
Jakarta, – Asosiasi Industri Sistem Keamanan Indonesia (AISKINDO) kembali menggelar sosialisasi pentingnya layanan teknologi keamanan kepada pemangku kepentingan dan pelaku industri sistem keamanan di Jakarta, Bandung dan Surabaya dan Medan.
Ketua AISKINDO, Stefanus Ronald Juanto menyatakan maraknya aksi kejahatan menggugah para pelaku industri sistem keamanan untuk berbuat membantu perusahaan atau instansi pemerintahan dalam meningkatkan layanan sistem keamanan dan teknologinya.
“Kami prihatin terhadap persaingan harga di industri sistem keamanan tanpa memperhatikan layanan menjadi suatu masalah besar yang di hadapi saat ini,” kata dia dalam siaran pers, Kamis(16/3/2017).
Ia memberi contoh, aksesoris CCTV seperti kabel yang digunakan pun untuk Closed Circuit Television (CCTV) kualitasnya rendah, tentu dengan harga murah, namun tidak diiringi dengan layanan yang bagus. Karenanya, Aiskindo hadir untuk menjadi wadah dalam mengklasifikasikan dan sertifikasi tentang pemasangan sistem keamanan di level tertentu.
“Tujuannya untuk meningkatkan sistem keamanan mulai dari alarm, access control, dan surveillance. Sedangkan untuk program kerja sama dengan Pemerintah,” ujar dia.
Lembaga ini, kata dia, akan berkontribusi kepada pemerintah terutama dalam pengembangan dalam system keamanan infrastruktur seperti di Pelabuhan, Bandara, Stasiun, bahkan Jalan Tol. Karena keamanan pada infrastruktur transportasi sangat kritikal untuk mencegah terorisme yang dapat mencelakai orang banyak.
Selanjutnya, industri sistem keamanan ini semakin bertumbuh semenjak kejadian Bom Bali beberapa tahun silam. Sebelum itu, kebanyakan perusahaan sistem keamanannya hanya menggunakan tenaga satuan keamanan (Satpam). Kemudian penggunaan CCTV meningkat pesat pada saat tumbuhnya Teknologi Internet, dimana para pengguna kini dapat mengakses perangkat CCTV melalui ponsel.
“Kami sadar betapa pentingnya sistem keamanan ini untuk membantu membangun Indonesia yang aman. Kami ingin mengedukasi masyarakat bahwa tugas mengamankan lingkungan bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga tugas kita bersama. Misal memasang kamera di depan rumah. Hampir semua tingkatan criminal akhirnya terungkap dari security sistem ini,” kata Dewan Penasihat AISKINDO, Darwin Lestari Tan,
Ke depannya, pihaknya akan melakukan sosialisasi ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), untuk memberikan pelatihan. Alasannya, tenaga kerja yang spesifik membidangi sistem keamanan ini masih minim. Sehingga begitu mereka lulus sekolah langsung terserap di industri sistem keamanan ini.
“Kami berpendapat bahwa tenaga di bidang security sistem ini masih minim, karena security sistem ini di Indonesia belum diakui sebagai bidang keilmuan,” kata Darwin.
Kondisi itu, kata dia, berbeda dengan di Inggris dan Australia. Di sana ada jurusan baru khusus security sistem di
luar jurusan teknik sipil. Di Indonesia belum ada tenaga khusus di bidang ini yang siap pakai. “Sekarang ini industry security sistem ini bertumbuh, tapi human resource yang capable belum banyak,”pungkas Darwin. (Juanda)