan industri dalam memastikan pengaliran gas yang aman, andal dan berkelanjutan. “Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja kami dalam memberikan nilai tambah bagi pemerintah, pemegang saham dan masyarakat,” tuturnya.
Meskipun menghadapi tantangan, TGI tetap menunjukkan kinerja operasional dan keuangan yang solid. Tahun 2023, TGI meraih total pendapatan US$ 121,33 juta dan laba bersih US$ 53,79 miliar.
TGI memiliki target untuk mempertahankan pertumbuhan pendapatan CAGR 3 persen guna mencapai laba bersih US$ 50 juta pada 2033.
Implementasi GRC dan ESG
Untuk mendukung kinerja bisnis berkelanjutan, TGI mengimplementasikan sistem dan infrastruktur GCG (good corporate governance). Infrastuktur GCG tersebut antara lain Company Article of association, Strategic Partnership Agreement (SPA), GCG Manual, Board Manual, Anti Bribery Management System Manual, Business Ethics Violation Reporting and Handling System Procedure, Gratuity Procedure, Conflict of Interest Procedure, GCG awareness.
Selain itu ada Business Ethics Guidelines, Code of Conduct for Employee, Code of Conduct for Vendor, Supplier and Consultant, Pedoman Core Value AKHLAK, 303 Corporate Document consist of 20 Manual/ 157 Work Procedure / 126 Work Instruction, serta Sistem Information dan Aplikasi penunjang proses bisnis.
TGI sudah melakukan penilaian GCG dengan Skor Assessment sebesar 93.98 (Kategori Baik).
Selain itu, TGI meningiimplementasikan manajemen risiko yang di dalamnya mencakup tiga bidang yakni Risk Policy & Governance, Operational Risk Management, dan Project Risk Management.
Beberapa upaya yang dilakukan perusahaan terkait manajemen risiko ini antara lain perbaikan proses dan prosedur, termasuk pengembangan SOP, pelatihan karyawan dan peningkatan kesadaran, peningkatan pengawasan dan pengembangan sistem monitoring kepatuhan menggunakan konsultan hukum..
TGI juga melakukan penerapan consequnce management, termasuk di dalamnya menetapkan tindakan disipliner untuk pelanggaran kepatuhan sesuai dengan kebijakan perusahaan. Selain itu, penerapan reward atas pelaksanaan inovasi, pain poin dan upaya peningkatan yang berkesinambungan. TGI juga rutin melakukan audit di internal perusahaan.
Menurut Akbar, TGI sudah menerapkan GRC (governance, risk management, dan compliance management) terintegrasi yang menggabungkan antara GCG, manajemen risiko, dan sistem manajemen kepatuhan.
Dalam pelaksanaan manajemen risiko keproyekan, TGI menerapkan tiga lini model di mana lini pertama dilaksanakan oleh masing-masing departemen. Lini kedua dilaksanakan oleh Departemen Corporate Secretary, RMCG, Legal , dan HSSE, serta lini ketiga dilaksanakan oleh Departemen Audit Internal.
Di sisi lain, TGI juga menerapkan ESG (Environmental, Social, Governance) dan dukungan terhadap Sustainable Development Goals (SDG). Untuk yang terkait Environment, TGI melakukan Pengukuran dampak lingkungan melalui monitoring laporan RKL RPL yang masih dibawah NAB.
TGI juga melakukan konservasi SDA, melalui program rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS). Upaya lainnya adalah efisiensi energi dan pengembangan dan penggunaan EBT pada kegiatan operasi serta CSR. TGI juga mendukung keanekaragaman hayati dan perlindungan ekosistem, contoh mangrove di Pulau Batam. Upaya lainnya adalah keproyekan Mercury Removal Unit (MRU) di Pulau Batam, serta penerapan ISO 14001 – Sistem Management Lingkungan.
Terkait bidang Sosial, TGI melakulkan pemenuhan tanggung jawab terkait ketenenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan yang tertuang di Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Perusahaan juga mengeluarkan kebijakan internal dalam melaksanakan tanggung jawab di bidang ketenagakerjaan, meliputi pengembangan karier dan kompensasi dan benefit. Di samping itu, TGI melakukan pengelolaan CSR dengan merujuk kepada SDG dan ISO 26000.
Untuk governance, TGI menerapkan transparansi melalui publikasi annual report dan aktivasi media social dan website. Perusahaan juga mengeluarkan kebijakan anti korupsi yang tertuang di dalam Code of conduct dan implementasi sistem manajemen berdsarkan SMK3, ISO 9001,45001,14001,37001, 37301 serta SUPREME.
TGI juga memiliki ketersediaan LTSP sebagai dasar adanya opsi bisnis guna menjamin keberlanjutan bisnis, serta pelaksanaan studi bersama dengan stakeholder untuk pengembangan opsi bisnis terkait green energy.
Untuk mendukung penerapan GRC, TGI mengimplementasikan berbagai solusi teknologi informasi.
Keberhasilan ESGRC
Kepada dewan juri, Akbar juga menyampaikan bahwa, pelaksanaan ESG dan GRC (ESGRC) di TGI membuahkan hasil yang nyata selama periode 2023-2024. Beberapa keberhasilan itu, pertama adalah TGI dapat mencapai zero LTI -Fatality dan jam kerja aman selama 31,827,040.28 jam dalam melaksanakan operasional usaha.
Keberhasilan lainnya adalah tidak terdapatnya pencemaran lingkungan di atas ambang batas toleransi serta tercapainya penurunan target total emisi, di mana sampai 31 Desember 2023 emisi sebesar 16912,05 Ton CO2 eq atau sebesar 90,44 persen dari BAU (business as ussual) emisi tahun 2022.
Selain itu, TGI mampu menjaga kehandalan jaringan transmisi yang tercermin dari indicator gas supply & system availability yang mencatat rating 100 persen untuk seluruh indikator Gas Delivery, Pipeline, Compressor, Metering dan SCADA.
Tak hanya itu, perusahaan berhasil mempertahankan kinerja dalam prespektif keuangan dan GCG, pengelolaan pelanggan, proses internal serta pembelajaran dan pertumbuhan dalam Balanced scorecard perusahaan, serta mencapai target di atas yang ditetapkan. “Pencapaian untuk tahun 2023 adalah 104.79 persen,” kata Akbar.
Keberhasilan lainnya adalah pelaksanaan opsi bisnis yang telah dilakukan adalah penyediaan jasa filtrasi Mercury content pada gas di jalur Grissik-Singapura. Hal ini untuk menjawab kebutuhan pemenuhan regulasi pemerintah Singapura terkait ambang batas nilai merkuri pada gas alam yang disalurkan melalui pipa.