Jakarta-Thebusinessnews. Persaingan antar bank kian ketat, untuk terus menjaga berlangsungan usaha suatu bank mutlak dibutuhkan kekuatan modal. Untuk itu Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) terus mendorong bank dengan modal cekak untuk menambang modal intinya.
Menurut Kepala Departemen Pengawasan Perbankan I OJK, Aria Stiadi bahwa pihaknya mendorong bank bank BUKU I (Bank Umum Kelompok Usaha ) untuk segera menambah modal inti sehingga dapat pindah ke BUKU II.
“Caranya dengan mendorong mencari mitra strategis, penawaran saham perdana dan penawaran saham baru kalau pemiliknya tidak bisa menambah modal,” ungkap dia di Jakarta, Jumat(17/12/2016).
Dengan modal yang kuat, kata dia, bank akan memiliki daya saing untuk berkompetisi dan membangun kompetensi, sehingga bank tersebut akan terjaga keberlangsungannya. Sebab darai catatannya 48% aset perbankan nasional dikuasai oleh empat bank IV dan 82% pangsa pasar perbankan dikuasai oleh Bank BUKU III dan Bank BUKU IV.
Lebih jauh, kata dia, pada tahun 2017 mendatang sudah tidak ada lagi bank BUKU I yang berkantor pusat di Jakarta. “Bank BUKU I berkantor pusat di Jakarta tinggal satu, itu pun dalam proses Peningkatkan modal sehingga pindah ke BUKU II,” terang dia.
Untuk diketahui Bank BUKU I adalah bank dengan modal inti kurang dari Rp1 Triliun, Bank BUKU II merupakan bank dengan modal inti lebih dari Rp1 triliun hingga Rp5 Triliun, bank BUKU III merupakan bank dengan modal inti Rp5 triliun hingga Rp30 Triliun dan Bank dengan modal inti diatas Rp30 triliun tergolong bank BUKU IV.
Sementara itu untuk mendorong perbankan terus meningkatkan kinerjanya, Majalah Warta Ekonomi mengelar ‘Indonesia Best Banking Brand Award 2016’. Menurut Pimpinan Redaksi Warta Ekonomi, Muhammad Ihsan bahwa kegiatan ini dapat memotivasi perbankan di Indonesia untuk terus berinovasi sehingga tetap memiliki reputasi yang baik di mata nasabah.
Ia menjelaskan, dalam penentuan bank yang tepat sebagai kandidat pemenang, tim riset Warta Ekonomi melakukan penelusuran dengan menggunakan metode desk research. Kandidat ditentukan berdasarkan laporan tahunan dan pantauan tim riset Warta Ekonomi atas reputasi yang telah didapatkan oleh bank-bank bersangkutan. Hasil desk research kemudian menjadi bahan awal yang digunakan untuk riset kuantitatif selanjutnya.
Kriteria-kriteria yang digali dalam desk research adalah sebagai berikut:Perjalanan sejarah bank;Kinerja operasional bank;Teknologi digital bank;Reputasi produk dan layanan serta strategi yang dilakukan bank dalam usahanya meningkatkan reputasi pada 2015 hingga 2016.
Untuk mendapatkan kandidat bank yang terpilih sebagai pemenang, Warta Ekonomi melakukan serangkaian kegiatan riset kuantitatif pada 14–25 November 2016. Kegiatan riset kuantitatif dilakukan menggunakan wawancara telepon dan wawancara tatap muka dengan responden yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia.
Jumlah responden sebanyak 1.800 orang nasabah perbankan yang dipilih secara acak, dengan kriteria yaitu SES ABC berusia 20–50 tahun, memiliki produk perbankan, dan pernah merasakan layanan perbankan.(az)